Pandemi Covid-19 selama dua tahun melanda dunia sangat memukul sektor ekonomi dunia, tak terkecuali Indonesia.Â
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, sebanyak 98% usaha pada level mikro atau sekitar 63 juta terkena dampak pandemi Covid-19. Jumlahnya tentu akan membesar seiring lamanya pembatasan sosial berskala besar (PSPB) di sejumlah daerah. Bahkan, menurut catatan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), hampir separuh UMKM di Indonesia akan bangkrut pada Desember 2020. Serem banget gak sih?
Namun seiring perjalanan waktu ternyata sektor UMKM ternyata lebih tangguh menghadapi gonjang-ganjing ekonomi yang menuju ke fase resesi ekonomi dunia, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bisa menunjukkan jati dirinya tetap eksis dan bertahan dari gempuran masalah ekoomi secara global.
USAHA RUMAHAN BAGIAN DARI UMKM
Pengalaman penulis yang mempunyai keponakan yang merintis usaha rumahan melayani kebutuhan pakaian, aksesoris, kebutuhan keseharian  pelajar dan gadis-gadis usia muda yang menbuka usaha di rumah 4 tahun terakhir mengalami perkembangan omzet yang luar biasa.
Usaha yang dilakukan secara off line yaitu membuka toko di rumah dan melayani penjualan secara online ke seluruh wilayah Indonesia.
Keponakan penulis nama panggilannya Kiki alumni FKIP Universitas PGRI Surabaya ternyata sejak lulus dari bangku kuliah (2019) tidak terjun di dunia pendidikan sebagai guru malah merintis usaha jual beli secara online, memanfaatkan media sosial Facebook, IG, Twitter, WA untuk mengenalkan produk, transaksi jual beli secara online dan pembayaran melalui transfer antar bank atau akun pembayaran yang lebih murah seperti go pay atau jasa pembayaran online lainnya.
Usaha yang dikenalkan dan dijual adalah kebutuhan remaja khususnya remaja putri, mulai pakaian, asesoris, kosmetik, hijab, dan pernak-pernik kebutuhan sekolah.
Saat pandemi 2020-2022 ada tambahan item penjualan seperti aneka macam masker, hand sanitizer, dan segala mecam kebutuhan untuk menghindari covid-19, termasuk berbagai macam vitamin dan herbal untuk kesehatan.
Justru pada masa pandemi omzet penjualan meningkat secara signifikan dan bisa membuka 2 cabang toko offline di dua tempat berbeda, yang memperkerjakan adik dan saudara yang belum bekerja setelah lulus sekolah.