Mohon tunggu...
Hajar Sahana Putri
Hajar Sahana Putri Mohon Tunggu... Guru - Seorang calon guru profesional yang menempuh pendidikan profesi guru di Universitas Jember

Blog saya bukan hanya mencakup aspek praktis pengajaran, tetapi juga refleksi mendalam terhadap teori-teori pendidikan, tren-tren terkini dalam dunia pendidikan, dan bahkan isu-isu kontemporer yang memengaruhi proses belajar-mengajar. Saya percaya bahwa melibatkan diri dalam diskusi online melalui blog dapat memperkaya pemahaman saya terhadap berbagai pandangan dalam dunia pendidikan. Penting bagi saya untuk terus belajar dan berkembang, dan blog menjadi alat yang sangat efektif dalam proses ini. Saya berinteraksi dengan komunitas guru dan pendidik lainnya, bertukar ide, dan mendapatkan umpan balik yang berharga. Semua ini membantu saya membangun jejaring, mendapatkan perspektif baru, dan terus meningkatkan kualitas pengajaran saya. Dengan menulis blog, saya tidak hanya mengejar keberhasilan akademis di bangku kuliah, tetapi juga berusaha untuk menjadi pribadi yang berkontribusi positif pada dunia pendidikan. Saya percaya bahwa setiap pengalaman dan pengetahuan yang saya dapatkan sepanjang perjalanan ini dapat menjadi inspirasi dan panduan bagi calon guru lainnya. Saya yakin bahwa melalui dedikasi, refleksi, dan keterbukaan untuk terus belajar, saya dapat menjadi seorang guru yang berdedikasi dan memberikan dampak positif pada dunia pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Topik 2 Aksi Nyata - Perspektif Sosiokultural dalam Pendidikan Indonesia

20 Februari 2024   15:55 Diperbarui: 19 Maret 2024   10:13 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

REFLEKSI ALUR MERDEKA 

(M) Mulai Dari Diri: 

Dalam memahami peran sosiokultural dalam pendidikan dan pembelajaran, penting bagi kita untuk menyadari bahwa setiap individu merupakan bagian dari masyarakat yang lebih luas. Faktor-faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik sangat memengaruhi cara individu memperoleh pendidikan dan bagaimana pembelajaran berlangsung. Melalui analisis mendalam terhadap aspek-aspek ini, kita dapat memahami dinamika kompleks di balik proses pendidikan.

Faktor sosial adalah salah satu pilar utama yang membentuk konteks pendidikan. Struktur sosial, norma-norma, dan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat mempengaruhi pengalaman pendidikan setiap individu. Misalnya, kelompok sosial yang berbeda mungkin memiliki akses yang berbeda terhadap pendidikan, yang memengaruhi kesempatan belajar dan pencapaian akademik mereka.

Selain faktor sosial, faktor budaya juga berperan penting dalam membentuk pendidikan. Setiap budaya memiliki cara tersendiri dalam memandang pendidikan dan nilai-nilai yang ditekankan. Budaya dapat memengaruhi tujuan pendidikan, metode pengajaran, serta harapan yang ditempatkan pada peserta didik. Penting bagi pendidik untuk memahami dan menghargai keragaman budaya di kelas mereka untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif.

Aspek ekonomi juga tidak dapat diabaikan dalam konteks pendidikan. Ketidaksetaraan ekonomi dapat menjadi hambatan besar bagi akses pendidikan yang merata. Biaya pendidikan, ketersediaan sumber daya, dan peluang ekonomi setelah lulus dapat memengaruhi motivasi dan partisipasi peserta didik dalam pembelajaran. Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi dan mengatasi hambatan-hambatan ekonomi yang mungkin dihadapi peserta didik.

Sementara itu, faktor politik juga memiliki dampak yang signifikan dalam pendidikan. Kebijakan pendidikan, kurikulum, dan alokasi dana adalah contoh konkret dari bagaimana politik memengaruhi sistem pendidikan. Perubahan kebijakan politik dapat memiliki konsekuensi besar terhadap pendidikan dan pembelajaran, sehingga penting bagi pendidik untuk memahami dinamika politik yang memengaruhi pekerjaan mereka.

Dengan memahami kompleksitas sosiokultural dalam pendidikan, pendidik dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih responsif dan inklusif. Ini melibatkan mengakui dan menghargai keragaman, mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi peserta didik, dan merancang pengalaman pembelajaran yang relevan dengan konteks sosial, budaya, ekonomi, dan politik mereka. Dengan demikian, pendidikan dapat menjadi alat yang kuat untuk mempromosikan kesetaraan, inklusi, dan kemajuan sosial.

(E) Eksplorasi Konsep:

Pada bagian eksplorasi konsep, kita memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang interaksi antara dewasa dan anak serta kaitannya dengan status sosial ekonomi. Konsep interaksi dewasa-anak mengacu pada hubungan dan dinamika antara orang dewasa (misalnya, orang tua, guru, atau anggota masyarakat lainnya) dengan anak-anak dalam konteks pendidikan dan pengasuhan. Status sosial ekonomi (SES) merupakan salah satu faktor kunci yang memengaruhi interaksi ini. SES mengacu pada pengelompokan individu atau keluarga berdasarkan faktor-faktor ekonomi dan sosial, seperti pendapatan, pendidikan, dan pekerjaan.

Pentingnya memahami konsep ini terletak pada pengakuan bahwa faktor-faktor seperti pendapatan, pendidikan, dan status pekerjaan dapat mempengaruhi interaksi dan hubungan antara orang dewasa dan anak-anak. Misalnya, anak-anak dari latar belakang SES yang lebih tinggi mungkin memiliki akses yang lebih baik ke sumber daya pendidikan dan dukungan sosial, sementara anak-anak dari latar belakang SES yang lebih rendah mungkin menghadapi hambatan-hambatan tersebut. Hal ini dapat memengaruhi cara orang dewasa berinteraksi dengan anak-anak, termasuk pendekatan pengasuhan dan pembelajaran yang mereka terapkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun