Assalamualaikum Mik," terdengar suara di depan pintu.
"Waalaikumsalam Mak Ju, silakan masuk," jawab istriku menyambut kedatangan Mak Ju di depan pintu.
"Minal aizin wal faizin Mik, mohon maaf lahir batin, orang tua banyak salahnya," kata mak Ju sambil mengulurkan tangannya pada istriku.
"Samasama mak Ju, orang muda banyak salah karena banyak tingkah," sahut istriku sambil mrnyilahkan mak Ju, duduk di kursi ruang tamu.
Tadi pagi Rahma anak Umik, ke rumah minta Mak Ju untuk mijat Umik, apa betul?" iya mak Ju Umik perlu diservis karena kelelahan keliling kampung untuk silaturrahmi dan berhalalbihalal dengan saudara dan tetangga," jawab saya ikut nimbrung dalam percakapan pagi ini.
"Abah bisa saja, Umik memang capek, pegal dan linulinu semua persendian, biar Mak Ju, mijit agar ototototnya kembali lurus dan hilang capeknya, bukan diservis, memang Mak Ju tukang servis?" jawab Umik sambil menyiapkan tempat, minyak gosok dan peralatan lainnya yang dibutuhkan untuk memijat.
"Mak Ju sudah berapa lama jadi tukang pijat?" tanya istri saya yang biasanya di panggil Umik di kampung. Â Panggilan Umik biasanya untuk wanita yang sudah melaksanakan ibadah haji. Kebetulan saya dan istri sudah melaksanakan ibadah haji 3 tahun lalu.
"Wah sudah lama sekali, bahkan sejak Umik masih kecil, masih sekolah di madrasah saya sudah jadi tukang pijit keliling dari kampung ke kampung, ya mungkin sudah 40 tahunan,"
"Wah sudah lama sekali, berarti sebelum Mak Ju menikah dengan Pak Paimin, sudah jadi tukang pijat ya Mak?" tanya istriku lagi, sambil menikmati pijatan mak Ju
"Betul Mik, bahkan saking lamanya saya mau pensiun?" kata mak Ju tersipu.
"Lho kalau Mak Ju, pensiun siapa yang menggantikan mak Ju?" tanya saya ikut nimbrung bertanya sambil nonton televisi. "Pak Guru, kalau pensiun dapat uang pensiun lha kalau Mak Ju nanti dapat uang pensiun juga nggak ya?" Tanya Mak