Mohon tunggu...
Hajrah
Hajrah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Universitas Sains Islam Al Mawaddah Warrahmah Kolaka

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ketimpangan Gender dan Pertumbuhan Ekonomi

26 November 2023   09:21 Diperbarui: 26 November 2023   09:25 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jurnal Samsul Arifin menjelaskan bahwa menurut Karoul Khayria and Rochidi Feki setiap kali terjadi perbedaan gender, maka perekonomian akan tumbuh dan persepsi terhadap partisipasi angkatan kerja perempuan dan cuti melahirkan akan menurun. Identitas gender tidak berhubungan dengan masyarakat umum; hal ini juga tidak berhubungan dengan hubungan antara perempuan dan laki-laki, antara anak-anak dengan teman sebayanya, atau bagaimana hubungan sosial tersebut terbentuk. Peran gender cukup beragam dan bervariasi dari hari ke hari..(Arifin 2018)

Sejalan dengan jurnal Desi Mariaty Padang, Ali Anis, Ariusni, Ketidaksetaraan gender dapat berdampak negatif terhadap pembangunan ekonomi dan meningkatkan taraf hidup warga negara secara signifikan. Namun hubungan antara gender dan pertumbuhan ekonomi mempunyai dua bentuk: pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan produktivitas. Pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan kesenjangan gender dan hak-hak perempuan. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi dapat digunakan untuk meningkatkan kesetaraan gender dalam beberapa cara, termasuk melalui pembangunan ekonomi yang meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja. (Dio Lavarino & Wiyli Yustanti 2016)

Jurnal Anak Agung Istri Ngurah Dyah Prami,  Ni Putu Widiastuti menjelaskan ketidaksetaraan gender perempuan disebabkan oleh kinerja mereka yang relatif buruk di bidang ekonomi. Individu yang bekerja di sektor ekonomi tidak memperoleh manfaat dari keberhasilan pekerjaannya. Hal ini merupakan akibat dari karyawan memulai bekerja dengan santai sebagai bentuk sapaan hormat terhadap satu sama lain pada waktu tertentu.(Prami and Widiastuti 2023)

Diskriminasi berdasarkan gender dalam bentuk apa pun, termasuk marginalisasi, subordinasi, stereotip, kekerasan, dan kekerasan berbasis gender, dapat menghambat pencapaian tujuan yang ditetapkan oleh individu atau kelompok tertentu dalam komunitas berskala kecil, seperti suatu negara. Bagaimanapun, hal ini merupakan hasil dari keinginan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, melakukan kontrol, dan memperoleh manfaat dari proyek yang dilaksanakan dengan baik, baik bagi perempuan maupun laki-laki. Oleh karena itu, norma gender perlu dihormati. Norma gender atau yang dikenal dengan stereotip gender sangat penting karena menjelaskan apa yang akan terjadi jika seorang ibu dan anaknya mempunyai kedudukan yang sama. Dengan kata lain, penggunaan penanda gender ini akan mengurangi dominasi gender. (Dio Lavarino & Wiyli Yustanti 2016)

Di sisi lain, Jurnal Febiola Napitupulu menjelaskan bahwa penelitian yang dilakukan di negara-negara Asia menunjukkan bahwa dengan mengatasi isu gender, pendapatan per kapita dan pendapatan per kapita secara keseluruhan dapat meningkat. Sebaliknya, terdapat beberapa penelitian yang mendukung gagasan bahwa kesetaraan gender dapat memberikan dampak positif bagi pembangunan suatu bangsa. Ketidaksetaraan gender mempunyai dampak yang signifikan terhadap PDB dan pertumbuhan ekonomi negara-negara Asia dan Pasifik. Ketimpangan gender di bidang ekonomi, pendidikan, dan politik berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi.(Napitupulu and Ekawaty 2022)

Oleh karena itu, diskriminasi gender ini dikenal sebagai diskriminasi gender; diskriminasi gender masih menjadi masalah dalam kehidupan sebagian besar masyarakat Indonesia. Salah satu indikator untuk mengukur pertumbuhan ekonomi inklusif Indonesia adalah Indeks Pembangunan Ekonomi Inklusif (IPEI) yang didasarkan pada laju pertumbuhan dan mean deviasi. Indikator kesetaraan, serasi, seimbang, dan spesifik gender maaf dan lingkaran sosial perempuan menunjukkan mampu atau tidaknya perempuan tetap berperan aktif dalam kehidupan ekonomi dan politik. Setiap wanita mempunyai kapasitas untuk mempertahankan gaya hidup aktif.(Adika and Rahmawati 2021)

Hubungan antara gender dan pertumbuhan ekonomi telah menjadi aspek penting di beberapa negara. Menurut laporan Bank Dunia tahun 2005, ketidaksetaraan gender sangatlah signifikan karena tidak hanya berdampak pada hubungan antara perempuan dan anaknya, namun juga hubungan antara perempuan dan ibunya serta pertumbuhan ekonomi.(Nuryadin 2022)

Renta Yustie, Ricky Angga Ariska, Fadilla Purwitasari. Akibat diskriminasi gender yang tidak konsisten dan relatif tingginya tingkat pergantian pekerja di sektor pembangunan ekonomi, distribusi pendapatan dan tabungan pekerja, khususnya pendapatan per kapita, pergantian pekerja di tempat kerja, pergantian pekerja di tempat kerja , pengembangan profesional, dan partisipasi pekerja di sektor pembangunan ekonomi serta tekanan teman sejawat yang netral gender yang berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi regional. (Yustie, Ariska, and Purwitasari 2022)gen

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun