Menurut saya dengan mengangkat pandangan minor dari segelintir orang yang disebut sebagai ulama di Iran sebagaimana yang ditunjukkan dalam cerita novel bergenre roman religi Ayat-Ayat Cinta 2 itu, penulisnya sesungguhnya telah menjatuhkan pamornya sendiri. Hal itu tampak sangat berlawanan dengan karakter yang disematkan pada sosok Fahri, seorang pengusaha sukses dan doktor dalam bidang Filologi yang mengajar di University of Edinburgh yang sangat prestisius, yang tampil dengan keluasan wawasan intelektual, modernis dan humanis itu, yang sebelumnya saya pandang mewakili diri pribadi dari sang penulis. Hal ini bagi saya sangat penting untuk diperhatikan secara kritis, karena kalau tidak ia nantinya akan dianggap sebagai sebuah kebenaran yang pasti oleh para pembaca dan penikmat novel tersebut!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H