Pada suatu waktu nabi Khidir a.s., gurunya nabi Musa a.s., menyeru kepada umat manusia dengan suatu peringatan. Di suatu waktu, kata beliau, semua air di dunia yang tidak disimpan secara khusus akan lenyap. Kemudian akan digantikan dengan air yang berbeda, yang akan membuat manusia menjadi gila.
Hanya satu orang yang mendengarkan arti dari nasehat ini. Ia mengambil air dan pergi ke tempat yang aman dimana ia menyimpan airnya, dan menunggu hingga air berubah karakternya.
Di hari yang ditentukan aliran sungai berhenti, sumur menjadi kering, dan seseorang tadi yang mendengar nasehat tersebut, melihat kejadian ini, pergi ke tempat perlidungannya dan meminum air yang ia cadangkan.
Ketika ia melihat, dari tempat amannya, air terjun mulai mengalir, orang ini turun bergabung dengan manusia-manusia lainnya. Dia mendapatkan bahwa mereka ini telah berpikir dan berbicara dengan cara yang berbeda sama sekali dari sebelumnya. Tetapi, mereka tidak mempunyai ingatan terhadap apa yang telah terjadi, tidak juga ingat kalau pernah diperingatkan. Bila ia mencoba berbicara dengan mereka, ia menyadari bahwa mereka berpikir bahwa ia gila, dan mereka memperlihatkan kebencian atau rasa kasihan, tetapi bukan pemahaman.
Pada awalnya, ia tidak mau meminum setetespun air baru, tetapi pergi kembali ke tempat persembunyiannya, untuk menggunakan cadangan airnya setiap hari. Sampai pada akhirnya, ia mengambil keputusan untuk meminum air baru itu karena ia tidak dapat menanggung hidup kesepian, berperilaku dan berpikir berbeda dengan manusia-manusia lainnya. Ia minum air baru itu, dan menjadi seperti yang lainnya. Kemudian ia pun lupa tentang semua air khusus yang pernah ia simpan, lantas sesama manusia mulai memandangnya sebagai seorang gila yang secara ajaib telah berubah menjadi waras.
Disalin dan diterjemahkan dari 'Tales of the Dervishes'oleh Idries Shah, 1967.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H