Mohon tunggu...
Abdul Hakim El Hamidy
Abdul Hakim El Hamidy Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Konsultan Penerbitan, Trainer, dan Motivator

Akrab disapa Aa Hakim. Adalah seorang penulis yang telah menerbitkan 30+ buku berbagai genre. Ia juga merupakan Co-Writer dan Ghost Writer dari buku "Hujan Safir", Meyda Sefira; "Gelombang Yunus" Asyirwan Yunus (Wakil Bupati Lima Puluh Kota 2010-2015); "Repihan Pendidikan", Irfendi Arbi; dan "Empat Pilar Pembangunan Kabupaten Solok". Selain menjadi penulis, penulis pendamping dan penulis bayangan, ia juga adalah trainer dan motivator yang telah berbicara pada ribuan peserta.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Bermimpi Menulis Buku

26 Juli 2022   09:16 Diperbarui: 28 Juli 2022   11:39 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat menandatangani buku Tsunami Rezeki (Sumber: Dokumen pribadi)

Selagi Bermimpi Masih Gratis

"Di zaman sekarang tidak ada yang gratis. Buang air (baca: kencing) saja bayar!" Ungkapan ini tidak sepenuhnya benar. Anda ingin membantahnya? Silakan! Namun, sebelum membantah saya ingin mengajak Anda untuk melanjutkan membaca buku ini.

Ingat, di zaman sekarang dan selanjutnya ada sesuatu yang gratis. Saya bilang gratis 100 %. Apa itu? BERMIMPI. Sekali lagi, BERMIMPI. Bermimpi itu GRATIS. Anda tidak perlu membayar pada sebuah toko atau swalayan, karena toko atau swalayan tidak memperjualbelikan mimpi. Nah, kalau memang mimpi itu gratis, kenapa Anda takut untuk bermimpi, termasuk bermimpi menjadi seorang penulis.

Pertanyaan selanjutnya, pentingkah impian bagi seorang calon penulis seperti Anda? Pengusaha sekaligus Dokter Hewan sekelas Drh. Hj. Vivin Aulia  Rahmi, pemilik DRH Tour and Travel (PT. Darul Rahmah wal Hidayah)  saja yang menurut saya sudah sukses masih punya impian.

Ia bermimpi suatu saat ingin membangun sebuah masjid yang megah di kampung halamannya, Payakumbuh, Sumatera Barat, padahal ia sudah dikarunia suami yang baik dan anak-anak yang cerdas, mobil yang mewah, dan rumah yang layak. 

Ingat, seperti apa Anda nantinya tidak ditentukan oleh keadaan Anda saat ini, tetapi lebih ditentukan oleh impian Anda saat ini. (Lagi-lagi, ini bagian dari otak kanan.)

Dengan kata lain, impian itu tidak saja penting, tetapi sangat penting! Ya iyalah. Namun, ironisnya, meski impian itu belum diperjualbelikan -- alias masih gratis, betapa banyak calon penulis yang masih enggan untuk bermimpi. Sadarlah, tanpa impian, Anda hanya akan berjalan di tempat. Dan tahukah Anda bahwa itu berarti Anda telah "berdosa" pada masa depan Anda sendiri.

Begitulah. Sedemikian mendesaknya impian, sehingga menurut saya impian itu tidak bisa didelegasikan. Selain itu, impian juga tidak boleh ditunda-tunda. Oleh karena itu, sedini mungkin, milikilah impian. Idealnya, bukan sembarang impian. Melainkan impian yang besar. Impian yang luar biasa. Impian yang dahsyat dan bahkan superdahsyat.

Oleh karena itu, jangan main-main dengan impian Anda. Perbesarlah! Perhebatlah! Berdasarkan pengalaman saya, setiap impian yang benar-benar serius dan dibatinkan suatu saat akan menjadi kenyataan.

Bermimpi Menulis Buku

Kita lanjutkan soal impian. Sekarang sudah mulai mengerucut kepada inti pembahasan. Karena kita berbicara soal menulis, maka saya sarankan Anda untuk bermimpi menjadi penulis. Katakanlah "Aku bermimpi menulis buku", "Aku ingin menjadi penulis dahsyat." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun