Ini kisah mengandung hikmah.
Sangat mengharukan.
Kisah berlinang air mata.Â
Siapkan tisu saat membacanya.
Ini kisah lama tentang seorang kakek yang dijahili oleh cucunya. Saking eratnya hubungan mereka, sang cucu berani menjahili kakeknya. Pada saat sang kakek sedang tertidur pulas di ruang tamu, sang cucu iseng mengolesi ujung hidung sang kakek dengan tahi kucing. Adengannya mirip video prank. (Don't try this at home)
Ketika sang kakek bangun, ia pun terheran-heran. Tiba-tiba ia disergap oleh bau tak sedap. Segera saja ia memanggil pembantunya. Sang pembantu disuruh untuk membereskan apa saja yang ada di ruang tamu itu.
"Bereskan semuanya," perintahnya. "Tata kembali pajangan-pajangan usang itu. Lihat sudut-sudut ruangan. Sapu semua kolong kursi sampai bersih. Buang semua kotoran yang ada di ruangan ini. Ruang tamu masak bau begini..."
Sang kakek lalu masuk ke kamar tidurnya. "Kenapa kamar ini bau tahi kucing?" katanya keheranan. Ia pun memanggil pembantunya yang lain untuk membereskan kamarnya yang bau itu.
Kemudian sang kakek mengitari dapur, kamar mandi, mondar-mandir di dalam rumah, dan kemudian keluar ke teras rumah. "Rumah ini kok bau sekali," katanya. Ia pun memanggil semua anak-anaknya. "Ayo semua kerja bakti membereskan seisi rumah. Temukan biang bau tak sedap ini. Aku tak tahan baunya... Mirip bau tahi kucing."
Karena rumah sedang dibereskan, sang kakek memutuskan untuk jalan-jalan. Belum sampai keluar pagar, ia bergumam, "Tanaman-tanaman ini juga bau. Ada yang tidak beres dengan rumah ini... Mencurigakan sekali..."
Ketika ia jalan-jalan mengelilingi kompleks rumahnya, setelah kesana-kemari masuk ke jalan yang berbeda-beda, ia pun berkomentar, "Apa petugas kebersihan kompleks ini nggak becus kerja ya? masak seluruh jalanan bau begini..."
Lalu sang kakek pergi ke stasiun KRL terdekat dan ia pun mencium bau tak sedap di sana. "Stasiun KRL ini jorok sekali. Baunya seperti tahi kucing."
Saat sang kakek naik salah satu gerbong KRL, dia masih mencium bau yang sama. "Gerbong ini kayaknya perlu segera diganti... Bau sekali."
Ia pindah dari satu gerbong ke gerbong yang lain untuk sekedar memeriksa. Ia terusik dengan bau tak sedap tepat yang tajam diciumnya. Ia pun mulai jengkel dan berkata, "Siapa yang ngurusin KRL ini... Gak becus! Baunya menusuk sekali di hidung."