Mohon tunggu...
Laode Halaidin
Laode Halaidin Mohon Tunggu... BLOGGER -

Menulislah, karena itulah keabadian.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Tsamara Amany dan Bangkitnya Perempuan Muda dalam Politik

23 Mei 2017   18:14 Diperbarui: 24 Mei 2017   13:01 2959
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejarah perjuangan, tidak hanya diisi oleh para kaum lelaki. Sejak zaman penjajahan, para perempuan-perempuan muda juga berperan sentral dalam melahirkan perubahan sosial. Perempuan-perempuan itu, berjuang dan berpartisipasi dalam dunia pers, menjadi wartawan atau bergabung dalam organisasi-organisasi sosial maupun politik.

Keterlibatan mereka dimulai dari keresahan-keresahan terhadap keadaan bangsanya. Terutama, adanya pemberlakuan politik etis yang dilakukan pihak kolonial Belanda dalam bidang pendidikan. Kaum pribumi perempuan dimarjinalkan, dimana keseharian mereka hanya mengisi kegiatan dapur. Dalam kondisi ini, banyak perempuan yang buta huruf, tidak pandai menulis dan membaca. Mereka buta akan keadaan, dan tak tahu apa yang sedang dialami oleh bangsanya.

Tahun 1912, lahirlah organisasi perempuan pertama, yang bernama Putri Mardika. Organisasi ini didirikan oleh P.A Sabarudin, R.A Sutinah Joyopranoto, R.R Rukmini dan Sadikun Tondokukumo. Putri Mardika merupakan organisasi bagian dari Budi Utomo yang bertujuan untuk memberikan bantuan berupa bimbingan dan pengetahuan kepada perempuan-perempuan pribumi dalam menuntut pelajaran.

Kelahiran organisasi perempuan tidak hanya berhenti sampai disitu. Setelah Putri Mardika, lahirlah organisasi-organisasi sosial dan politik lainnya, yang dijadikan sebagai wadah perjuangan dalam melakukan perubahan. Selain itu, para perempuan muda juga ikut berjuang lewat pers, dengan menuangkan pemikiran lewat tulisan.

Semua itu lahir berawal dari pergumulan akan keadaan bangsa. Mereka prihatin dan resah. Mereka memasuki rimba raya kebodohan warga bangsa akibat penjajahan kolonialis. Wanita-wanita muda, kemudian membangun kepedulian terhadap kaumnya dengan mendirikan sekolah-sekolah pendidikan dan kerajinan lainnya. Mereka berpartisipasi dengan konsisten dalam memperjuangkan nilai-nilai perempuan.

Kita mengenal kegigihan Rohana Koedoes, pemimpin surat kabar Perempuan Bergerak, yang sebelumnya tahun 1919 dipimpin  oleh Parada Harahap. Perempuan Bergerak menjadi surat kabar perempuan pertama di kota Medan, sejak 1919. Apa yang menjadi tujuan surat kabar ini adalah mengangkat derajat kaum perempuan untuk berperan aktif dalam kemajuan zaman. Selain itu, surat kabar Perempuan Bergerak mendorong agar kaum perempuan untuk hidup setara, demokratis, tidak di diskriminatif dan tidak subordinatif.

Perempuan muda lainnya yang juga berjuang dalam bidang pers dan politik adalah S.K. Tarimurti. Ia adalah sosok yang melegenda dalam dunia jurnalistik Indonesia. Dengan sikap kepedulianya terhadap masyarakat, ia berani mengkritik pemerintahan kolonial Belanda dengan tulisan-tulisannya lewat berbagai majalah.

Watak keras kepala dan keberanian SK Trimurti seperti yang ditulis di Koran Suluh Indonesia, sudah terlihat sejak masih remaja. Tulisannya yang berisi tentang perjuangan dan kemerdekaan, menyebabkan ia ditangkap dan dipenjarah penjajah kolonial belanda pada tahun 1934. Tidak hanya sampai disitu, ia menjalani hidup di bui sampai tahun 1943 karena idealisme dan karya-karya jurnalistiknya.

Namun, apakah hal itu dapat membuatnya jera? Tentu tidak.

SK Tarimurti selain tetap aktif di pers, ia kemudian memilih jalur perjuangannya lewat dunia politik dan masuk sebagai kader Partindo di Bandung. Ia masuk menjadi kader Partindo bersama Wikana, Sukarni dan Asmara Hadi dibawah pimpinan Soekarno. Disnilah ia memulai aktivitas-aktivitas politiknya.

Dengan luasnya persahabat dan perkenalan sesama aktivis, ia kemudian masuk dalam Gabungan Serikat Buruh Partikelir Indonesia (GASPI), Barisan Buruh Indonesia (BBI), Buruh Wanita Indonesia, Partai Buruh Indonesia (PBI) dan juga membidani lahirnya Gerakan Wanita Indonesia Sedar (Gerwis).

Yang menjadi agenda politik SK Tarimuri menurut Noor Yanto adalah menyuarakan bahwa perempuan memiliki kepentingan dalam perjuangan anti-penjajahan. Dalam organisasi Gerwis, ia mencoba menggerakan lapisan tenaga wanita, terutama buruh dan tani untuk melepaskan diri dari perbudakan dan penindasan antar sesama manusia. Di dalam tulisan-tulisannya di Api Kartini, ia juga menyuarakan dan menuntut kesetaraan hak antara perempuan dan laki-laki.

Rangkayo Rasuna Said, juga merupakan salah satu perempuan yang berjuang lewat pers dan politik. Tahun 1935 ia pemimpin redaksi majalah Raya yang dikenal sangat radikal. Di tahun 1937 ia membuat majalah mingguan Menara Putri, yang banyak berbicara mengenai perempuan.

Noor Yanto, dalam tulisannya di Koran Suluh Indonesia mengatakan, sasaran pokok koran Menara Putri adalah ingin membangun kesadaran pergerakan antikolonialisme di tengah-tengah dada kaum perempuan. Sementara dalam politik, Rangkayo Rasuna Said bergabung di Sarekat Islam dan menjadi anggota Persatuan Muslim Indonesia.

Kehadiran perempuan dalam dunia pers dan politik pada saat itu dapat memberikan gambaran bagaimana perempuan menunjukan dirinya. Mereka tidak memilih diam dan apatis, tetapi bergerak dan melebur terhadap permasalahan bangsa.

Semua itu dapat dilihat dari gagasan dan tulisan-tulisan mereka, yang memikirkan tentang adanya sistem adat dan budaya yang mendiskriminasi. Bukan saja itu, para perempuan juga mencoba mengkritisi kebijakan-kebijakan politik kolonialis Belanda, yang seringkali mendiskreditkan warga pribumi.

Ini salah satu bukti nyata bahwa saat itu para perempuan muda hadir dalam peristiwa-peristiwa sejarah yang terjadi. Mereka terus mencoba membangun kepedulian dengan tekad untuk melakukan perubahan sosial disekelilingnya.

Lalu, bagaimana dengan keterlibatan perempuan muda saat ini, terutama di dunia politik?

Disini, saya bukan mengabaikan keterlibatan perempuan muda di dunia pers. Saat ini, ada banyak perempuan yang terlibat untuk ikut melakukan perubahan sosial melalui tulisan. Saya tidak perlu menyebutkan siapa saja, karena di media sosial internet, tulisan-tulisan mereka sangat banyak kita temukan.

Apa yang menjadi perhatian saya, mengenai keterlibatan wanita-wanita muda dalam dunia politik. Saya melihat, (meskipun belum ada data yang bisa dibuktikan) keterlibatan perempuan muda dalam politik di zaman yang serba modern ini, boleh dibilang sangat kurang. Itu terlihat, dimana kader-kader partai politik banyak diisi oleh mereka yang sudah tergolong tua. Sementara perempuan muda, sebagian hanya menyuarakan pikiran lewat media sosial, lewat layar belakang politik, bukan terjun langsung di dunia politik praktis.

Fenomena ini, tentu merupakan suatu kemunduran partisipasi perempuan dalam dunia politik. Dari hasil wawancara kecil-kecilan yang saya lakukan, biasanya perempuan tidak mau terlibat karena; pertama, kebanyakan wanita-wanita muda menganggap bahwa masuk di dunia politik bukanlah pekerjaan yang dapat menjamin masa depan. Yang kedua, dunia politik dipenuhi dengan hiruk-pikuk permainan korupsi, sehingga menyebabkan mereka apatis dan tidak mau terlibat. Ketiga, kurangnya akses wanita-wanita muda di dalam partai politik. Keempat, tidak adanya pemahaman mereka dalam dunia politik.

Namun, semua itu bukanlah kendala untuk Tsamara Amany. Ia adalah perempuan muda yang mempunyai keberanian memutuskan untuk ikut membangun kepedulian perempuan dalam dunia politik. Disalah satu wawancara dengan KBR, ia mengatakan keberhasilan suatu bangsa juga ditentukan oleh perempuan, bagaimana ia mendidik anak-anaknya. Ia melanjutkan bahwa isu perempuan akan diabaikan jika perempuan mengabaikannya. Sementara itu, hanya perempuanlah yang paling mengerti apa yang mereka mau, ungkap Tsamara.

Tsamara Amany Alatas adalah perempuan muda millenial yang memutuskan terjun ke politik praktis. Ia lahir di Jakarta pada 24 Juni 1996. Ketertarikannya dalam dunia politik, membuatnya bergabung dan menjadi ketua Dewan Pimpinan Pusat(DPP) Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Yang membuat saya terkesan adalah ketika banyak perempuan muda apatis terhadap masalah politik, ia memilih untuk menyentuh ranah itu. Bagi sebagian anak-anak muda, dunia politik sama halnya dengan jalan terjal yang sangat sulit untuk ditembus. Di dalamnya juga penuh dengan kepentingan pragmatis yang justru membawa mereka pada masalah korupsi. Idealis tergadaikan dan inilah yang dihindari oleh anak-anak muda.

Pandangan itu tentu tidak bagi Tsamara Amany. Baginya, dalam berpolitik anak-anak muda dapat melakukan cara-cara yang baik dan sehat. Jika politik dipahami sebagai panggilan, maka perempuan-perempuan muda dapat ikut melakukan perubahan sosial dikehidupan masyarakat banyak. Sikap tersebut harus terus digemahkan, agar para perempuan muda terus peduli dengan dunia politik.

Pemikiran Tsamara Amany bisa dilihat dari tulisan-tulisannya, dimedia sosial internet, blog dan sejumlah portal online. Ia seringkali menulis tentang artikel politik, serta mengutarakan pemikiran lainnya di media sosial tentang isu-isu yang sedang memanas. Ia juga selalu menyeruhkan agar para perempuan muda peduli sdan tidak memilih diam dalam melihat isu permasalahan bangsa.

Dengan itu, ia mendirikan sebuah LSM Perempuan Politik. LSM ini bertujuan untuk mengedukasi dan menyebarkan pentingnya kesadaran berpolitik bagi perempuan dan generasi millenial di Indonesia. Saya hanya mengedukasi perempuan muda agar mau terjun di politik, kata Tsamara Amany di (Kumparan. Com). LSM Perempuan Politik adalah wadah perjuangan untuk merangkul generasi-generasi muda agar memiliki kesadaran politik.

Seperti kata Tsamara Amany, semakin cepat kesadaran politik dibentuk, maka maikn cepat pula perubahan itu terbentuk. Inilah bentuk keseriusan Tsamara, menyebarkan virus itu untuk kemudian menjangkau kesadaran pemikiran anak-anak muda. Tak hanya itu, virus buah pemikiran Tsamara bisa dibaca di bukunya yang berjudul “Curhat Perempuan”.

Dilihat dari sejarah perjuangan perempuan, Tsamara Amany memang bukan sesuatu yang baru dalam membangun kepedulian terhadap kaumnya. Dulu banyak, termasuk salah satunya seperti yang saya sebutkan diatas, SK Trimurti, Rohana Koedoes, Rangkayo Rasuna Sadi dan perempuan-perempuan lainnya.

Namun, aksi Tsamara saat ini memiliki sesuatu kebaruan. Ia hendak membangkitnya semangat anak muda dan perempuan untuk masuk dalam gelanggang perpolitikan di negeri ini. Tidak hanya ingin tampil dibelakang panggung, tapi ia menginginkan agar perempuan muda tampil dimuka, masuk dipemerintahan untuk ikut terlibat dalam pengambilan keputusan.

Pengagum Jokowi dan Ahok ini, menginginkan agar ia tidak dibiarkan sendiri. Ia menginginkan agar anak muda dan perempuan ikut bersama memiliki kesadaran dan terlibat dalam memengaruhi perubahan sosial. Salah satunya, ikut masuk berpolitik di pemerintahan. Karena baginya, di salah satu wawancara dengan jurnalis Beritagar.id baru-baru ini bahwa politik bukan sesuatu yang kotor, tapi ia bisa dipakai untuk membangun jalan dan memberantas korupsi.

Ah....pemikirannya memang melampaui generasi millenial sekarang, yang hobinya cuman curhat cowok ganteng dan selfi-selfi. Mungkin pemikirannya cukup cepat berkembang karena hidup di Ibu Kota negara, dimana selama ini sudah menjadi corong perpolitikan nasional.

Saya hanya ingin dekat bersahabat dan berdiskusi banyak hal. Tapi, sayangnya ia tidak lagi lajang dan beda dukungan bola. Ia Real Madrid sementara saya fans berat Barcelona. Jika bertemu, saya khawatir kita hanya akan diskusi banyak mengenai bola, dukungan siapa yang paling hebat. Sementara ia orang hebat, bak politik kawakan. Saya akan merasa minder.

Selamat Tsamara, selamat berjuang dalam dunia politik. Alirkanlah idealisme yang kamu miliki untuk kepentingan bangsa yang lebih luas. Kamulah perempuan muda, yang hari ini mulai meletakan fondasi awal untuk kebangkitan perempuan muda dalam politik.

Kelak, sejarah akan mengukir namamu, dalam lembar keabadian. Majulah anak muda, majulah perempuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun