Mohon tunggu...
Amryfall Sahar
Amryfall Sahar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Berfikir adalah jalan ninjaku :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Guru dan Orang Tua: Refleksi Fenomena SMPN 1 Mangunjaya

14 Agustus 2024   00:59 Diperbarui: 14 Agustus 2024   01:03 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa waktu yang lalu, media Indonesia sempat dihebohkan dengan fenomena siswa tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama) yang tidak bisa membaca. Tepatnya di sekolah SMP Negeri 1 Mangunjaya, Kabupaten Panganjaran, Jawa Barat. Dari keseluruhan siswa dan siswi pada SMP tersebut, terdapat 29 orang yang tidak bisa membaca, yang diantaranya 11 orang kelas 7, 16 orang kelas 8, dan 2 orang kelas 3 SMP. Bahkan sangat disayangkan jika siswa yang telah berada di jenjang akhir dari pendidikan SMP dan menuju pada tingkat SMA, namun masih tidak bisa membaca.

Berdasarkan angka di atas, menimbulkan banyak pertanyaan dari orang-orang, bahkan fenomena tidak bisa membaca pada tingkat SMP saja, bukanlah hal lazim pada ruang belajar, ditambah lagi dengan angka statistik yang cukup banyak. Dengan begitu, pertanyaan yang paling banyak dilontarkan adalah "bagaimana seorang siswa yang tidak bisa membaca, naik kelas?". 

Dikutip dari pernyataan salah seorang pengajar pada sekolah tersebut, bahwa alasan anak-anak tersebut naik kelas disebabkan beberapa pertimbangan, antara lain adalah faktor usia, fisik, dan karakter atau perilaku dari sang murid.

Hanya saja dari faktor yang dipertimbangkan, peran para guru ataupun orang tua siswa sangatlah penting, bahwa memang peran keduanya sebagai pendidik dan stimulus bagi para siswa sangat berpengaruh pada proses belajar ataupun hasil belajar. Dalam proses belajar para siswa, penting bagi para guru mengetahui minat dan bakat para siswa, sehingga mampu menyesuaikan diri dengan para siswa, dan pendekatan psikologi adalah satu langkah yang tepat untuk mengetahui hal-hal terkait para siswa.

Bahkan tidak hanya peran guru yang dianggap penting, akan tetapi peran orang tua pun sangatlah penting sebagaimana yang telah disebutkan pada paragraf sebelumnya. Bahwa orang tua sebagai stimulus juga berpengaruh pada hasil belajar siswa, dengan perhatian-perhatian sebagaimana yang seharusnya para siswa dapatkan.

Perlu juga diketahui bahwa peran orang tua dalam pengembangan intelektual siswa tidak bisa diremehkan, dan posisinya cukup sentral, mengingat siswa kebanyakan menghabiskan waktunya di rumah bersama orang tuanya. Oleh karena itu, penting para orang tua memberikan pendidikan sebagaimana mestinya, sehingga tidak menumpulkan intelektual para siswa sebagaimana fenomena yang terjadi pada SMPN 1 Mangunjaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun