Mohon tunggu...
Muhajir
Muhajir Mohon Tunggu... Dosen - Antebs

Jangan membaca sampai koma, Tapi membacalah sampai titik.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kedai Kopi, Industri, dan Petani

22 Mei 2020   11:21 Diperbarui: 22 Mei 2020   11:28 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kopi (Dok. Kemenparekaf.go.id)

Seorang penyair masyhur kekaisaran romawi bernama Horace mengungkapkan bahwa 'gambar merupakan puisi tanpa kata', yang mengartikan bahwa segala sesuatu memiliki keindahan dan makna tersendiri yang bisa kita pahami bahkan tanpa simbol atau abjad. 

Mungkin ungkapan ini  yang mengisnpirasi bintang film dunia jackie chan hingga meyakini bahwa kopi merupakan bahasa tersendiri. Yang setiap orang memiliki cara berbeda merangkai bahasa yang terkandung dalam kopi dan tentunya setiap individu menghasilkan interpretasi yang berbeda.

Kopi memang memiliki sesuatu yang berbeda dibanding minuman lain. Selain kaya cita rasa, kopi seakan memiliki jiwa yang mampu memberi penikmatnya insipirasi. 

Tidak berlebihan kalau saya katakan bahwa kopi adalah minuman semua bangsa yang memiliki distingsi dengan minuman lain. Selain sebagai ladang inspirasi, kopi juga sebagai bahasa universal yang mampu menjalin komunikasi dengan siapapun, dan memberi penikmat nya makna bagaimana menghidupi hidup. 

Keunikan inilah yang mampu menghantarkan kopi tidak lagi sebuah minuman yang hanya hadir dalam acara perkawinan, sunatan, atau pesta rakyat lainnya namun telah bertransformasi menjadi ritual sosial pada manusia modern yang mengalami perilaku konsumtif akut seperti sekarang ini.  

Saat ini perilaku konsumtif masyarakat indonesia tidak hanya berlaku pada kebutuhan barang retail maupun online, melainkan juga telah berlaku pada trend minum kopi. 

Caffein yang terkandung dalam minuman tersebut kini mewabah menjadi candu bagi semua kalangan. Bahkan trend minum kopi mengalami disrupsi, minum kopi bukan lagi sekedar "mood boster" penambah semangat dan penghilang kantuk, tapi kini minum kopi sudah menjadi gaya hidup.

Awalnya kopi hanya dinikmati di teras rumah, acara hajatan, atau acara resmi. Kini kopi bisa dinikmati saat meeting, bertemu klien, ataupun sekedar nongki kosong. Hingga muncul satire 'nggak ada kopi, nggak rame'. 

Maka tidak heran pergeseran makna dan cara minum kopi ini diikuti dengan perkembangan bisnis kedai kopi. Disudut, dipinggiran, dipusat kota sampai ke pelosok kedai kopi berkembang bak jamur dimusim hujan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun