Mohon tunggu...
Hakam Ikrom Rozzak
Hakam Ikrom Rozzak Mohon Tunggu... Penulis - Pelajar dalam segala aspek kehidupan

Kader Pelajar Islam Indonesia (PD Kab. Pasuruan) Santri Pesantren Persis Bangil Kab. Pasuruan, Jawa Timur Menjadi bagian kecil dari bangkitnya peradaban islam di masa depan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Berislam dengan Lisan

1 November 2021   08:05 Diperbarui: 1 November 2021   08:15 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Berislam dengan lisan.

Islam seringkali diidefinisikan dengan berbagai pengertian, mulai dari sudut bahasa, pengertian agama, atau konteks -- konteks kehidupan sejarah awal mula islam itu muncul. Dalam bahasa kata islam itu diambil dari kosakata bahasa arab ; Salima -- Yaslamu ; Selamat, maksudnya seorang yang sudah berislam baik dari lahir atau mendatang (muallaf) adalah orang yang selamat dari segala keburukan yang diperbuat oleh orang muslim lainnya. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu A'laihi Wasallam :

- - - -

Dari Abdullah bin 'Amru. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Seorang muslim adalah orang yang kaum Muslimin selamat dari lisan dan tangannya, dan seorang Muhajir adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah." (Shahih Bukhari).

Dari kata Salima -- Yaslamu dikembangkan ke bentuk Aslama -- Yuslimu -- Islaman ; Masuk Islam. Dari perubahan bentuk dalam memahami pengertian kata Islam menunjukkan bahwa ketika seorang menjadi muslim maka dia akan menjadi orang yang selamat dari segala keburukan, kejahatan dan kejelekan dari orang lain sekaligus menyelamatkan orang lain dari segala keburukan, kejahatan dan kejelekan dari dirinya sebagaimana kita pahami dari penjelasan di atas. Jadi hal ini sudah jelas bahwa menjadi seorang muslim ialah terselamatkan dan menyelamatkan.

Hadits di atas juga sekaligus memberikan gambaran tentang bagaimana seorang muslim itu hidup dalam bermasyarakat, agar ia selalu berhati -- hati dalam bersikap dan bergaul kepada orang lain. Karena akhir -- akhir ini seringkali kita dapati rusaknya sosial masyarakat hanya karena ucapannya. Tetangga saling bertengkar karena Ghibah (Menggunjing), seseorang saling bunuh -- membunuh dengan dimulai saling menghina satu sama lain, atau seorang anak sekalipun akan berdosa dalam Islam jika dia mengatakan "ah" pada orangtuanya, sebagaimana dalam Firman -- Nya :

Janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia." (QS:Al-Isra ayat 23-24).

Oleh karenanya, kita harus memahami dengan benar bahwa berislam bukan sekedar syahadat, sholat atau ibadah -- ibadah yang lainnya. Namun lebih dari itu, menyentuh berbagai aspek dalam kehidupan kita. Berislam secara politik, budaya, ucapan, perbuatan, bersosial dengan pemimpin, dan lain - lainnya. Ketika seorang muslim melakukan makar dalam kehidupan sosialnya tentu yang dinilai bukan Islamnya namun bagaimana dia berislam, karena Islam dalam sejarah tak pernah melakukan kejahatan - kejahatan hidup melainkan orang yang mengaku islam atau oknum-oknumnya dan orang - orang yang merekayasa pemahaman Islam dibawa pada makna atau pengertian negatif.

  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun