Mencuri Raden Saleh adalah film dengan tema yang mengangkat genre aksi kriminal yang disutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko. Film ini berhasil menarik banyak penonton dengan suasana yang menghasilkan ketegangan tiap scene nya. Banyak dari penonton yang meremehkan karya dari anak bangsa itu sendiri, namun film ini berhasil membuat para penonton terpaku rapih di bangku bioskop dan menikmati tiap adegannya dari awal hingga akhir. Film  ini sendiri menceritakan sekelompok anak muda dengan tujuan dan tekad hidup yang besar dalam memperjuangkan apa yang sudah mereka tekadkan, namun banyak rintangan entah dalam kondisi finansial mereka yang tidak semuanya setara beserta tekanan dalam keluarga.
Mungkin dalam kategori film luar negeri, tema pencurian dalam suatu film bukanlah hal yang baru bahkan sudah menjadi genre yang tak jarang ditemukan dalam film aksi. Namun Angga Dwimas Sasongko selaku sutradara dalam film Mencuri Raden Saleh ini berhasil dalam keberaniannya menggagas film ini dengan dibaluti unsur tradisional  dengan rapih dan juga secara struktural. Sentuhan lokal yang kental didasarkan dengan memfokuskan alur pada pencurian suatu karya seni berupa lukisan ikonik yang dilatarbelakangi historis juga kultural yang dapat dikatakan hampir tidak dapat kita temukan di berbagai macam film dengan genre serupa mau itu di dalam negeri ataupun di Indonesia itu sendiri. Kisah ini difokuskan pada sekelompok anak muda dengan berbagai macam tekad yang sama namun, tiap karaktrer pribadinya memiliki keahlian khusus masing-masing. Lagi-lagi, mungkin bagi beberpa penikmat film ini bukanlah suatu hal yang baru, karena banyak film luar negeri yang sudah mebgusung tema serupa dengan tiap karakter memiliki keahlian yang berguna dalam aksi-aksi yang dapat direncanakan seperti ini. Namun spesialnya, film ini bukan hanyalah sebuah film dengan genre aksi seperti apa yang sudah biasa diekspektasikan para penonton terhadap film karya anak bangsanya sendiri. banyak orang yang sudah meremehkan suatu karya berupa film bahkan sebelum mereka menontonnya. Latar tempat dan alur yang sebagian besar didasarkan pada kearifan lokal beserta banyaknya referensi budaya, membuat film ini kental akan keotentikannya.
Selain itu, untuk peran masing-masing tiap karakter di film ini, semua mendapat bagian pentingnya tiap alur dengan komposisi beserta porsi yang pas, beberapa memang tidak begitu ditunjukkan banyak tentang latar belakang mereka serta apa peranan penting mereka dalam terlaksananya alur cerita dalam film ini. Namun saat menilai lebih dalam dan menilai secara perlahan apa tujuan karakter tersebut dihadirkan dengan dinamika karakter yang berbeda kita akan paham mengapa suaty karakter tersebut diciortakan beserta mengapa beberapa karakter sengaja tidak terlalu banyak diperlihatkan latar belakangnya. Misalnya karakter utama kita yaitu Piko, dengan sifatnya yang cenderung bijaksana serta memiliki jiwa lepemimpinan yang menonjol dantara beberapa karakter yang lain. Piko memiliki latar belakang sebagai mahasiswa seni yang ternyata sudah memiliki pengalam karena tak jarang karakter Piko ini melakukan pemalsuan lukisan, Piko sendiri tak hdiup atautak digambarkan sebagai karakter utama yang memiliki hidup enak engan bakatnya sebagai seorang senirupawan yang sudah ditahap hampir professional, dibalik itu semua Piko memiliki banyak tekanan salah satunya terhadap finansial keluarganya yang membuat Piko bingung harus mementingkan masa depannya sendiri atau keluarganya. Nmun, dengan koneksi pertemanan Piko yang beraneka ragam seperti ahli atlet parkour, pengemudi unggul, ahli IT, membuat film ini berhasil karena chemistry tiap perannya terasa begitu erat, dengan sifat tiap perannya yang hampir seluruhnya memiliki karakter yang bertolak belakang namun hal itu menciptakan dinamika keseimbangan momen hingga berhasil menciptakan suasana yang terkadang melakonlis, tegang hingga komedi dengan timing yang tepat hingga membuat film ini terasa ringan dan dapat dipahami oleh tiap kalangan.
Mungkin banyak kelebihan film ini yang dapat membuat sebagian besar penonton merasa puas, namun terdapat beberapa kejanggalan dalam beberapa adegan seperti terlalu dipaksakannya suatu scene terutama saat konflik utama menuju penyelesaian. Namun konflik tersebut tidak memungkiri bahwa film ini tetap pantas untuk ditontok oleh ramainya khalayak masyarakat.
Selain itu, banyak amanat yang tersirat dalam film ini, salah satu contohnya adalah pentingnya kerjasama dalamn mencapai apa yang kita inginkan, mungkin bagi beberapa orang lebih memilih untuk menyelesaikan pekerjaannya sendiri, karena mjngkin apa yang dikerjakan sendiri akan menghasilkan suatu hasil sudah kita remcanakan dan apa yang sudah kita ekspektasikan beserta meminimalisir konflik yang akan terjadi karena banyaknya rumbukan pendapat beserta susahnya menyatukan banyak pikiran dalam kelompok. Namun justru dengan banyaknya masukan dan opini, akan menciptakan peraan tiap manusia masing-masing dalam mencapai suatu tujuan sehingga kita tidak terlalu terbebani dalam menjalankan prosesnya, untuk masalah hasil sebaik mungkin kita percayakan pada teman kita yang sudah mengambil bagian tersebut, karena dengan kepercayaan itu akan menciptakan sebuah kerjasama yang positif. Film ini juga mengandung unsur amanat yang berkesinambungan dengan seni, film ini mengajarkan kita betapa pentingnya suatu karya dan tugas kita menjaga esensi dan nilai daro suatu karya seni tersebutlarena itu sudah menjadi bagian dari identitas nasional dan sejarah bagi Indonesia itu sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H