Perjalanan dari Pekanbaru. Melewati Padang Panjang. Karena menyetir sendiri, tiba pukul 12 malam saya cukup kelelahan.
Atas izin pengurus, Ketua Masjid Nurul Huda, Buya H. Sehabudin (Buya Ade) saya bermalam di penginapan masjid. Selain bisa istirahat, tentunya dapat berjamaah Subuh dan mendengarkan taushiah serta melihat ragam program dari dekat.
Inilah satu-satunya di Padang Panjang, mungkin Sumatera Barat, atau barangkali Indonesia, masjid yang buka 24 jam.
Dalam dialog dengan Buya Ade, beliau berujar, "Masjid itu tidak bisa dikelola dengan asal-asalan. Harus dimanage."
Ya, masjid bukan hanya tempat salat semata, tapi juga di dalamnya ada kajian, tempat diskusi, juga menyambung silaturahim.
Selepas makan pagi bersama Buya Ade, pagi saya pamit, pulang ke rumah dengan membawa sebuah renungan, bahwa siapa pun yang memakmurkan masjid Allah dengan profesional, maka ia akan menjadi sebuah peradaban dan tempat persinggahan orang yang ingin melihat dari dekat.
Singgahlah ke Masjid Nurul Huda. Anda akan melihat sesuatu yang berbeda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H