Setiap manusia memiliki keinginan atau cita-cita yang sudah sejak kecil terucap, tertulis atau tertancap dalam hati untuk diwujudkan setelah dewasa nanti.
Aku dilahirkan dari keluarga yang kurang mampu. Orang tuaku adalah seorang penjual kayu api.  Aku berpikir dan tidak  mau    menerima tantangan kehidupan yang dipikul orang tuaku. Aku yakin bahwa nasib seseorang tidak akan berubah jika bukan dia sendiri yang mengusahakannya. Dalam perjalanan kehidupanku untuk menggapai citacitaku tidaklah mudah. Aku selalu menolong ayah mengumpulkan kayu api sepulang sekolah
Suatu hari aku mengatakan ke pada ayah. Aku bercitacita menjadi seorang guru. Perkataanku disambut gembira oleh ayah dan beliau mengatakan kepada ku,"rajin rajinlah menuntut ilmu nak semoga apa yang kamu cita citakan akan tercapai meskipun kita dalam kemiskinan." Kehidupan yang kulalui penuh dengan ujian, tetapi aku yakin dan penuh dengan kesabaran.Â
Walaupun kondisi ekonomi orang tua yang tidak memungkinkan aku untuk bisa sekolah. Untuk memenuhi kebutuhan seharihari dan biaya sekolah, aku membantu ibu mengantarkan makanan gorengan ke kedai dekat aku bersekolah. Aku bertekad untuk bersekolah kita harus bekerja keras. Di setiap habis salat aku selalu berdoa semoga keluargaku bisa bahagia kelak nanti ditanganku.
Perjalanan pendidikanku sangatlah panjang berawal dari SD. Setelah lulus SD aku masuk ke SMP. Di SMP aku selalu mendapatkan beasiswa karena selalu mendapatkan juara 1 di kelas.Â
Uang yang kudapat ditabung untuk bisa melanjutkan sekolahku nanti. Setelah tamat di SMP aku melanjutkan ke SMA. Setiap pulang sekolah, aku membantu ibu membuat gorengan bakwan yang diantar ke setiap kedai yang ada di kampungku. Aku berperinsip, di mana ada kemauan di situ ada jalan. Kata kata itu seperti anak panah yang menghujamku semangat membara ke dalam perjalananku menggapai cita citaku. Di sekolah aku juga termasuk anak yang pintar di antara temantemanku yang membuatku sangat disayangi guru.
Setelah tamat di SMA aku melanjutkan pendidikanku ke salah satu Universitas favorit di kotaku. Aku mengambil FKIP jurusan Bahasa Inggris. Di setiap langkahku, aku selalu berdoa dan memohon kepada ayahku untuk mendoakanku agar aku cepat selesai menamatkan kuliahku. Siang malam kulalui dengan seabrek tugas rutinku. Tugas yang harus di kerjakan dengan bekerja keras. Dalam pikiranku terbesit kata,"kalau dia bisa, kenapa aku tidak?".
Sejak saat itu seperti ada energi yang merasuk sanubariku. Keinginan yang menggebugebu sangat menginspirasiku, membangkitkan semangatku untuk memcoba dan berharap untuk bisa menamatkan kuliahku lebih cepat. Harapan yang tersembunyi dari relung hati dan jiwa akan menimbulkan dorongan untuk melakukan perubahan. Ketika aku kecil, aku bercitacita menjadi seorang guru yang bermanfaat bagi orang banyak dan bisa mengabdi di tengah masyarakat. Bagiku impian dan harapan adalah awal dari kehidupan untuk menggapai citacita bagai bintang yang ingin di raih meskipun itu terasa sulit tetapi proses adalah suatu anugerah yang akan membentuk aku menjadi orang yang ingin terus berjuang.
Sekarang..., apa yang aku rasakan bahwa menggapai impian dan harapan bukanlah hal yang mustahil. Aku dapat menamatkan kuliah ku selama 2 tahun, dan aku melamar menjadi seorang guru karena impianku selama ini. Aku di terima menjadi PNS. Aku menunjukkan kepada orang tuaku bahwa aku telah berhasil dengan impianku selama ini. Kedua orang tuaku sangat bahagia melihat anaknya telah berhasil dan di tanganku lah nantinya yang akan mengangkat nama baik keluargaku di tengahtengah masyarakat.
Aku bangga menjadi seorang guru yakni tiga perkara yang kita tinggalkan sa'at meninggal dunia yaitu ilmu yang bermamfa'at. Lewat profesi guruku, aku ingin mengubah karakter anak bangsa. Aku harus mampu menciptakan muridku menjadi manusia yang jujur dan tidak melupakan Allah swt. Bagiku sekolah bukanlah untuk menambah dosa tetapi membagi ilmu untuk mencerdaskan anak bangsa dan mendapatkan pahala di sisinya. Guru adalah pahlawan. Pahlawan tanpa tanda jasa.Â
Aku bangga dengan profesiku.
Kota Pahlawan, 24 Oktober 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H