Rasanya tidak asing terdengar kata kata di atas. Rankaian untaian kata melandaskan amaliyah sebuah jamiyah. Ingin rasanya sedikit merefleksikan kata kata tersebut. Sebagai pembelajaran bersama mengapa kita bergerak dalam jamiyah ini.
Rabbani, dalam Jami’ul Bayaan fii Ta’wilil Quraan, beliau menyebutkan lima hal yang harus dimiliki seorang Rabbani.
1. ‘Alim dan Mutsaqqaf, yakni seorang yang berilmu dan berwawasan
2. Faqih, berbeda dengan orang ‘alim seorang yang faqih tidak cukup memahami sebuah konsep ilmu saja melainkan mampu juga mendiagnosa keadaan dalam persoalan yang berkaitan. Sehingga dari seorang faqih lahir sebuah fatwa yang tepat akan sebuah masalah
3. Al Bashirah bis Siyasah, seorang yang memiliki kedalaman pandangan tentang politik.
4. Al Bashirah bi Tadbir, seorang yang memiliki kedalaman pandangan dalam hal manajemen.
5. Al Qiyam bis Su’unir Ra’iyah li Mashlahatid Dunyaa Wad Diin, merupakan implementasi dari poin ketiga dan keempat. Seorang Rabbani perlu lah memiliki kepedulian pada kepentingan public.
Ke-5 poin ini terangkum dalam penggalan kalimat “Seimbang Ilmu, Iman , dan Amal”. Walau sejujurnya penulis lebih setuju penggunaan proposional dibanding seimbang, karena dalam beberapa kasus ada yang lebih diperlukan untuk menonjolkan dari salah satunya. Sungguh mulia dan besar cita cita ini. Sudahkah terbayang akan seperti apakah dunia dengan generasi seperti itu? Ya generasi seperti generasi As-Sabiqun al-Awwalun, generasi hasil didikan langsung Rasulullah saw. Para penggerak negeri madani yang mengaktivasi Al-Qur’an dalam setiap muamalahnya. Sebagai penggerak cita cita tersebut, sudah sewajarnya untuk membayangkan hal tersebut. Karena seorang yang besar, selalu melihat sesuatu sebelum orang lain melihatnya, bahkan menyadarinya. Lalu mereka mewujudkannya.
Namun generasi apakah yang kini sedang dihadapi? Kebanyakan teori yang menjelaskan klasifikasi generasi menamai generasi remaja sekarang ini adalah generasi Z. Dalam teori generasi (Generation Theory) hingga saat ini dikenal ada 5 generasi, yaitu: (1) Generasi Baby Boomer, lahir 1946-1964, (2) Generasi X, lahir 1965-1980, (3) Generasi Y, lahir 1981-1994. Generasi Z, lahir 1995-2010, dan (5) Generasi Alpha, lahir 2011-2025. Lahir pada situasi politik yang cenderung stabil di Indonesia. Membuat generasi Z (kemudian disingkat gen Z) ini nyaman dan tidak aware terhadap konflik. Generasi me, me, me yang mencari eksistensi pengakuan diri tidak lagi menciptakan suasana penuh rasa berkorban, apabila dirinya sudah tidak akui maka ia mengalir ke wadah lain yang memiliki potensi eksistensi yang lebih besar.
Scrolling timeline, baca chat dari berpuluh puluh grup, dan informasi informasi yang sangat cepat bersliweran ini membuat gen Z sangat kreatif dan multitasking memang. Akan tetapi membuat mereka menjadi dangkal tidak dalam akan berfikir. Inginnya instant segera selesai namun tidak berfikir dampak selanjutnya dari perspektif yang berbeda.
Inikah generasi yang alim, faqih, bashir yang dicita citakan itu?