Biaya perpanjangan hanya SIM 75.000,-/ bisa iya!, bisa juga tidak!. Per Januari lalu SIM kita habis masa berlakunya gan. Berhubung bertepatan tanggal 01 alias tanggal merah, kita sengaja mengundurkan jadwal perpanjangannya gan. Sekitar 2 minggu. Gak papa gan, toh waktu tenggangnya 3 bulan. Awalnya mau nyoba Perpanjangan SIM Online, tapi ternyata Cirebon Kabupaten belum terintegrasi. Ikhlas deh,, antri-antrian.
Nawaitu merpanjang SIM tanpa pake calo. Di hari-H Jam 8 lebih dikit, kita sudah standby di TKP. Polres Cerbon. Maklum tidak jauh jarak kita punya rumah. Masuk area polres mengisi buku tamu dulu gan. Langsung menuju loket pembuatan SIM. Pengeluaran pertama, beli map biru. Yang jual pedagang jajanan di pojok TKP, harganya 2.000,- gan. Kita ada duit 1000 dan 50.000,-. “Ya sudah gapapa, 1000 saja dia bilang”.
[caption caption="Perpanjangan SIM "]
[caption caption="Berkas"][/caption][/caption]Langkah kedua, kita diminta membuat surat Keterangan Sehat. Yang satu ini kayanya tidak berlaku di SIM Online. Tapi gak papa. Lokasinya di luar pagar polres sebelah wetan. Menuju ke tempat pemeriksaan, kita akan bertemu beberapa orang berpakaian polisi menawarkan jasa. Ya, jasa pembuatan dan perpanjangan SIM. Kita gak sempat tanya berapa tarifnya. Orang macam begitu dicuekin saja gan. Kalau pun mereka polisi, mereka sudah melacurkan nilai-nilai kepolisiannya. Lebih-lebih kalau ternyata mereka ternyata orang sipil yang berpakaian polisi dan hanya untuk mencari mangsa. Kaya kucing garong aja ya gan
Sesampainya di ‘tempat dokter’ ternyata disitu tidak ada dokternya. Hanya seorang anak muda yang duduk jadi petugas. Kita diminta FC SIM, kemudian ditulisnya Surat keterangan Sehat. Di papan nama tercantum nama Dr. Catur Setya S, Med, Ed. Kayanya praktek itu sudah berlangsung puluhan tahun. Disini kita dimintai Rp. 20.000,-.
Nah, disini titik lengah kita gan. Kita ngeluarin duit 50rb. Buat bayar 20 rb. Kembaliannya yang 30rb dioper ke meja sebelahnya. Kita juga disuruh oper-duduk. Seorang menawarpaksakan jasa Asuransi. Seolah-olah wajib. Kita lupa namanya, kalau ga salah Raden siapa gitu… orang ini berbicara cepat. Kita gak sempet tanya apa-apa. Langsung diberi kartu Asuransi Kecelakaan Diri Pengemudi (AKDP). Ya udah Ga papa. 50rb lenyap. Itung-itung sedekah aja gan. Niat Sedekah koq kalau sudah uangnya lari,, hihihi.. yang penting Surat ketarangan Dokter sudah di tangan. [caption caption="Asuransi pengemudui"]
TIPs, Sebaiknya agan kalau mau memperpanjang SIM di Cerbon, Surat Keterangan Dokternya dari dokter luar saja, atau puskesmas. Dijamin mumer. Ga kena asuransi abal-abal.
Next, Selanjutnya kita bawa map tsb ke konter. Ternyata masih ada yang kurang. Berkas sidik jari. Jreng-jreng-jreng. Kita diarahin ke tempat pembuatan sidik jari. Kita sempat debat, kayanya ga ada deh syarat itu untuk perpanjangan SIM. Tapi kita tetap ikuti prosedur. Di tempat sidik jari kita bayar 15rb. Tanpa kuitansi. Resmi? Kayanya sih. Karena ada loketnya. Tapi tanpa kwitansi? YA. Kalau kita lihat nih gan, orang yang ngerjain ini kerjaan, memandu kita cap jari, itu orang yang sering saya lihat nyaloin SIM. Mungkin ini inisiatif ….. (titik-titik), supaya mereka tidak kleleran kemana-mana, maka dilokalisir.
Setelah berkas lengkap, saya masuk ke lokasi inti perpanjangan SIM. Nah, di sini memang steril, ril, ril. Steril dari calo dan pungutan. Nah, di titik ini berlaku pengumuman Perpanjangan SIM C Hanya Rp. 75.000,-. Jumla-jamble yang tadi, tidak dihitung uang perpanjangan SIM. Narok berkas di loket pendaftaran, dipanggil untuk bayar di loket 2, kemudian memasukan berkas ke Lokat 3. SIP tinggal nunggu pemotretan.
Disudut lain terpampang tulisan Waktu Perpanjangan SIM 90 Menit. On time gan. Bahkan kurang dari 90 menit SIM sudah jadi. Total waktu 3 jam. 90 menit untuk wara-wiri berkas, 90 menit menunggu di dalam.
Untuk pelayanan di ruang inti, kita kasih nilai 95 gan. Dilihat dari kejelasan alur, ketepatan waktu, dan keramahan pelayan. Pelres Cerbon memang Eeep.
