Mohon tunggu...
MUHAMMAD BAIHAQIHAKIM
MUHAMMAD BAIHAQIHAKIM Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

MAHASISWA YANG PINGIN SUKSES

Selanjutnya

Tutup

Games

Bahaya Kecanduan Game "Gaming Disorder" pada Kalangan Anak-anak

7 Juli 2022   19:00 Diperbarui: 7 Juli 2022   19:03 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Games. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di Era digitalisasi seperti saat ini banyak terjadi perubahan yang mana perkembangan teknologi menjadi semakin modern serta menimbulkan berbagai dampak positif maupun negatif, hal tersebut tentunya menyebabkan perubahan pola hidup dimana banyak orang sangat bergantung terhadap teknologi canggih serta modern seperti gadget atau smartphone, maupun perangkat elektronik modern lainya.

 Selain memiliki berbagai macam kegunaan atau fungsi yang membantu mempermudah pekerjaan sehari-hari, terdapat juga media hiburan seperti game yang dapat menjadi sebuah sarana dalam menghilangkan rasa jenuh. Banyak kalangan yang gemar bermain game baik dewasa, remaja, bahkan anak-anak zaman sekarang. 

Yang seharusnya anak-anak mulai menjelajah dunia luar tetapi sekarang kebanyakan dari mereka lebih senang bermain game dari pada melakukan aktivitas bermain di luar. 

Ditambah lagi dengan munculnya platform game online dan menjadi sebuah problematika dimana banyak anak-anak yang sudah kecanduan bermain game online. Kecanduan game online merupakan salah satu jenis kecanduan yang disebabkan oleh teknologi internet.

Game Disorder merupakan sebuah pola perilaku dalam bermain game yang sudah tidak terkendali sehingga dapat mengganggu minat dan aktivitas sehari-hari. Apabila hal tersebut dialami oleh kalangan anak-anak tentunya dapat memberikan efek negatif yang berhubungan dengan kesehatan, maupun gangguan pola pikir anak. Adapun tanda maupun gejala gangguan yang disebabkan oleh Game Disorder meliputi :

  1. Lebih mengutamakan bermain game daripada melakukan aktivitas lain.
  2. Terus menerus bermain game tanpa henti.
  3. Kesulitan mengatur atau mengalokasikan waktu ketika bermain game.
  4. Perubahan sikap pada anak yang susah mengontrol emosinya.
  5. Penurunan berat badan, perubahan karakteristik, kebiasaan, serta fungsi otak.

Mereka yang sudah kecanduan game akan sulit beradaptasi dengan orang lain, sehingga anak-anak yang sudah kecanduan game akan cenderung lebih introvert apabila sedang bersosialisasi dengan orang lain.

          Tentunya banyak dampak negatif yang terjadi pada anak-anak yang sudah kecanduan bermain game. Oleh karena itu terdapat beberapa cara ataupun solusi agar dapat meminimalisir ketergantungan yang dialami oleh anak-anak yakni sebagai berikut :

  1. Terapi Keluarga, Terapi keluarga untuk gaming disorder berguna untuk mengatasi masalah yang mungkin ada di rumah yang menyebabkan anak anak beralih ke video game sebagai sarana untuk bermain.
  2. Membuat batasan waktu dalam bermain game, yang mana peran orang tua dalam mengamati waktu anak-anak bermain game sangat penting karena hal tersebut dapat membantu mengurangi dampak ketergantungan.
  3. Mengganti pola bermain anak yang pada awalnya hanya bermain game saja, lalu tambahkan aktivitas bermain di luar dengan berbagai macam kegiatan bermain.

Peran orang tua sangat penting dalam mengurangi ketergantungan terhadap bermain game pada kalangan anak-anak oleh karena itu dihimbau kepada setiap orang tua agar lebih diperhatikan dan juga lebih bijaksana dalam memilih aktivitas anak-anak sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang sebagai generasi yang berkualitas dan juga sebagai harapan bangsa Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Games Selengkapnya
Lihat Games Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun