Mohon tunggu...
Hakan Syukur
Hakan Syukur Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

aku hanya ingin berkarya agar ada cerita yang indah disetiap langkah ku rantauanlombokmenulis.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Belajar Berimajinasi "Serius"

18 April 2013   21:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:59 1849
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1366019352849880769

Sumber Gambar; http://rantauanlombokmenulis.blogspot.com/

Belajar adalah sesuatu yang berharga untuk dilakukan untuk membiasakan diri dalam berpikir, baik itu belajar yang bersifat sosial, agama, maupun belajar dalam kehidupan berkeluarga serta dalam menggunakan waktu yang sebaik-baiknya. Belajar adalah salah satu cara untuk memahami teori yang luar, yang kemudian bisa digunakan dalam menjalani hidup (mengaplikasikannya) sehari-hari. Karena tanpa teori, aplikasi hidup tidak akan maksimal begitu juga sebaliknya, namun ketika aplikasi atau praktik yang dilakukan terkadang tidak membutuhkan teori namun lebih kepada pemahaman secara alamiah.

Banyak cara orang dalam belajar, santai, tidak terlalu santai, serius, tidak terlalu serius, baik itu menggunkan media elektronik maupun media biasa atau membaca secara langsung dari buku.

S) Sering (Often)

Kata sering merupakan kata yang harus kita perhatikan, akan tetapi bukan memperhatikan hurufnya namun maknanya. Apakah anda pernah berpikir dengan kata sering? Jikalau anda tidak pernah, maka setelah membaca artikel ini, anda harus memperhatikannya? Baik itu apakah anda sering membaca? sering menelurkan ide? sering berbuat terbaik buat orang lain? Sering berintraksi dan berkomunikasi dengan orang lain? Sering berdiskusi dengan orang lain? Dan sering-sering yang lain. Sehingga anda tahu dimana kekurangan anda selama ini.

Kenapa anda harus memperhatikan kata sering? Pertanyaan sederhana namun akan memberikan jawaban yang universal terhadap diri anda. Namun ada tiga kemungkinan yang harus kita pahami tentang kata sering, pertama; sering yang tidak bermakna, kedua sering yang biasa-biasa saja, ketiga; sering yang bermakna. Nah…, dimanakah kebiasaan anda saat ini?

Mungkin terlalu munafik jika saya mengatakan bahwa anda harus seirng belajar, berbuat yang terbaik, sering berdiskusi dan yang lainnya, namun hanya saja anda harus bisa menyeimbangkan diri dalam kata sering tersebut, jangan sampai kesenangan atau nafsu saja yang dipenuhi namun intelektual otak tidak pernah terisi, apalagi jika anda adalah seorang mahasiswa, yang harus mampu mempertanggungjawabkan Almamater serta gelar anda sebagai seorang Maha-Siswa.

“pahamilah penyebab apa yang anda akan lakukan sehingga anda mengerti bagaimana akibatnya, karena tak ada akibat tanpa sebab”

“tujuan adalah hal yang terpenting dari perencanaan namun yang tak kalah pentingnya adalah kondisi dimana anda merencanakannya”

E) Etika (ethics)

Etika berasal dari bahasa yunani yaitu ethos yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat kebiasaan di mana etika berhubungan erat dengan konsep individu atau kelompok sebagai alat penilai kebenaran atau evaluasi terhadap sesuatu yang telah dilakukan. Atau etika adalah sikap sopan santun maupun tutur kata yang baik terhadap menjaga hubungan dan pergaulan, baik terhadap keluarga, masyarakat maupun yang lainnya.

Tentunya etika dimiliki oleh setiap manusia, namun apakah etika itu dijalankan atau tidak tergantung masing-masing individu yang memilikinya. Terus apa hubungan etika dengan kata serius dalam pembahasan ini? hubungannya adalah karena ikatan yang tidak dapat dipisahkan dari diri anda. Serius adalah hal yang dilakukan oleh seseorang dalam mencapai masa depan yang baik atau dalam mendapatkan pasangan sejati. Sehingga serius adalah sebuah sifat yang dimiliki dan orang yang serius harus memiliki etika yang baik dalam merencakan masa depan.

Kata etika bukan hanya sifat yang baik yang harus dijaga namun etika merupakan sebuah aturan tersendiri dalam jalan yang kita lalui. Misalnya; Etika dalam berkendaraan, etika dalam bertetangga, etika dalam berusaha, etika dalam menempuh pendidikan, etika dalam bergaul dengan sahabat, etika dalam berpacaran sampai pada etika dalam menempuh masa depan. Semuanya memiliki cara tersendiri dalam beretika tergantung rencana apa yang akan dilakukan. Sehingga dalam sebuah keseriusan juga perlu etika yang baik untuk mengurangi rasa penyesalan atau kegagalan, sehingga anda lebih merasa nyaman dan optimis dalam merencakannya.

“kontrollah diri anda dengan aturan yang sesuai dengan kemampuan anda”

“kata orang hidup hanya sekali namun bagi saya hidup itu berkali-kali ketika kita memahami arti hidup yang lebih mendalam” oleh karena itu, anda perlu aturan agar anda merasakan hidup berkali-kali.

R) Radikal (Radical)

Dari pemahaman sederhana, radikal lebih kepada kekerasan sedangkan kata serius lebih kepada semangat, terus radikal apa hubungan dengan kata serius? Bagi saya radikal bukan hanya pada kekerasan fisik namun juga pada kekerasan dalam berpikir, bahkan lebih bahaya radikal dalam bepikir ketimbang radikal dalam fisik. Radikal fisik mungkin hanya sekedar luka ringan atau berat sedangkan radikal pikiran lebih kepada pemikiran yang akan membawa anda pada jalan kesesatan, sehingga jika anda tidak mampu menyeimbangkan, mungkin anda bisa menjadi orang gila, gila dalam berpikir dan gila dalam kehidupan.

Radikal yang lebih kedalam pembahasan ini adalah terlalu membawa anda kepada berpikir, yang artinya anda lebih senang berpikir ketimbang aplikasi dari pikiran anda sendiri (excessive theory), kalau dalam bahasa kedokteran overdosis terhadap obat. Saya yakin bahwa anda tidak hal tersebut terjadi kepada anda? Oleh karena itu, anda harus mampu menyeimbangkan pikiran atau keseriusan anda dalam berpikir, jangan sampai pikiran mengusai anda.

“menyesal adalah hal yang biasa namun mengurangi penyesalan adalah hal yang luar biasa”

Kata orang “hidup mandiri adalah ketika kita bisa berusaha dengan menghasilkan uang yang berlimpah” namun bagi saya “hidup mandiri adalah ketika kita mampu berdiri tegak ketika orang lain telah lemah walau kita tak bisa apa-apa”

I) Ilusi (Illusion)

Mungkin anda akan lebih bingung lagi tentang ini, ilusi dengan kata serius? Pernahkah anda merasakan dalam diri anda sendiri? Atau melihat teman anda sering berilusi ketika dalam keseriusan? Apa sih pengertian ilusi? Ilusi fisiologis, seperti yang terjadi pada afterimages atau kesan gambar yang terjadi setelah melihat cahaya yang sangat terang atau melihat pola gambar tertentu dalam waktu lama. Ini diduga merupakan efek yang terjadi pada mata atau otak setelah mendapat rangsangan tertentu secara berlebihan. Ilusi kognitif diasumsikan terjadi karena anggapan pikiran terhadap sesuatu di luar. Pada umumnya ilusi kognitif dibagi menjadi ilusi ambigu, ilusi distorsi, ilusi paradoks dan ilusi fiksional.

Secara sederhana ilusi adalah sesuatu yang bersifat angan-angan yang muncul dari dalam pikiran anda. Sehingga ketika anda serius dan merasa bahwa apa yang anda lakukan akan berhasil, pasti anda berangan-angan atau berilusi akan pencapaian yang akan dapatkan. Yang jelas bahwa jangan terlalu berlebihan dalan dalam berangan-angan, cukup dengan kata sederhana saja.

“angan-angan yang paling berharga adalah ketika anda bergerak untuk mencapai angan-angan tersebut”

U) Umpama (Instance)

Umpama adalah sebuah gambaran yang kita gambarkan dimana merujuk pada gambaran yang lainnya, atau memberikan contoh yang lain sesuai dengan apa yang kita ingin gambarkan. Banyak orang yang mengumpamakan dirinya menjadi orang sukses, menjadi orang hebat, menjadi artis atau yang lainnya, namun hanya sekedar hayalan yang tak berguna karena tak pernah mau mewujudkannya.

Mengumpamakan diri adalah sebagai semangat didalam diri agar ada mitivasi yang menjanjikan. Sehingga anda tidak merasa lemah dan tidak punya skill dalam mewujudkan hal tersebut. Karena biasanya orang yang selalu namun tidak over dalam mengumpamakan dirinya, terkadang lebih semangat dari pada orang yang tidak bernai mengumpamakan dirinya. Namun terkadang perumpamaan itulah yang membuat orang merasa lemah. Oleh karena itu, janganlah terlalu berharap tinggi, namun mulailah dari kata sederhana, baik itu pekerjaan maupun hal yang lain.

S) serabutan (Odd)

Kata serabutan sangat jauh sekali dengan kata serius, kata seabutan lebih kepada pekerjaan yang tidak menentu, atau tidak jelas sedangkan kata serius lebih kepada kejelasan terhadap apa yang kita lakukan karena sudah memiliki perencanaan yang matang. Terus sekali lagi apa hubungannya? Yang jelas bahwa kita tidak boleh berpikir sempit terhadap sesuatu, kita harus bisa menjelaskan dari segala sisi yang ada agar bisa memberikan jawaban yang pas terhadap apa yang kita inginkan.

Banyak orang yang terlalu serius namun jarang berhasil sehingga putus asa, sehingga tak ada kata lain yang diungkapkan selain mengerjakan pekerjaan apa adanya yang penting halal, yang artinya pekerjaan serabutan. Salah satu penyebabnya adalah keseriusan yang terlalu mendalam sehingga ketika mengalami game over anda tidak bisa mengontrol diri karena membayangkan bagaimana anda letihnya dalam melakukan hal tersebut dengan perjuangan yang berat.

Oleh karena itu, jangan sampai anda menjadi pekerja serabutan dengan kesalahan yang anda buat atau dengan keseriusan yang terlalu mendalam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun