Mohon tunggu...
Hakim Maulani
Hakim Maulani Mohon Tunggu... wiraswasta -

Give a man a fish, you will feed him for a day. Give a man a gun, others will feed him for a lifetime.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bahwa Sesungguhnya Kemerdekaan Itu adalah Hak Milik Setiap Manusia

17 September 2012   14:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:20 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Serial Prinsip-prinsip Ekonomi dalam Kehidupan:

1. Prinsip Hak Milik

Saya punya kisah menarik. Bukan soal penampakan. Tidak juga tentang bisikan ghaib. Perceraian artis, apalagi perampokan dan perkosaan. Tetapi kisah drama yang paling penting dan menarik di bumi milik Tuhan ini, yaitu kehidupan manusia. Hidup hingga mati. Kisah tentang tindakan manusia dalam memperjuangkan eksistensinya. Dari lahir hingga sempurna rejekinya. Dan, ilmu yang membahasnya adalah Ilmu Ekonomi. Dan apabila tidak ada aral melintang, saya akan membahas paling tidak satu prinsip ekonomi setiap minggunya. Dimulai dengan prinsip hak milik. Dengannya manusia mencoba menggapai berbagai hal dalam hidupnya.

Di hari manusia memulai kehidupannya, ia membawa sebuah hak dasar. Dan, hanya ada satu hak dasar. Hak itu adalah hak atas hidupnya. Hak-hak lainnya adalah konsekuensi dari hak dasar ini. Hak adalah sebuah prinsip moral yang menggambarkan dan mengabsahkan kemerdekaan manusia dalam melakukan tindakannya dalam konteks bermasyarakat. Ada dua pemikiran berlawanan mengenai hak-hak manusia, apakah manusia sebagai individu hak-haknya melekat pada dirinya dan penilaiannya ditentukan olehnya sendiri terbebas dari masyarakat atau komunitasnya yang dikenal dengan istilah metodologis individualisme lawan pemikiran bahwa manusia sebagai individu adalah bagian dari masyarakat atau komunitas sehingga hak-haknya diperoleh dari keanggotaannya. Sebagian orang menyatakan hak-hak manusia adalah pemberian Tuhan, sebagian lainnya menyatakan bahwa hak-hak manusia adalah pemberian masyarakat.

Dari sisi agama-agama monotheis, pemikirannya sudah jelas dan secara eksplisit tegas disampaikan pandangannya bahwa setiap manusia menjalankan dan mempertanggung jawabkan hak-haknya secara perorangan atau individu. Dosa ditanggung masing-masing adalah bahasa populernya. Setiap manusia bebas atau merdeka untuk memilih dan hanya dia seorang diri yang mempertanggung-jawabkan tindakannya di hadapan Tuhan di hari kiamat. Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak setiap manusia, bukan terbatas pada bangsa, masyarakat atau golongan. Bangsa, masyarakat atau golongan tidak dapat menyelamatkan seseorang dan orang itu tidak bisa menyalahkan mereka jika kelak Tuhan menghukum neraka atas tindakan-tindakannya yang tak bermoral. Lagipula, tidak ada wujud nyata dari bangsa, masyarakat atau golongan karena semua hanya terdiri atas sejumlah kesatuan manusia.

Dalam urusan dunia, hak adalah konsep moral yang menghubungkan kode moral seseorang dengan kode legal masyarakat, atau antara etika dan politik. Hak perorangan adalah alat untuk meletakkan masyarakat di bawah hukum moral. Pendapat bahwa “Saya bebas melakukan apa saja karena itu pilihan saya,” bukanlah sebuah prinsip moral, tetapi penyangkalan norma-norma moralitas. Sama halnya dengan, “Masyarakat dapat melakukan apa saja karena itu pilihan masyarakat,” bukanlah sebuah prinsip moral, tetapi penyangkalan norma-norma moralitas dan menghilangkan norma-norma moralitas dari persoalan masyarakat.

Konsep dari sebuah hak hanya berkenaan dengan tindakan manusia, khususnya kemerdekaan dalam bertindak. Artinya bebas dari tekanan fisik, paksaan atau campur tangan dari manusia lainnya. Jadi, hak adalah hukum moral positif atas kebebasan seseorang dalam bertindak berdasarkan penilaiannya, untuk tujuan-tujuannya, secara sukarela, bukan pilihan yang dipaksakan atas dirinya.

Hak atas hidup adalah sumber dari segala hak, dan penjawantahannya hanya pada hak milik. Tanpa hak milik, hak lainnya tidak mungkin ada. Karena manusia harus menopang hidup dengan usahanya sendiri, maka manusia yang tidak mempunyai hak atas produk (barang/jasa) yang dihasilkannya dia tidak mempunyai cara untuk menopang hidupnya. Manusia yang bekerja tetapi orang lain yang menikmati hasilnya adalah seorang budak.

Hak milik membuat ilmu ekonomi berkembang. Di setiap kegiatan manusia sepanjang hidupnya dia selalu melakukan pertukaran. Dia bisa menukarkan waktu, tenaga, uang, atau sumber daya lainnya yang terbatas dengan apa yang ia inginkan, tetapi setiap tindakannya adalah pertukaran. Pertukaran antara sesuatu yang dia miliki untuk sesuatu yang diinginkannya. Oleh karenanya, kita harus belajar untuk memperbaiki perilaku kita agar bisa mendapatkan lebih banyak dari segala hal yang kita inginkan. Inilah alasan kita belajar ilmu ekonomi.

Berlanjut…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun