Sesuatu apapun yang jikalau salah untuk di tempatkan maka akan berujung pada kebinasaan dan penyesalan. Tak sedikit dari kita yang akhirnya hidupnya berantakan dikarenakan salah dalam menempatkan sesuatu. Begitu juga tentang urusan Cinta, yang pastinya manusia yang hidup di era milenial tak pernah habis kalau membahas masalah cinta. Yah karena Cinta sudah di ciptakan oleh Dzat Yang Maha Kuasa tertanam dalam diri kita masing - masing. Nah, kita pasti atau sering nih di rundung kesepian dan kegalauan hanya arena sebuah perasaan Cinta. Tapi tahukah, Apa itu Cinta? Banyak dari para peneliti atau ahli psikolog mendefinisikan Cinta dengan bermacam - macam. Ada yang mengatakan bahwa cinta itu "Suatu kata yang sulit di ungkapkan" atau yang lebih simplenya, bahwa cinta itu "Sebuah perasaan yang memunculkan sebuah keinginan untuk berbuat suatu hal" itu bentuk daripada istilah kecil. Tetapi memang sebuah kenyataan bahwa ketika seorang timbul sebuah perasaan "cinta" pasti dia memiliki keinginan untuk berbuat sesuatu terhadap objek yang dia cintai.Â
Jika Cinta bisa mengundang sebuah perbuatan tetapi tidak semua perbuatan itu muncul karena rasa Cinta. Tetapi banyak sekali dari individu milenial atau orang - orang yang hidup di masa kini salah dalam menempatkan rasa Cinta sehingga perbuatan mereka menimbulkan sebuah bencana. Perzinaan, Pencurian, Perebutan harta dimana - mana, dan banyak sekali. Kita tidak begitu banyak tentang bagaimana menempatkan rasa cinta itu sendiri. Banyak dari kita yang sudah memiliki hubungan cinta dengan sesuatu yang akhirnya bakal ada episode Penyesalan juga. Tapi, bagaimana kita bisa menempatkan sesuai tempatnya? Yakni, dengan Ilmu. Kalau kita mengaku umat islam tentu ilmu itu harus bersumber dari Al Qur'an dan As Sunnah. Menurut Agama ; Bahwa yang disebut dengan Menempatkan sesuatu pada tempatnya ialah Adil, dan jika tidak sesuai tempatnya maka disebut Dzalim.Â
Orang yang sudah tahu batas - batas hidupnya hanya di batasi dengan batas - batas agama, maka dia telah berbuat adil. Jika tidak, maka dia telah berbuat Dzalim. Islam telah mengatur terlebih dahulu batas - batas Cinta itu. Bahkan tidak dikatakan sempurnanya keimanan seorang yang mengaku beriman hingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya. Makna Saudara disini sangatlah luas bahkan menyangkut antar manusia. Sebelum itu kita harus lebih dahulu tahu.Â
Apa yang harus lebih dulu untuk dicintai? Jawabannya ialah Allah dan RasulNya. Karena sifat daripada Cinta kepada Allah dan RasulNya ialah sebuah perintah Agama, Bahkan Di dalam Al Qur'an menyifati Orang - Orang yag Beriman bahwa mereka itu sangat   cinta kepada Allah. Tetapi Bolehkah cinta kepada selain Allah? Jawabnya ya tentu boleh, karena Agama tidak melarang untuk cinta kepada selain Allah   selama tidak melebihi kecintaan kepada Allah dan juga Adil. Kalau boleh kita lihat, banyak sekali kasus - kasus dimana laki - laki dan perempuan (Belum punya ikatan pernikahan) yang mengaku saling cinta tapi... mereka melanggar keadilan tersebut. Bahkan mereka berikrar bahwa kami saling mencintai karena Allah.Â
Jikalau anda mengaku mencintai dirinya karena Allah, maka jangan melanggar aturan Allah. Tidak berduaan tanpa mahrom, tidak pernah tuk bersentuhan, pegang tangan, dan banyak sekali. Itulah yang dinamakan Adil dalam mencintai. Jika seorang melanggar syariat dalam mencintai sesuatu maka dia telah Dzalim dalam hal Cinta. Begitu juga cinta kepada harta dan sebagainya. Makna Dzalim ini juga berlaku dalam cakupan melakukan sesuatu secara  berlebihan. karena Adil menuntut kita tuk meletakkan sesuai takarannya jika lebih maka disebut dengan dzalim.
Sesuatu yang berlebihan juga mendatangkan sebuah kehancuran. Misalnya, seseorang mencintai sebuah harta, dia mencintai secara berlebihan de dengan Bakhil, atau karena sangat cintanya, Rela meninggalkan taat terhadap agama, melakukan korupsi dan sebagainya. Maka inilah yang disebut Dzalim dalam hal cinta. Sungguh ketinggian agama kita sangat erat dengan perkembangan hidup manusia. Perasaan cinta ini sangat diatur sebaik mungkin.Â
Bahkan bukan persoalan Cintanya Makhluk kepada Makhluk bahkan cintanya Makhluk kepada Khalik pun di atur oleh yang menciptakan rasa cinta itu. Berlaku adil adalah sikap yang harus dimiliki setiap pribadi muslim karena itu tuntutan tabiat manusia yang harus dilestarikan. Jika tahu ini dilarang, maka jauhilah.Â
Jika diperintahkan maka laksanakan sesuai kemampuanmu, dan jika dibolehkan maka ukurlah sesuai takaran pyang pas. Tidak mengurangi dan tidak melebihkan. Maka, jika kita lakukan hal itu semua, tentu kehancuran itu tidak menimpa diri kita, dan pastinya tidak akan ada rasa penyesalan sedikitpun tatkala seseorang mencintai siapapun dan apapun itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H