Â
Surabaya, 27 Agustus 2024 -- Mahasiswa Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga melaksanakan simulasi Code Blue di Rumah Sakit Universitas Airlangga. Kegiatan ini tidak hanya memenuhi persyaratan akademis, tetapi juga mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) 3, yang berfokus pada peningkatan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Simulasi ini mengangkat skenario nyata di rumah sakit, di mana seorang pasien lelaki dewasa mengalami cardiac arrest (henti jantung) di area poli rawat jalan. Simulasi ini memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa dalam menghadapi situasi darurat yang membutuhkan respon cepat dan kerjasama tim yang efektif.
Â
 Kolaborasi Tim dalam Penanganan Darurat
Simulasi Code Blue ini melibatkan dua tim utama: tim primer dan tim sekunder. Tim primer, yang terdiri dari perawat pertama yang menemukan pasien, bertugas melakukan Basic Life Support (BLS) dengan fokus pada pemberian pijatan jantung berkualitas tinggi. Langkah ini sangat penting untuk mempertahankan sirkulasi darah selama periode kritis sebelum tim sekunder tiba. Tim sekunder, yang terdiri dari tim Code Blue rumah sakit, kemudian mengambil alih untuk melaksanakan Advanced Life Support (ALS), termasuk penggunaan defibrillator dan pemberian obat-obatan darurat. Mobilisasi trolley emergency dari poli jantung oleh tim Code Blue merupakan bagian krusial dalam proses penyelamatan ini. Dengan kolaborasi yang baik dan pemahaman yang mendalam terhadap algoritma resusitasi, tim berhasil mencapai Return of Spontaneous Circulation (ROSC) pada korban.
Kaprodi Profesi Ners, Ns. Harmayetty, menekankan bahwa simulasi ini adalah bagian penting dari pendidikan di stase Gawat Darurat, Kritis, dan Bencana. "Simulasi ini memungkinkan mahasiswa memahami algoritma, dinamika, dan peran setiap anggota tim dalam situasi Code Blue," ujarnya.
Simulasi ini dipandu oleh Ns. Yogo Apriyanto, S.Kep., M.Kep., seorang Clinical Educator spesialis Keperawatan Bencana dan Code Blue. Beliau memberikan arahan langsung dan penilaian terhadap langkah-langkah yang diambil mahasiswa selama simulasi, memastikan semuanya berjalan sesuai standar praktik klinis.
Setelah simulasi, Ns. Hakim Zulkarnain, S.Kep., MSN., yang juga Penanggung Jawab Mata Kuliah (PJMK) stase Gawat Darurat, Kritis, dan Bencana, memimpin sesi debriefing. Beliau menekankan pentingnya kerjasama tim dalam keberhasilan penanganan Code Blue, serta pentingnya komunikasi yang efektif dalam situasi yang penuh tekanan.
Selain melatih keterampilan teknis, simulasi ini juga bertujuan membangun ketahanan mental dan kemampuan bekerja di bawah tekanan, yang sangat diperlukan dalam situasi darurat medis. Dengan pelatihan berkelanjutan dan simulasi yang realistis, diharapkan mahasiswa Profesi Ners Universitas Airlangga menjadi tenaga kesehatan yang kompeten dan siap menghadapi tantangan di lapangan.