Mohon tunggu...
HA KA
HA KA Mohon Tunggu... -

Guru Pembelajar SMP Negeri 3 Tanjung Lombok Utara NTB

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Guru Lelah? Bersyukurlah

22 Agustus 2016   16:59 Diperbarui: 22 Agustus 2016   17:13 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hampir semua orang yang bekerja tentunya wajar untuk merasa lelah. Rasa lelah bahkan tidak dapat didefinisikan begitu saja karena mencakup begitu banyak makna di dalamnya. Seorang yang bekerja mungkin merasa lelah disebabkan oleh begitu banyak tekanan yang ia rasakan dalam menyelesaikan segala tugas-tugas pekerjaannya.Seorang guru misalnya mempunyai tugas tanggungjawab sebagai pengajar, guru sebagai pembimbing,guru sebagai administrator,guru sebagai perencana,guru sebagai pelaksa pengajaran dan masih banyak lagi tugas guru yang lain.Layak untuk direnungkan,tidak ada profesi yang paling mulia di muka bumi ini selain menjadi guru.Tak ada profesi yang paling melelahkan di muka bumi ini selain menjadi guru.Namun, tak akan mungkin kemuliaan dan kelelahan seorang guru bisa diperoleh tanpa sikap profesionalisme dan rasa syukur dalam diri mereka sendiri.

Jika sebagai seorang guru harus bekerja keras,membina siswa agar menjadi manusia berwatak (berkarakter),memberikan bimbingan kepada murid,melakukan diagnosis atas kesulitan-kesulitan belajar dan mengadakan penilaian atas kemajuan belajar ,pekerjaan itu tidak mungkin bisa dilakukan di sekolah terkadang keluarga terabaikan.Maka syukurilah kelelahan itu. Karena ada banyak individu-individu di sana yang hanya bisa merenung, meratapi nasibnya yang pengangguran.Menurut saya lelah itu kodrati .Tidak boleh kita bermalas-malasan dengan alasan nanti lelah atau takut lelah. Justru lelah itu pertanda kita masih diberi kesempatan hidup.Memotivasi diri untuk menghadapi kelelahan,diantaranya :

Pertama, syukuri karena lelah itu menghasilkan. Perlu orientasi hasil jangan sekedar uang.Maknai hasil dengan bisa mewujudkan cita-cita bangsa yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

 Kedua, Syukuri dan jangan mengeluh. Keluhan akan membuat lelah menjadi kelelahan  dan merusak pikiran serta hati.Kalau mau mengeluh kita tidak perlu harus belajar lebih 16 tahun untuk menjadi guru.

Ketiga, Syukuri karena Allah telah menghantarkan kita menjadi seorang guru.Tak ada alasan bagi seorang guru untuk tidak bersyukur kepada Allah. Sebanyak apa pun ibadah yang dilakukan, tak akan sebanding dengan nikmat dan karunia yang telah diterima dari Allah,karena hakikat dari ibadah, sebagai ungkapan rasa syukur seorang hamba kepada TuhanNya.

Marilah kita mensyukuri kelelahan kita sebagai seorang guru karena dengan syukur kita dijauhkan dari sifat ingkar terhadap nikmat Allah,membuat hati kita menjadi lapang dada dan bahagia Terhindar dari azab.Syukuri karena lelah yang baik itu bernilai ibadah. Lelah yang baik itu menghasilkan. Bersyukurlah,Allah pasti akan menambah nikmatNya.

Semoga menginspirasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun