Menurut Jokowi eksportir akan senang dengan melemahnya Rupiah, maka dengan itu saya akan menanyakan di mana letak kesenangannya? Saya adalah pengusaha dan juga eksportir yang akan sekedar memberi sebuah ilustrasi.
Saya mempunyai 2 pembeli luar negeri, yang pertama membeli produk saya dengan harga rupiah, sedangkan yang kedua membeli produk saya dengan harga dollar. Setahun kemarin, kedua pembeli dari luar negeri ini membayar US$100 untuk mendapatkan 10 lusin produk saya. Apa yang terjadi kini, ketika 1 USD sama dengan 13,500 IDR?
Pembeli luar negeri yang pertama memperoleh untung besar, karena ia membeli produk saya dengan harga rupiah. Akibat pelemahan rupiah, kini ia dengan 100 USD mendapatkan 13 lusin produk saya. Sedangkan saya, dengan pendapatan yang sama harus berkorban lebih banyak. Artinya, secara kuantitas ekspor saya meningkat, tetapi nilai uang yang saya terima tetap sama yaitu 100 USD untuk 13 lusin kini, dibanding 10 lusin untuk setiap 100 USD tahun lalu. Tidak ada yang menyenangkan eksportir dalam kasus ini.
Sedangkan, bagi pembeli luar negeri yang kedua, pelemahan rupiah tidak ada pengaruh baginya. Tahun lalu ia mendapatkan 10 lusin produk saya untuk setiap 100 USD yang ia bayarkan, dan karena ia membeli produk saya dengan harga USD maka tahun ini pun ia tetap mendapatkan 10 lusin produk saya untuk setiap 100 USD yang ia bayarkan. Tetapi, saya mendapatkan untung besar karena selisih kurs tahun ini dengan tahun kemarin. Kira-kira datang dari mana ya untung besar tersebut? Seperti diketahui semua bahan-bahan modal pun ikut naik, kecuali upah buruh. Nah itu dia... Sekarang saya memperoleh tambahan untung dari selisih kurs upah buruh. Bila, tahun kemarin saya menyisihkan 30 USD dari setiap pendapatan 100 USD untuk buruh saya, maka kini saya cukup menyisihkan 20 USD dari setiap 100 USD untuk bayar upah buruh.
Dan, itu kawan-kawan yang dimaksud berkah untuk pengusaha oleh presiden kita. Telah terjadi transfer kekayaan terhadap pengusaha dari kaum buruh. Kalau saya sih, walau sebagai eksportir, tidak begitu senang …
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H