Pak guru sudah beberapa tahun terakhir selalu dijadwal menjadi Imam di masjid maupun di musala yang ada di kampungnya, selain menjadi imam rowatib, Pak Guru juga mendapat jadwal sebagai Imam salat taraweh saat bulan Ramadan di masjid dan dua musala di kampungnya.
Menjelang Ramadan Pak guru mendapatkan tiga lembar jadwal sebagai imam salat isyak dan taraweh masing-masing atas nama masjid Al Hibah, Musala Hidayatul Mustaqim dan Musala Miftahul Jannah yang dibendel jadi satu. Pak guru mendapat jadwal pertama menjadi imam salat isya dan taraweh di masjid Al Hibah pada malam ke-3 Ramadan, pada malam ke-4 dan ke-5 Ramadan giliran Pak guru menjadi imam di dua musala di kampungnya.Â
Malam keempat Ramadan dengan berjalan kaki Pak guru dengan mantab menuju Musala Hidayatul Mustaqim yang jaraknya hanya tiga ratus meter dari rumahnya. Sesampai di musala Pak guru bertemu dengan Muriadi salah satu jamaah, di pintu masuk musala.Â
Sambil bersalaman Muriadi menyapa Pak guru, "Abah sekarang jadwalnya Pak Sutari," setengah tak percaya Pak Guru ditunjukkan jadwal Imam yang tertempel di papan pengumuman. "Masyaallah berarti saya salah jadwal, tidak di sini tapi di Musala Miftahul Jannah"
Sambil berjalan agak cepat Pak guru menuju Musala yang letaknya sekitar 300 meter dari musala Hidayatul Mustaqim, sesampai di Musala Miftahul Jannah ternyata jamaah sudah menunggu kedatangan Pak guru untuk menjadi imam salat isya sekaligus salat taraweh dan salat witir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H