Dalam ruang lingkup filsafat, terutamanya dalam filsafat Islam. Kerap kali kita menemukan ataupun mendengarkan orang-orang melontarkan kata Wujud (Ada), bahkan dalam literasi filsafat Islam pun kata tersebut (Wujud) sangat lah mudah ditemui. Bagi orang yang baru mengenal filsafat Islam, pasti akan bertanya-tanya terkait Wujud, apa sih itu Wujud dan persoalan-persoalan apa saja seputar wujud? Nah di sini penulis akan melepaskan sedikit dari banyaknya kegundahan dalam hati para pecinta filsafat.
Namun, sebelum melangkah lebih jauh, alangkah baiknya kita bedakan terlebih dahulu antara Wujud dalam bahasa Indonesia, dengan Wujud dalam bahasa Arab. Karena membedakan keduanya akan membuat kita lebih mudah dalam memahami makna Wujud dalam literatur filsafat Islam. Â
Wujud dalam tinjauan bahasa Indonesia berarti rupa atau bentuk yang dapat diraba, yang mengindikasikan makna Wujud adalah sama dengan sesuatu yang bermateri atau yang memiliki materi. Sedangkan dalam tinjauan bahasa Arab Wujud itu berarti Ada, yang mana jika sesuatu itu telah Ada maka ia telah bisa di predikatkan kata Wujud. Jadi sangatlah berbeda antara maksud Wujud dalam bhs. Indonesia dengan Wujud dalam bhs. Arab, di mana makna Wujud dalam bhs. Arab memiliki cakupan yang lebih umum dan luas dibandingkan dengan makna Wujud dalam bhs. Indonesia, yang mana hanya mencakup sesuatu yang memiliki materi seperti batu, manusia, hewan melata, dan segala sesuatu yang dapat ter-indra.
Dalam literatur filsafat Islam kata Wujud memiliki keunikan tersendiri, yang mana kata tersebut tak bisa terdefinisikan. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri dalam literatur filsafat. Berbeda dengan pemahaman umum kita, di mana segalanya itu dapat di definisikan selama kata tersebut bisa di pertanyakan seperti "apa itu?".
Berbeda dengan kata Wujud. Sekalipun dipertanyakan dan dijawab, tidak akan memberikan jawaban yang tepat dan bukannya mengungkap makna sehingga lebih jelas, tetapi malah membuat makna Wujud menjadi tak jelas. Oleh karena itu dalam bahasan logika, kata Wujud termasuk kata yang maknanya telah gamblang atau bahasa filsafatnya adalah Badihi "yang telah jelas dengan sendirinya dan tak membutuhkan konsep lain untuk menjelaskannya".
Ada beberapa hal yang mengindikasikan kata Wujud tak dapat di definisikan, bahkan dalam ilmu logika pun tak bisa. Selain dari maknanya yang telah gamblang, kata Wujud juga tidak tersusun dari atribut-atribut dalam definisi, seperti yang diterangkan dalam buku-buku Logika.
Atribut-atribut dalam bahasan definisi dalam logika terbagi atas 5, yaitu: Diferensia, Spesies, Genus, Aksiden Umum, dan Aksiden Khusus. Di mana kelima konsep tersebut  dalam bahasa Indonesia disebut Lima Konsep Universal, dan dalam bahasa Arab adalah Kulliyatul Khamsah. Ke-5 konsep tersebut lah yang digunakan dalam Ilmu Logika untuk mendefinisikan dan mendeskripsikan (menggambarkan) suatu kata, dan untuk mendefinisikan dibutuhkan Diferensia dan Genus. Sehingga dapat membatasi suatu konsep dengan konsep lainnya.
Namun, keunikan dalam konsep Wujud (Ada) adalah tidak tersusunnya dari Diferensia dan Genus, yang mana kedua hal ini sangat dibutuhkan dalam mendefinisikan. Oleh karena itu, tidak ada yang mampu memberikan definisi yang akurat untuk konsep Wujud, dan hanya mengulangi kata-kata saja.
Jadi poin pentingnya mengapa konsep Wujud tak dapat di definisikan adalah makna yang telah gamblang, dan tidak tersusun oleh atribut-atribut definisi. Nah, sampai lah kita pada akhir pembahasan terkait kejelasan konsep Wujud, sekiranya penjelasan di atas sulit di pahami maka sang penulis sangat memohon maaf. Namun sekiranya mudah di pahami maka Like lahh dan komen sekalian:)
Wassalam.....