Buku Pak Guru Menjadi Tamu Allah karya penulis (dokpri)
Ketika kaum muslimin melakukan ibadah haji atau ibadah umrah maka ada dua tempat yang akan dikunjungi yaitu Kota Makkah yang di dalamnya terdapat Kakbah untuk melakukan ibadah umrah dan beberapa tempat di sekitar kota Makkah untuk melaksanakan ibadah haji yaitu Padang Arofah untuk melakukan wukuf, Muzdalifah untuk mabit dan mengambil kerikil untuk lempar jumrah, kota Mina tempat bermalam selama 4 hari untuk melakukan lempar jumrah pada tanggal 10-13 Dzulhijah atau bulan haji.
Satu tempat lagi yang wajib dikunjungi adalah kota Madinah atau Kota Nabi, Madinatul Munawaroh yang terdapat Majid Nabawi, makam Rasulullah beserta makam keluarga dan sahabat, ada Jabal Uhud dan tempat-tempat yng bersejarah dalam perkembangan Islam pada masa Nabi Muhammad masih hidup.
Saat penulis melaksanakan Ibadah haji pada musim haji tahun 1437 H atau 2016, karena masuk gelombang 2 maka penulis harus menuju kota Makkah dulu untuk melaksanakan ibadah haji, umrah, ziarah dan wisata selama hampir 30 hari. Setelah selesai merampungkan ibadah haji dengan sempurna maka penulis beserta rombongan melakukan perjalanan ke kota Madinah selama 9 hari sebelum kembali ke tanah air.
Setelah menempuh jarak 450 km dan menghabiskan waktu di atas bus selama 5 jam, perjalanan MekkahMadinah, akhirnya penulis dan rombongan tiba di hotel tempat jamaah haji dan umrah menginap selama berada di Madinah. Tujuannya adalah untuk melaksanakan shalat Arbain yaitu shalat di masjid Nabawi sebanyak 40 waktu shalat wajib atau selama 8 hari. Tak kalah penting juga ziarah ke makam Rasulullah, wisata religi, dan tadabur alam di kota Madinah.
Karena penulis dan rombongan tiba di Madinah jelang shalat Maghrib suasana di sekitar masjid Nabawi terlihat terang benderang tak kalah dengan terangnya di halaman masjidil Haram. Pilar pilar besar yang ada di dalam masjid Nabawi, karpet lembut dan bersih, juga udara sejuk di dalam masjid menambah suasana semakin nyaman untuk beribadah. Malam itu penulis sudah memulai shalat Arbainnya. Ia juga sudah bisa berkunjung dan shalat di Raudhah.
Esok harinya setelah selesai jamaah subuh dan mau kembali ke hotel, penulis dibuat terkagumkagum dengan kemegahan masjid Nabawi bukan hanya terletak pada kubah hijau dan tiangtiang gagah yang ada di halaman masjid Nabawi, tapi juga pada payung yang secara otomatis bisa buka tutup.
Payung Masjid Nabawi (Fahira Idris.com)
Karena penasaran penulis akhirnya mencari informasi tentang keberadaan payung Masjid Nabawi yang bisa buka tutup secara otomatis pada waktu yang sudah ditentukan.