Mohon tunggu...
Dian Kusumanto
Dian Kusumanto Mohon Tunggu... Insinyur - Warga Perbatasan

Berbagi Inspirasi dari Batas Negeri

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Defisit Pangan Indonesia

3 Februari 2025   04:22 Diperbarui: 3 Februari 2025   07:33 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Hari Pangan (Freepik)

Gandum: Indonesia sangat bergantung pada impor gandum untuk memenuhi kebutuhan domestik. Kebutuhan gandum nasional dipenuhi sepenuhnya melalui impor, dengan permintaan yang terus meningkat seiring waktu. Keterbatasan lahan dan kondisi iklim yang tidak mendukung pertanian gandum menjadi tantangan utama dalam upaya swasembada komoditas ini. 

  • Daging Sapi: Meskipun upaya untuk meningkatkan produksi daging sapi domestik terus dilakukan, Indonesia masih mengimpor sekitar 30% dari kebutuhan daging sapi nasional. Keterbatasan sumber daya alam, seperti lahan dan pakan ternak, serta kebutuhan akan sapi perah yang tinggi untuk produksi susu, menjadi faktor yang memengaruhi ketergantungan impor daging sapi. 

  • Susu: Kebutuhan susu di Indonesia sebagian besar dipenuhi melalui impor, dengan ketergantungan mencapai sekitar 80%. Keterbatasan jumlah peternak sapi perah dan tantangan dalam pemeliharaan sapi perah menjadi hambatan dalam meningkatkan produksi susu domestik. 

  • Jagung: Meskipun produksi jagung domestik telah meningkat, Indonesia masih mengimpor jagung untuk memenuhi kebutuhan industri pakan ternak dan konsumsi manusia. Keterbatasan lahan dan infrastruktur pertanian menjadi tantangan dalam meningkatkan produksi jagung secara signifikan.

  • Daging Sapi di Pasar (UMKM.com)
    Daging Sapi di Pasar (UMKM.com)

    Ketergantungan pada impor komoditas-komoditas tersebut menunjukkan perlunya upaya lebih lanjut dalam meningkatkan produksi domestik melalui peningkatan produktivitas, pengembangan teknologi pertanian, dan kebijakan yang mendukung sektor pertanian nasional.

    Selain komoditas pangan yang telah disebutkan sebelumnya, Indonesia juga mengalami defisit impor pada beberapa komoditas lainnya, termasuk garam. Berikut penjelasannya:

    Pembuatan Garam (dok. Willa Widiana)
    Pembuatan Garam (dok. Willa Widiana)

    Garam: 

    Indonesia masih mengimpor garam untuk memenuhi kebutuhan industri, terutama untuk industri petrokimia, tekstil, dan klor-alkali. Pada tahun 2024, realisasi impor garam mencapai 2,04 juta ton, dan pada tahun 2023 tercatat 2,3 juta ton. Pemerintah berencana mengurangi volume impor garam industri menjadi 1,7 juta ton pada tahun 2025, dengan harapan dapat meningkatkan produksi garam domestik dan mengurangi ketergantungan pada impor. 

    Panen Jagung (dok. Diperta)
    Panen Jagung (dok. Diperta)

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
    Lihat Kebijakan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun