Mohon tunggu...
Hakim Maulani
Hakim Maulani Mohon Tunggu... wiraswasta -

Give a man a fish, you will feed him for a day. Give a man a gun, others will feed him for a lifetime.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Libya: “Kemenangan” Itu Sekarang Terlihat Sebagai Kekalahan (dan Penipuan)

24 Agustus 2011   01:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:31 2277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_131194" align="aligncenter" width="640" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption] CNN sekarang menyadari bahwa mereka mempunyai masalah kredibilitas ketika kini tipu-daya berita Tripoli telah terekspos dan mereka sibuk menarik kembali pernyataannya. Kini, Fox News membilangkan kepada pemirsanya untuk memperlakukan setiap pernyataan mereka mengenai Tripoli sejak hari minggu, menggunakan istilah mereka, dengan "grain of salt", atau diterjemahkan untuk tidak menelannya secara harafiah, atau diterima dengan skeptisme. LOL. Begitu juga dengan MSM Barat lainnya sibuk mencari alasan. Belum pernah terjadi sebuah peristiwa yang diberitakan berubah haluan begitu cepat. Secara serentak mereka mengatakan bahwa keadaan di Tripoli sekarang, menggunakan bahasa mereka, dalam kondisi "FLUID", kalau diterjemahkan ke dalam bahasa copet di ciputat, "weleh ketahuan, terpaksa balikin neh". Betul. Tipu daya yang mereka laporkan telah terekspos, kini mereka harus mencari cara memutarbalikkan pernyataan-pernyataan mereka sebelumnya. Terang seterang benderang bahwa kaum pemberontak tidak mengendalikan atau menguasai apapun. Tampaknya, semua klaim kaum pemberontak yang diwartakan dengan terengah-engah hanyalah sesuatu yang "diyakini" kaum pemberontak (khayalan yang mereka kira tidak akan terekspos begitu cepat) bukan dengan apa yang terjadi faktual. Sekarang, mereka menugaskan para jurnalisnya untuk memperbantahkan klaim kaum pemberontak mengendalikan 85% kota Tripoli. Lihat para jurnalis CNN yang mencoba menerangkan kepada pemirsanya, yang kebanyakan dari mereka kurang mampu berpikir, bahwa alasan CNN melaporkan satu sisi propaganda tanpa konfirmasi adalah karena kendala komunikasi. Sebenarnya, soal yang satu ini, melaporkan hanya dari satu sisi saja, mereka mempunyai banyak pengalaman. Tetapi, kali ini tidak berhasil. Perlu latihan lagi... Kemudian, hampir saja saya periksa mata ketika naratif di teks berjalannya CNN berubah dari "rebels capture Saif" menjadi "Saif talks to CNN" dalam rentang waktu yang begitu cepat. Hah... Yang mengesankan lagi adalah sesudah 3 hari bertempur di kota, yang seharusnya sudah mereka kuasai 2 hari yang lalu, mereka merayakan "kemenangan" di atas puing-puing bekas pengeboman NATO selama 6 bulan. Dan, untuk kemenangan ini tidak ada satu jenderal NATO pun yang berani keluar untuk jumpa pers. Semua bersembunyi, dan mewakilkannya ke seorang perempuan yang gagap menjawab pertanyaan-pertanyaannya. Kacian deh lu... Lain lagi dengan analis militernya Fox News yang sekarang mengatakan pemboman NATO di Tripoli tidak efektif pada titik sekarang ini karena akan menyalahi tujuan utama NATO yaitu untuk "melindungi rakyat sipil" dan bisa-bisa membunuh tentara bayaran NATO di lapangan. Selanjutnya, fokus utama pertempuran ini sekarang adalah di lingkungan sekitar halaman rumah Khadafi yang sudah dibom beratus kali. Menurut hemat saya, dan sangat hemat, sangat tidak mungkin Khadafi ada di rumahnya (tendanya) bersama keluarganya yang ratusan kali dibom selama 5 bulan. Beberapa lama saya menanti footage / bagian-bagian berita yang diulang-ulang dan tidak ada satupun yang menayangkan tawanan dari loyalis Khadafi, mayat-mayat atau darah berceceran yang harusnya bercecer di mana-mana. Sebagai orang yang biasa mengamati berita, lihat dalam beberapa hari ke depan nada berita MSM Barat akan berubah nada dan iramanya. Kelihatannya mereka harus mencari kambing hitam, menyalahkan ketidak becusan kaum pemberontak, atau bisa saja mencari-cari alasan senjata pemusnah massal lagi seperti di Irak, atau apa saja untuk menyelamatkan kredibilitas mereka yang sudah mencapai nol. Kalau begitu sekarang saya sertakan cuplikan artikel dari mathaba.net, kantor berita tidak resmi Libya. Judul artikelnya: Khadafi Memenangkan Perang Sesungguhnya, kalau mau membaca selengkapnya silakan meluncur ke sumbernya di: http://www.mathaba.net/news/?x=628213 ------ Negeri dengan populasi 7 juta orang, kini berkurang menjadi 4 juta orang sesudah 2 juta pekerja migran dan pengungsi telah angkat kaki sejak teroris dan NATO mengepungnya, dan 1 juta orang lagi terkepung di Timur bersama dengan Benghazi: 4 juta orang Libya mengalahkan NATO. Apa yang menurut NATO perang yang hanya bakal "2 atau 3 hari" kini telah berkecamuk lebih dari 5 bulan, membuat kekuatan militer terhebat di dunia yang telah menerbangkan lebih dari 20,000 misi ke dalam "Zona Larangan Terbang", membunuh puluhan ribu dan mencederai lebih banyak lagi, semua atas nama "melindungi rakyat sipil dari angkatan udara Khadafi", angkatan udara yang mana tidak melakukan penerbangan satu kali pun selama itu dan sudah dihancurkan di darat pada hari-1 penyerangan NATO, melawan satu juta orang Libya yang dipersenjatai hanya dengan Kalashnikov. Atau benarkah? Ya, mereka dipersenjatai dengan senapan serbu terbaik di dunia, Rusia AK-47, dibikin di Libya sejak beberapa tahun agar tidak bergantung dengan Rusia yang kini sudah takluk di bawah "komunitas bankir internasional." Tetapi, sebenarnya mereka dipersenjatai dengah jauh lebih besar daripada segala macam bom-nya NATO termasuk nuklirnya. Dan dari setiap bom yang dijatuhkan NATO dan setiap peluru kendali yang ditembakkan, kekuatan ini bertambah: Kebenaran. Sejak pertama dari percobaan untuk menumbangkan pahlawan Afrika yang paling populer dan juga, dia yang bertanggung jawab membebaskan sebagian besar Afrika - termasuk Afrika Selatan - dan dia secara berkelanjutan menyediakan investasi infrastruktur pada masa depan Afrika dalam bentuk kesehatan, pendidikan dan komunikasi - sejak dimulai perang agresi terhadap mahkota Afrika, Libya, Raja dari Raja, Khadafi, ini sudah menjadi sebuah perang media. Awalnya dimulai dari akun palsu media sosial Twitter berkicau bahwa "Khadafi sedang membombardir rakyat sipil, sepuluh ribu tewas" dan langsung diangkat seketika melalui sebuah koordinasi sergapan media, dengan Qatar - diktator kerajaan yang adalah musuh bebuyutan dari pro-demokrasi Khadafi - dengan tv Jazeera-nya Qatar, membiaskannya ke dalam rumah-rumah di dunia barat melalui satelit sebagai alat propaganda sanksi, mengangkat kicauan-kicauan itu dan melaporkannya sebagai fakta. Tidak berhenti di situ tentunya. BBC dan CNN dalam melayani MI6 dan CIA secara berurut menggaungkan Al Jazeera sehingga memberi tambahan kredibilitas. Kami melakukan hal yang sama di sini: seseorang berkicau dari akun yang kami kendalikan di Twitter, bahwa Angkatan Udara Ratu Inggris sedang membom London. Mathaba mengangkatnya dan menempatkan sebagai berita menyatakan bahwa kicauan menunjukkan bahwa London sedang di-bom, dan beberapa blog lain menyukainya dan seketika mengangkatnya. Apa yang terjadi dengan persekongkolan melawan Khadafi oleh Qatar, Inggris dan Amerika, ketiganya berharap untuk menyelesaikan masalah-masalah lama dan mengambil kesempatan untuk mengisi kembali peti-peti kosong para bankir di London dan New York, yang juga persekongkolan yang sama bersama Perancis, meloloskan tidak kurang dari sebuah "Resolusi Dewan Keamanan PBB" untuk Libya, menyerukan untuk sebuah "Zona Larangan Terbang", yang mana mereka juga pastinya akan melanggarnya setiap hari dan seterusnya. Namun, tidak berhenti di situ. Sungguh sial untuk para berandal yang tidak berhasil menumbangkan Khadafi dalam "2 atau 3 hari" seperti yang dijanjikan NATO dan London. Walau dengan puluhan ribu peluru kendali dan bom, Khadafi menolak untuk mengangkat kaki dari rumahnya, dan, dilindungi oleh Penciptanya yang hanya Dia sendiri yang bisa mencabut nyawanya, telah selamat bertahan biarpun NATO membunuh 3 orang cucunya dan anak laki bungsunya. Oleh sebab itu, ada sesuatu lebih yang harus dikerjakan. Sesuatu lebih itu adalah, selain menghilangkan Libya dari berita malam di tv, setelah minggu-minggu pertama, ketika tampak jelas bahwa NATO mencapai kegagalan walau dengan segala kekuatan persenjataannya, adalah menyiapkan beberapa lagi rencana media. Mereka memutuskan untuk menggelar lengkap studio live di Qatar, sebuah replika dari sentral Tripoli. Tetapi sialnya, ada kesalahan-kesalahan yang terlihat dalam tayangannya. Jazeera menyiarkan tampilan-tampilannya secara "langsung" dan sekali lagi memperlihatkan telah membuat berita palsu. Bukan berarti semua penontonnya tahu, tetapi orang-orang mulai sadar. Lebih dari itu, sebuah jebakan bagus dibuat untuk tikus-tikus yang sudah berada di padang pasir di sekitar Tripoli dan susah ditangkap. Brigade Elite-nya Khamis Khadafi berlagak lemah, dan para pemberontak langsung masuk menuju pusat Tripoli di bawah bombardir NATO yang masif untuk mengosongkan jalan maju. Bahkan, mereka mencoba menyelesaikan perselisihan dengan jurnalis independen di Hotel Rixos, dan agen-agen CIA dan MI6 bekerja untuk CNN dan SKY news membuka kedoknya. Berpikir kemenangan sudah datang, agen-agen tersebut mencoba menghabisi para independen yang selama ini menyatakan sebenarnya tentang Libya sebatang kara. Paling tidak 3 orang dibidik tetapi ketiganya selamat. Namun keadaan tampah parah. Bahwa sekarang sudah jelas "tikus-tikus masuk ke dalam perangkap", mereka yang menggeledah di Rixos bersembunyi dan telah berpencar ke dalam berbagai kelompok untuk menghindari konfrontasi karena agen-agen CIA dan MI6 bekerja di bawah kedok jurnalis, seketika telah sadar bahwa rencana untuk mengambil alih Tripoli telah gagal total. Bukan itu saja, tetapi mengapa kemenangan ini menjadi lebih manis: Jaringan media pembohong, Jazeera, Arabiya, BBC, CNN, AFP, DPA, RAI, sekarang telah kehilangan jutaan lebih pemirsanya ketika mereka menyampaikan kebohongan besar yang mana didesain untuk menciptakan sebuah hasil, tetapi semuanya gagal: sekali lagi Khamis tidak tewas, Saif Al Islam tidak tertangkap, dan begitu juga dengan Muhammad. Berpura-pura mereka tertangkap dan mereka melepaskan diri, saat ini adalah cara penyampaian yang sudah kepepet, tetapi tidak dipercaya juga....

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun