Mohon tunggu...
Hakim Esbe Mulyono
Hakim Esbe Mulyono Mohon Tunggu... pegawai negeri -

"Tak peduli seberapa cepat anda melangkah; jika anda salah arah, anda tetap harus kembali ke kilometer nol. Tak peduli seberapa lambat anda melangkah; jika arah anda benar, anda akan tetap sampai di tujuan." (HSBM)

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Katakan Yang Sebenarnya Tentang MLM

17 September 2016   20:56 Diperbarui: 17 September 2016   21:26 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Saat mereka bekerja di profesi lamanya mereka hanya mendapatkan pendapatan aktif (active income). Saat sang dokter sudah mendapatkan pendapatan pasif dari MLM, maka meskipun dia tidak lagi bekerja sebagai dokter, income tetap dia dapatkan dari MLM. Dokter itupun kini full time menjalankan MLM, tidak lagi harus praktek atau bekerja sebagai dokter.

Seluruh waktunya kini dikerahkan untuk mempertahankan jaringan "bisnis" MLM (para downline-nya) yang sudah besar (semakin banyak secara kuantitas) dan demi meningkatkannya lagi semakin besar (meningkatkan kualitas downline-nya). Dalam kondisi full time ini, kata kuncinya adalah seluruh waktu.

Seluruh waktu ini adalah dalam arti sebenarnya. Mereka tidak bisa lagi santai-santai menjalani hidupnya karena tanggung jawab yang semakin besar di pundak mereka. Berdasarkan prinsip duplikasi, jika mereka terlihat santai dan mengabaikan aktivitas MLM-nya maka para downline-nya akan meniru dan para downline juga akan santai menjalankan MLM. Kesibukan mereka kini bertambah, mulai dari mengisi pertemuan-pertemuan kecil atas permohonan downline-nya sampai mengisi pertemuan-pertemuan besar dalam rangka memotivasi banyak orang.

Dalam full time ini seluruh waktunya adalah untuk MLM. Dia tak bisa lagi menolak jika ada panggilan permintaan bantuan dari downline-nya meskipun itu terjadi di waktu libur mereka. Mereka mungkin akan tidur secara tidak teratur dan terus memikirkan jaringan "bisnis"-nya. Mereka terpaksa merelakan jam-jam yang seharusnya mereka gunakan untuk keluarga demi para downline-nya yang harus terus mereka bina dan jaga stamina semangatnya.

Dalam kondisi full time ini, seorang guru berhenti mengajar, seorang pelukis berhenti melukis, dan seorang penulis novel berhenti menulis. Kini mereka terjun sepenuhnya dalam aktivitas menjalankan "bisnis" MLM.

Terkadang mereka berlibur keliling dunia bersama keluarga menikmati pendapatan pasif yang mereka punya. Biasanya liburan ini adalah jadwal liburan yang dihadiahkan perusahaan MLM untuk para pelaku MLM di posisi mereka. Mereka mengatakan liburan itu sebagai representasi dari kebebasan waktu. Namun di balik semua itu, kebebasan waktu yang mereka definisikan di awal tadi tidak benar-benar terwujud dalam arti sebenarnya. Selesai liburan mereka akan kembali full time, memanfaatkan seluruh waktunya, menjalankan "bisnis" MLM.

KATAKAN YANG SEBENARNYA

Tulisan ini bersifat opini, kebenarannya relatif dan bersifat debatable. Tulisan ini tidak mengecilkan arti sebuah pekerjaan atau profesi tertentu, melainkan mengkritisi asumsi umum tentang MLM.

Tidak masalah jika seseorang menjalankan "bisnis" MLM. Yang menjadi masalah adalah jika seseorang menjalankannya dengan mengkondisikan pikiran orang lain pada suatu bayangan tentang kebebasan waktu.

Memang seorang pelaku MLM yang sukses akan punya lebih banyak pilihan dan kehidupan mereka kini mungkin lebih baik secara finansial, mereka bisa membeli apapun yang mereka inginkan, namun mereka tak bisa sepenuhnya bebas secara waktu. Jika dulu mereka menggunakan waktu untuk mendapatkan income aktif, kini waktu mereka digunakan untuk mempertahankan dan meningkatkan income pasif. Tak ada kebebasan waktu pada dua keadaan tersebut.

Jadi, kapan seseorang bebas waktu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun