Penjelasan QS. An-Nur: 35 dalam Perspektif Ilmu Pengetahuan Modern
Allah menggunakan perumpamaan cahaya dalam QS. An-Nur: 35 untuk menjelaskan hakikat-Nya serta bagaimana petunjuk-Nya bekerja dalam kehidupan manusia. Dahulu, manusia memahami cahaya secara sederhana, tetapi dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, konsep ini bisa dijelaskan lebih mendalam.
Allah sebagai Cahaya Langit dan Bumi dalam Sains
Dalam ayat ini, Allah disebut sebagai Cahaya langit dan bumi, yang bisa diartikan bahwa Allah adalah sumber segala sesuatu.
Secara ilmiah, cahaya adalah fondasi kehidupan di alam semesta. Matahari, sebagai sumber utama cahaya bagi Bumi, menyediakan energi yang dibutuhkan untuk fotosintesis, yang pada akhirnya menopang seluruh rantai makanan di planet ini. Dalam fisika modern, cahaya merupakan bentuk radiasi elektromagnetik yang membawa energi dan informasi, memungkinkan kita melihat, berkomunikasi, dan memahami realitas.
Konsep ini selaras dengan pemahaman bahwa tanpa cahaya, tidak ada kehidupan, tidak ada pertumbuhan, dan tidak ada eksistensi yang bisa terlihat, sebagaimana tanpa petunjuk Allah, manusia berada dalam kegelapan spiritual.
Makna Ilmiah dari Perumpamaan dalam Ayat
Allah memberikan beberapa perumpamaan dalam ayat ini untuk menggambarkan bagaimana cahaya-Nya bekerja:
Misykt (ceruk di dinding) dapat diibaratkan sebagai wadah cahaya. Dalam ilmu modern, konsep ini mirip dengan antena yang menangkap gelombang elektromagnetik atau teleskop yang menangkap cahaya dari luar angkasa. Sama seperti hati manusia yang harus terbuka untuk menerima cahaya Ilahi.
Mib (pelita/lampu minyak) melambangkan cahaya petunjuk Allah dalam jiwa manusia. Secara ilmiah, ini bisa dibandingkan dengan reaksi fusi di matahari, yang menghasilkan energi dan menerangi seluruh tata surya. Tanpa reaksi ini, tidak akan ada kehidupan di Bumi, sebagaimana tanpa petunjuk Allah, manusia berada dalam kegelapan spiritual.
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!