Mohon tunggu...
Hakim Makassar
Hakim Makassar Mohon Tunggu... -

sebagai pekerja di kantor pemerintah yang senang jalan jalan menemukan bahagia dari hal hal sederhana..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Refleksi Kecil Pelajaran tentang Nilai-nilai dari Penyelaman

13 Oktober 2014   17:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:13 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Penyunting : Suryani ‘One’ Amin)

Dari  bergelas-gelas kopi, berbatang-batang  rokok  dan sekian waktu yang saya  habiskan di warung kopi, refleksi kecil ini hadir. Beberapa teman datang dan pergi. Berganti di tiap kesempatan. Dua-tiga  diantaranya menjadi menjadi  lawan bicara yang membentuk percakapan yag berkualitas.Harus saya  akui , refleksi kecil ini hadir bukan  utuh dari pikiran saya. Dua-tiga teman menjadi bagian  penting yang mencetak hasil refleksi kecil ini. Bagian dari percakapan berkualitas di warung kopi yang saya sukai.

Usia  memang tak bisa bohong. Momen menjadi semakin tua, bikin saya semakin banyak  membaca ulang pengalaman. Tanpa bermaksud jadi sok bijak, sok tua, sok berpikir, sok menggurui. Jauh dari itu. Sekedar berbagi  sembari belajar menulis. Mohon ingatkan saya jika menjadi sok. Apalah saya  untuk jadi sok. Mohon koreksi saya kalau saya salah. Seluruh kesalahan adalah karena keterbatasan saya.

Sepersekian dari topik  obrolan warung kopi adalah tentang penyelaman. Sebagai kegiatan yang  beberapa tahun terakhir saya dan beberapa teman lakukan. Mendadak dibeberapa pertemuan di warung kopi,  kami tertarik bicara tentang pelajaran dibaliknya. Pelajaran tentang nilai-nilai yang kami petik. Bukan bicara teknis foto, alat, rencana penyelaman  berikut atau  sekedar bergunjing .

Kami tahu,   pada dasarnya nilai yang sama juga bisa didapatkan dari jenis aktivitas lain. Terutama yang berkaitan dengan petualangan alam bebas,  dilakukan secara berkelompok dan melibatkan  intensitas kedekatan dalam satu grup. Tapi, perkenankan untuk saya tuliskan. Maafkan  jika terbata-bata.

Syarat pertama dan utama  penyelaman adalah “never dive alone” . Meminimalkan risiko yang mungkin muncul adalah alasan dibaliknya. Sistem yang diberlakukan umumnya adalah buddy pair. Dua orang saling berpasangan.  Keduanya punya kewajiban yang sama untuk saling memperhatikan dan mengingatkan. Dalam kondisi darurat, buddy adalah pihak yang wajib untuk menolong. Di komunitas selam di Makassar, sistemnya lebih banyak group buddy. Secara fungsi, sama.

Meski dengan jam penyelaman yang terbatas, saya menyaksikan beberapa kasus yang mengingatkan pentingnya peran buddy.Diantaranya kasus seorang kawan yangnyaris kehabisan udara dan mendapatkanbantuan dari buddynya denganmenyerahkan selang udara cadangan,yang mengalirkan udara berbagi dari sumber tabungudara yang sama dengan buddy.

14131707162104214740
14131707162104214740

Di penyelamanlalumasih sekitar perairan Makassar,saya malahmengalami langsung kasusdimana saya membutuhkan bantuan buddy untuk melepaskantali gear yangtersangkutjaket apung. Sialnya, terjadi saat saya sudah masuk kekedalaman.Untung saja buddy saya sigap merespon sinyalyang saya sampaikan .

Di kesempatan lain, saya mengambil peran menolong buddy yang terbelit tali pancing.

1413170764928629860
1413170764928629860

Dari obrolan di warung kopi, kami juga saling berbagi cerita tentang insiden penyelaman di tempat lain yang kami dengar. Beberapa diantaranya menyuratkan fungsi  buddy.

Dari sini saya belajar tentang peran penting buddy.  Kenyamanan, bahkan secara ekstrim, nyawa kita akan saling bergantung. Karenanya  sepasang buddy diharapkan untuk  saling bisa diandalkan. Tidak hanya dalam situasi saat ada masalah dalam air. Dalam kondisi yang aman sekalipun, buddy adalah kawan berbagi yang menyenangkan. Misalnya untuk saling menunjukkan obyek-obyek menarik  yang luput dari pandangan kita. Juga akan menjadi  kawan yang menyenangkan untuk  jadi obyek foto dan membantu kebutuhan pemotretan lain. Atau sekedar bersenang-senang menikmati  keheningan,  suara gelembung  dan  gesekan  kaki katak mengayuh pelan dalam air.

Saya belajar bahwa buddy, seperti konsep  dalam dunia perkawanan. Ia ibarat sahabat yang saling terikat.  Saling membutuhkan. Ada kewajiban untuk peduli dan memberi perhatian pada kebutuhan sahabatnya.  Tidak hanya dalam kondisi suka. Namun juga saat  tersandung persoalan.

14131709021908296828
14131709021908296828

Saya juga belajar tentang kerendahan hati.  Menyelam, seperti halnya mendaki gunung  dan jenis petualangan alam lain, melibatkan interaksi dengan alam sekitar.  Semakin  dalam laut diselami, semakin tinggi gunung didaki, semakin  sadar bahwa ada kekuasaan yang maha tinggi diluar  manusia. Dengan segala penciptaanNya.  Manusia ibarat  titik kecil  tak bernilai ditengah  kebesaran alam ciptaanNya.

Seorang teman, mengaku menjadi pecandu bintang. Saat berlayar dibawah langit malam. Ia bisa tiba-tiba menjadi  cengeng  menyaksikan kerlip  bintang. Katanya, itu adalah saat dia merasa sangat tak berarti ditengah laut tak berbatas. Juga bersukur diberi  kesempatan berulang untuk menyelami lautnya.  Segala khidmat  tertuju pada kuasa tak terbatas milikNya.

Mendengarkan kawan berkisah  dan mengalami langsung tantangan-tantangan alam dalam penyelaman seperti arus dibawah dan ombak dipermukan, mengingatkan senantiasa  tentang kerendahan hati. Untuk ingat bahwa tak layak  manusia  membusung dada.

Kemudian, saya juga belajar tentang  nilai yang  lain. Perjalanan penyelaman  seringkali melibatkan lebih dari dua orang.   Untuk perjalanan penyelaman dengan  operator selam komersil, biasanya penyelam  bergabung dengan peserta lain yang sebelumnya tidak saling mengenal.  Di kondisi demikian, biasanya grup dipisahkan  berdasarkan  tingkat keahlian selam masing-masing. Satu grup kecil akan ditangani oleh satu orang  pemandu yang sekaligus berlaku sebagai buddy.  Umumnya , karena tidak  saling mengenal, tidak ada tanggung jawab kolektif diantara peserta trip.  Apalagi,  biaya yang dibayarkan biasanya sudah termasuk layanan  paripurna. Pokoknya tinggal blub blub blub.

14131709552018777463
14131709552018777463

Berbeda dengan trip non-komersil dalam satu grup  teman yang  telah saling mengenal. Biasanya jenis trip ini lebih  berkesan . Perjalanan  menuju spot   akan terasa singkat karena diisi dengan obrolan hangat lazimnya antar teman. Dalam trip non-komersil semacam ini,  segala  urusan dari persiapan hingga  paska menjadi tanggung jawab bersama.

Dari sini, saya belajar tentang kerja sama. Segala  kebutuhan sejak persiapan, hari h penyelaman dan seusainya menjadi tanggung jawab bersama. Dengan biaya yang ditanggung bersama, seluruh  peserta trip memiliki hak dan mengemban kewajiban yang sama di seluruh tahapan.

Intensitas kedekatan  dalam trip jenis ini akan dengan mudah  menunjukkan karakter masing-masing  peserta trip.  Sikap egois, enggan berbagi,  mementingkan kepentingan pribadi , meremehkan peran orang lain, merasa diri lebih dari yang lain, akan mudah tampak.

Dari sedikit pengalaman yang ada, saya menemukan kesamaan karakter pada peminat penyelaman. Umumnya lebih terbuka,  supel, suka berbagi,  dengan selera humor yang bagus, ringan tangan dan paham mengenai   konsep kerja kelompok.  Namun, sekali dua kali, saya  juga menemukan  karakter yang bertolak belakang. Seperti  jenis kawan semacam ini yang sering  membuat tidak nyaman.

Dari sini, saya belajar tentang konsep kerja kelompok  yang lebih utuh. Mengingatkan bahwa sebagai bagian dari tim,  perlu untuk sedikit menekan kenyamanan pribadi untuk kepentingan bersama. Apalagi, kita sering kali tidak bisa memilih dengan siapa kita akan melakukan perjalanan penyelaman.

Seperti hidup yang berjalan. Selama itu pelajaran demi pelajaran akan terus  bergulir. Semoga  saya  tak lupa untuk  selalu belajar.  Di warung kopi sekalipun.

~ Kado ulang tahun sederhana untuk Buddy Adi R Suyuthi . Semoga selalu sehat dan bisa terus jadi buddy ~

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun