Pelatihan Gawat Darurat Tingkatkan Kapasitas Relawan PMI dan PSC di Kota Mojokerto
Kota Mojokerto, 11 Mei 2024 – Bertempat di RSUD Dr. Wahidin, Kota Mojokerto dan hasil Kerjasama antara HIPGABI Provinsi Jawa Timur, Tim pengabdian masyarakat Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga, dan PPNI Kota Mojokerto, pelatihan gawat darurat dan manajemen bencana yang dilaksanakan pada Sabtu, 11 Mei 2024, berhasil memberikan dampak signifikan terhadap kapasitas para relawan PMI dan PSC Kota Mojokerto.Â
Acara ini dihadiri oleh 200 peserta yang terdiri dari relawan gawat darurat dari berbagai organisasi kemanusiaan, dengan tujuan untuk memperkuat kemampuan mereka dalam menangani berbagai situasi darurat. Pengabdian masyarakat ini disusun untuk mendukung SDGs 3 yaitu untuk meningkatkan akses pelayanan Kesehatan pada seluruh masyarakat (universal health coverage).
Pelatihan ini mencakup berbagai materi penting yang dirancang untuk meningkatkan keterampilan praktis dan pengetahuan teoritis peserta. Sesi pelatihan dimulai pukul 07.30 WIB dengan pembukaan oleh Master of Ceremony, diikuti oleh sambutan dari Ketua Pelaksana dan perwakilan dari HIPGABI Provinsi Jawa Timur.
Materi pertama disampaikan oleh Dr. Sriyono, S.Kep., Ns., M.Kep.Ns. Sp.Kep.MB, yang membahas basic life support. Dalam sesi ini, peserta mempelajari teknik penyelamatan hidup pada korban dewasa dan anak, termasuk langkah-langkah penilaian awal, kompresi dada, dan penggunaan alat bantu napas. Dr. Sriyono memberikan penjelasan mendalam dan praktis, membantu peserta meningkatkan keterampilan mereka dalam melakukan teknik-teknik penyelamatan yang esensial.
Erna Dwi Wahyuni, S.Kep., Ns., M.Kep, selanjutnya mengajarkan teknik evakuasi korban. Peserta diberikan pemahaman tentang cara memindahkan korban gawat darurat dengan aman, menggunakan tandu dan teknik angkat yang benar. Sesi ini sangat penting untuk memastikan bahwa korban dapat dipindahkan tanpa risiko cedera tambahan, serta meminimalkan dampak dari situasi darurat.
Hakim Zulkarnain, S.Kep., Ns., MSN, menyampaikan materi tentang initial assessment, mengajarkan peserta bagaimana melakukan penilaian awal dengan pendekatan ABCDE (Airway, Breathing, Circulation, Disability, Exposure). Sesi ini membantu peserta untuk lebih terampil dalam mengidentifikasi kondisi kritis dan menentukan prioritas tindakan yang tepat dalam situasi darurat.
Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan signifikan dalam pengetahuan dan keterampilan peserta. Sebelum pelatihan, skor rata-rata untuk basic life support adalah 60, evakuasi korban 55, initial assessment 58, bebat dan bidai 62, dan pertolongan pertama pada gigitan ular 57. Setelah pelatihan, skor rata-rata meningkat menjadi 90 untuk basic life support, 85 untuk evakuasi korban, 88 untuk initial assessment, 87 untuk bebat dan bidai, dan 85 untuk pertolongan pertama pada gigitan ular.Â