Gerbang sekolahku amat sederhana.Besi tua dipoles sedikit cat yang hampir tiada warna.Namun gerbang sekolahku sangat bermakna.Di sini di gerbang ini kugantungkan visiku yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya.Memang visi itu terlalu berat tapi setidaknya aku ingin generasi muda kita beriman dan bertaqwa dan berbudi pekerti luhur.
Gerbang sekolah terbuka untukku, untukmu anak anakku,untukmu orangtua wali muridku,untukmu guru-guru muridku,untukmu pendidik dan tenaga kependidikan muridku,bahkan untuk kita semua orang yang mengatasnamakan dirinya pemerhati masa depan bangsa dan pendidikan. Terasa gerbang sekolah itu diperlakukan terhormat, bahkan lebih terhormat dari kepala sekolahnya,setiap pagi selalu ada orang yang menjaganya lebih dari satu orang. Di sini di gerbang sekolah ini adalah awal kita bertemu, saling senyum,saling sapa,saling salam yang akhirnya nanti akan mengkristal menghasilkan jalinan kekeluargaan,silaturrahmi saling asah asih,saling mendukung dan menguatkan demi visi misiku,visi misi kita semua membentuk masa depan bangsa ,generasi muda yang beriman bertaqwa dan berbudi pekerti luhur.
Kenapa aku rela menunggumu di gerbang sekolah?
Tradisiku menunggu di gerbang sekolah bukan hanya dilakukan saat masuk tahun ajaran baru saja. Namun, setiap hari ,setiap pagi selagi Allah meRahmati kesehatan ku ini. Ada alasan khusus kenapa tradisi ini aku jalankan.
Pertama.Untuk memastikan saat orangtua mengantar anaknya sudah ada aku kepala sekolah atau guru yang siap menyambut dan mendidik sehingga orang tua yakin bahwa pembelajaran hari itu akan berjalan sesuai harapanya.Namun hal ini aku maknai secara simbolik orang tua menyerahan amanah anaknya ke taman pendidikan sekolah.Kewajibankulah untuk memegang amanah dari orang tua tersebut.
Kedua. Dengan adanya kegiatan menyambut dengan senyum sapa salam serta bersalaman , aku bisa mengetahui kondisi fisik dan psikis anak – anakku. Aku suka senyumnya , senyum tulus yang menyungging membuatku tertawa lepas dan tidak terpaksa, kelincahan tingkah laku yang seolah olah belum ada beban menandakan anakku dalam psikis yang tidak ada masalah.Namun terkadang aku dapati anakku dalam kemurungan,langkahnya gontai tidak bersemangat seperti layaknya teman sepermainanya,disi aku harus pastikan permasalahanya.Selagi aku mampu menyelesaikan aku selesaikan di pintu gerbang itu ,namun kalau aku tidak bisa menyelesaikan aku serahkan ahlinya, guru BK tentunya.
Ketiga. Aku ingin mengaplikasikan semboyan dari Ki Hajardewantara yaitu Ing Ngarso Sung Tuladha.Ngarso bukan sekedar didepan pintu gerbang sekolah saja, aku menginginkan lebih dari itu yaitu memberikan keteladanan dari beberapa aspek penumbuhkan kemampuan siswa secara utuh. Tidak hanya pada aspek akademis dan literasi dasar, tetapi juga meliputi nilai-nilai agama, kebangsaan, kebudayaan, serta kepemimpinan. Kemudian, merangsang anak-anakku berpikir kritis, kreatif berkomunikasi bagus, berkreasi, dan bekerja sama.Aku selalu ingat kata Tuan Guru di daerahku “Jika kita menginginkan anak- anak kita berbuat x maka kita harus punya x itu”
Keempat.Gerbang sekolah yang terbuka menjadi pertanda bahwa hiruk-pikuk sekolah akan dimulai.Aku selalu menunggumu di gerbang.Tekadku setiap hari bisa menegur menyapa dan memberikan ucapan selamat kepada anak-anakku yang datang paling awal dan paling akhir.Pada saatnya nanti diupacara bendera hari Senin aku ingin didampingi anakku yang paling awal kedatanganya.Sebuah motivasi terselubung aku selibkan disini.
Kelima.Membangun tali silahturrahmi dan komunikasi dengan orang tua. Agar terbentuk anak-anak yang unggul , dibutuhkan kerjasama antara aku ,guru dan orang tua. Setiap hari aku bertemu dengan orangtua di pintu gerbang sekolah ,kami saling sapa,saling menghormati dan saling menghargai hingga saatnya nanti terjadi kesalahfahaman antar kami mereka tidak segan berkomunikasi mengklarifikasi. Komunikasi dan kerjasama yang membangun, dan bukan orang tua yang salah paham dengan kebijakan sekolah lalu protes hingga terkadang ingin ikut mengatur ketentuan sekolah. Atau, terkadang ada guru yeng berprasangka bahwa seorang anak bermasalah karena kesalahan orang tuanya.Tentunya yang diuntungkan ketika seorang anak tumbuh dengan bijaksana dan sukses adalah anak itu sendiri, orang tuanya, dan masyarakat.
Keenam. Belakangan ini aku baru sadar .Sebelumnya aku merasa telah mengasihi,menyayangi ,memperdulikan masa depan anak-anakku ini.Salah besar.Ternyata orangtua lebih dari itu.Dia rela bangun pagi menyiapkan sarapan, air hangat untuk mandi, menyiapkan pakaian untuk anak sekolah, lalu menyiapkan bekal makan siang. Sehabis itu, mengantar anak sekolah.Aku melihat ketulusan,kasih sayang para orang tua pengantar anak-anaknya di pagi hari dan menjemput siang harinya.Sementara aku hanya berdiri menunggu kedatanganya.Disini di pintu gerbang ini.
Semoga menginspirasi