Salah satu makanan utama di zaman Rasulullah SAW saat masih hidup adalah kurma, Rasulullah dan keluarga serta para sahabat saat itu paling suka memakan buah kurma yang merupakan tanaman yang bisa tumbuh subur dan berbuah lebat pada daerah gurun pasir yang merupakan kondisi umum wilayah di Timur-Tengah, meliputi Arab, Persia, Mesir dan wilayah sekitanya di benua Afrika.
Bermacam jenis kurma yang bisa tumbuh di tanah gersang di Madinah saat itu, namun ada salah satu jenis kurma yang terkenal dengan nama kurma Ajwa yang berarti kurma nabi.
Bagaimana dengan asal muasal kurma Ajwa?
Dikisahkan bahwa asal‐usul adanya buah kurma Ajwa ini hasil dari biji kurma yang ditanam oleh Nabi sendiri. Buah kurma itu sendiri asalnya dari Malaikat Jibril.
Menurut KH. Imam Chambali, pembimbing KBIH Bryan Makkah Surabaya yang mendampingi penulis saat melaksanakan ibadah haji di tahun 2016 lalu "Diceritakan saat itu Rasulullah SAW sedang berpuasa, makanan untuk berbuka puasa tidak ada sama sekali.
Malaikat Jibril yang melihat keadaan Rasulullah SAW sedemikian merasa sedih lalu ia memohon kepada Allah SWT supaya mengaruniakan sesuatu makanan berbuka puasa, lalu Allah SWT yang Maha Mengetahui segalanya memperkenankan permintaan malaikat Jibril tersebut dan diberikanlah buah kurma yang istimewa ini untuk Rasulullah SAW berbuka puasa.
Setelah kurma dimakan lalu bijinya ditanam oleh Rasulullah. Sejak itulah kurma Ajwa tumbuh subur di Madinah hingga saat ini. Kurma Ajwa jadi andalan petani kurma karena kurma yang berwarna hitam, tidak terlau manis dan rasanya kenyal diyakini bisa menjadi penangkal sihir dan gangguan penyakit lainnya. Seperti hadis berikut ini, "Barangsiapa yang memakan 7 butir kurma di pagi hari, maka pada hari itu ia tidak akan terkena racun atau sihir".
Penulispun melakukan wawancara dengan pertugas yang menjaga Kebun Kurma, yang dilengkapi dengan toko untuk pengunjung yang ingin berbelanja urma dan makanan hasil kreasi dengan bahan baku buah kurma.
Ternyata perkebunan kurma milik keluarga Abdul Rahman Al Harby, yang luasnya sekitar 25 hektar tersebut terdapat sekitar 1.600 pohon kurma dan panen setahun sekali. Letak perkebunan kurma ini di sebelah Timur masjid Quba di Madinah, tiap pohon kurma ketika panen menghasilkan buah kurma antara 150‐200 kg. Subhanallah.
Kebun kurma ini dikelola secara turun temurun. Menurut pemiliknya kebun itu sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW dan dilengkapi dengan toko kurma dan makanan hasil olahan dari bahan bakunya serba kurma seperti kurma berbalut coklat, dodol kurma, dan lain‐lain. Toko itu juga dilengkapi aneka makanan khas yang ada di