Beberapa kota di Jabar (Jawa Barat) kerap diterjang banjir. Selain Bekasi, Depok, dan Karawang, Ibu Kota Jabar, Bandung, juga tak luput dari genangan banjir. Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, yang dilalui sungai Citarum berlangganan banjir tiap tahunnya. Tahun ini, banjir besar menimpa permukiman warga. Warga berharap ada solusi yang tepat dalam menangani banjir yang menjadi ritual alam yang tak diharapkan itu.
Menjawab harapan warga, pada saat mengunjungi korban banjir dan warga perumahan Rusunawa di Baleendah, Yance atau Irianto MS. Syafiuddin berjanji akan menyelesaikan persoalan banjir secara komprehensif. Cagub Jabar nomor 2 itu menilai, selama ini penanganan banjir bersifat parsial, sehingga problem tersebut tak kunjung diatasi. Yance menjelaskan bahwa penanganan banjir harus dilakukan mulai dari hulu sampai hilir. Itu prinsipnya. Atas dasar prinsip itu, misalnya, pengerukan sungai Citarum untuk mengatasi banjir yang selama ini hanya dilakukan di satu titik, akan ia lakukan di seluruh titik. Mulai dari hulu sungai sampai hilir.
Yance menjelaskan rehabilitasi Sungai Citarum mutlak dilakukan dan harus dikembalikan ke fungsi asalnya. Sungai terpanjang di Jawa Barat yang membentang sejauh 225 km lebih itu harus dikembalikan keasriannya. Sungai Citarum tidak boleh dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah. Masyarakat yang tinggal di sekitar DAS (Daerah Aliran Sungai) Citarum harus mendapat edukasi lingkungan yang intensif. Kesadaran mereka untuk turut merawat sungai perlu terus ditumbuhkan. Idealnya, bagi penduduk yang rumahnya berdekataan dengan pinggir sungai Citarum, menjadikan sungai sebagai beranda depan, bukan halaman belakang tempat pembuangan.
Selama 10 tahun belakangan, pemerintah memang mengadakan proyek sodetan sungai. Akan tetapi, proyek itu hanya memindahkan dan mempercepat aliran air dari anak-anak sungai Citarum. sehingga terkonsentasinya di kawasan Bojongsoang, Dayeuh Kolot, Baleendah dan sekitarnya. Proyek itu, terbukti belum mampu menyelesaikan masalah banjir.
Penanganan sungai Citarum seharusnya meliputi anak-anak sungai di Sub DAS Citarum diantaranya sungai Ciwidey, Cisangkuy, Citepus, Cikapundung, Cikeruh dan lain-lain. Selain itu, perlu dilakukan perbaikan penata-kelolaan ruang yang dikaitkan dengan tata kelola persampahan di Cekungan Bandung. Selama ini, penataan tersebut buruk sehingga aliran sampah yang bersumber dari perkotaan kemudian terkonsentrasi di Sungai Citarum.
DAS Citarum yang mencapai total seluas 562.958 ha itu juga harus direhabilitasi. Lahan-lahan kritis harus dipulihkan dengan melibatkan partisipasi masyarakat. Manfaat langsung harus dirasakan masyarakat yang berpartisipasi itu. Sehingga, mereka merasa diperlakukan sebagai subjek pembangunan bukan hanya objek semata. Dengan itu, upaya penyelamatan DAS Citarum bisa efektif.
Langkah lainnya, sedimentasi di 3 waduk yang dialiri Sungai Citarum harus diatasi. Waduk dimaksud yaitu waduk Cirata dan Saguling di Bandung Barat, dan waduk Jatiluhur di Purwakarta. Ketiga waduk itu harus dioptimalkan daya tampungnya, sehingga efektif sebagai pengendali banjir akibat luapan Sungai Citarum.
Terakhir, kawasan Gunung Wayang yang menjadi hulu sungai Citarum harus ditata sesuai fungsinya sebagai daerah tangkapan air. Warga di sekitar gunung itu harus dilibatkan dalam proyek rehabilitasi hulu sungai Citarum itu. Kawasan yang sudah gundul akibat alih fungsi, harus dipulihkan.
Langkah-langkah solutif penanganan banjir terkait sungai Citarum di atas, merupakan model penanganan masalah banjir secara komprehensif. Model ini bisa diaplikasikan di wilayah lain Jawa Barat yang mengalami masalah banjir serupa. Model Yance ini patut dipertimbangkan untuk diadopsi. Masyarakat pemilih Jawa Barat yang menginginkan masalah banjir di Jawa Barat segera diatasi, patut menjadikan Yance atau Irianto MS. Syafiuddin, Cagub Jabar nomor urut 2, untuk dipilih pada 24 Februari 2013 mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H