Mohon tunggu...
Abdul Hakim El Hamidy
Abdul Hakim El Hamidy Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Konsultan Penerbitan, Trainer, dan Motivator

Akrab disapa Aa Hakim. Adalah seorang penulis yang telah menerbitkan 30+ buku berbagai genre. Ia juga merupakan Co-Writer dan Ghost Writer dari buku "Hujan Safir", Meyda Sefira; "Gelombang Yunus" Asyirwan Yunus (Wakil Bupati Lima Puluh Kota 2010-2015); "Repihan Pendidikan", Irfendi Arbi; dan "Empat Pilar Pembangunan Kabupaten Solok". Selain menjadi penulis, penulis pendamping dan penulis bayangan, ia juga adalah trainer dan motivator yang telah berbicara pada ribuan peserta.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Bukan Pengantar, Tapi Prakata

25 Juli 2022   11:20 Diperbarui: 25 Juli 2022   11:24 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah Anda melihat di buku yang Anda baca, "Pengantar Penulis". Barangkali, Anda kerap menemukannya ya...hehehe. Bukan hanya Anda, saya pun menemukan di beberapa buku yang saya baca dan saya beli. Hehehe.

Ketika saya belum masuk di dunia editing dan dunia kepenulisan, saat membaca dua hal tersebut tidak sedikit pun saya menemukan sebuah kekeliruan. 

Namun, ketika saya telah  bergelut di dunia editing dan kepenulisan, saya baru memahami bahwa itu adalah sebuah kekeliruan. Dan saya pun ketika awal-awal menulis, pernah mengalami "kekeliruan berjamaah" ini. (Keliru, koq berjamaah? Hehehe).

Kekeliruan ini biasanya terjadi dalam aturan penulisan, terutama terjadi dalam penulisan-penulisan karya ilmiah. Beberapa institusi atau lembaga sudah menyadari kekeliruan ini, tetapi mayoritas masih menganut kesalahan yang terus terjadi. 

Dalam anatomi naskah seperti laporan, skripsi, tesis, disertasi, maupun buku selalu terdapat PENGANTAR dan PRAKATA. Pengantar dipadankan dalam bahasa Inggris dengan kata foreword dan Prakata dipadankan dalam bahasa Inggris dengan kata preface.

Umumnya para penulis Indonesia menganggap sama antara pengantar dan prakata yang jelas berbeda dalam pandangan konversi internasional. Lalu apa sih bedanya antara pengantar dan prakata? Pengantar ditulis oleh orang lain (tokoh) yang diminta penulis atau penerbit. Tokoh tersebut bisa tokoh masyarakat, pejabat, ataupun orang yang berkompeten di bidangnya. Adapun prakata ditulis oleh penulis sendiri.

Pengantar atau sering disebut Kata Pengantar berisikan komentar seseorang (tokoh) terhadap karya penulis maupun pribadi penulis. Pengantar juga dapat berisi rekomendasi untuk membaca karya penulis. Rekomendasi inilah yang kerap dikutip untuk dijadikan testimoni (endorsement) di dalam sampul buku.

Prakata berisi maksud penulis menghasilkan karyanya dan untuk siapa (pembaca sasaran) karyanya ditulis. Terkadang penulis juga dapat menyisipkan ucapan terima kasih sebelum mengakhiri prakata.

Nah, sudah tahu 'kan perbedaan antara Pengantar dan Prakata?

Mulai sekarang, jika Anda sebagai penulis dan ingin menghantarkan buku Anda, maka tulislah Prakata, bukan Pengantar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun