Mohon tunggu...
Hairil Suriname
Hairil Suriname Mohon Tunggu... Lainnya - Institut Tinta Manuru

Bukan Penulis.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Menikmati Pekerjaan Sambil Berwisata di Kabupaten Kepulauan Anambas

16 Juni 2023   12:55 Diperbarui: 18 Juni 2023   10:00 710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kami turun dari kapal, di jemput oleh satu orang, kenalannya bang Radit. Ternyata si bapak ini sudah dapat tempat nginap kami. Hotel tapi sekelas penginapan. Ya, untuk ukuran seminggu dengan harga 225-350 ribuan, lumayan lah. Namanya Penginapan/Hotel Terempa Beach. Menyusuri jalan sempit itu, kiri kanan ada beberapa tempat jual pakaian dan kelengkapan lain semi pasar. Setelah sampai di jalan utama, kami menggunakan sepeda motor ke Hotel terempa beach.

Beberapa kamar di terempa beach ini berhadapan dengan laut dan pelabuhan terempa. Saya tidak beruntung karena tidak mendapatkan kamar dengan view menghadap ke pantai langsung. Di dekat terempa beach ini ada beberapa resto di atas laut, menu seafood terdekat bisa kami dapat di resto terdekat ini.

Dari segi bangunan fisiknya, terempa beach hotel ini sepertinya bangunan lama. Hanya beberapa pembaruan ruangan, ada room meeting kalo tidak salah. Hanya saja, tangga untuk naik ke lantai dua sedikit sempit. Ada minuman dingin juga tersedia di kulkas dekat tempat kasir. Ini di siapkan jika ada kebutuhan minum saat warung-warung sudah tutup di malam hari.

Jarak dari pelabuhan ke tempat nginap kurang lebih 100 meter, sangat dekat dengan laut. Yang bikin saya kaget pertama lihat terempa, jalan di dekat pelabuhan ini ternyata ada dua. Satunya jalan lama, dan jalan yang baru, kata masyarakat di sana. Jalan yang baru itu di bikin oleh Bapak Bupati anambas.

Jalan layang, semacam jembatan memanjang dengan tiang kakinya ke dasar laut,  dua jalan ini membentang dari  depan RS terempa menuju ke daerah masjid raya atau batu tompak tige. Dua-duanya difungsikan semua untuk pengguna jalan. Sangat indah, karena berkendara melewati jalan ini view nya begitu mempesona.

Batu tompak tige menurut bahasa melayu artinya batu bersusun tiga, itu saya baru tau setelah tanya ke rakan saya Kak Ikka. Bagusnya, kak ikka ini orang melayu asli, jadi saya banyak bertanya tentang bahasa dan beberapa hal khas melayu ketika saya tidak tahu. Batu tompak tige ini menurut saya, sangat bagus spotnya untuk kamu yang mau berswa foto saat pertama kali berkunjung ke terempa.

Luar biasa Terempa, di pulau Siantan kab anambas. Belum sampai sehari, baru saja berapa jam sudah di bikin terpesona dengan alamnya. Di dekat batu tompak tige, beberapa puluh meter lagi, kita bisa lihat masjid agung baitul makmur terempa yang tamannya sangat luas dengan view pantai juga. Tak jarang, banyak orang berkunjung ke sana baik untuk sholat atau sekedar menikmati pemandangan laut di depan kota terempa.

Berjarak dari masjid agung terempa ini sekitar 150 meter, masih di dekat laut. Ada spot wisata yang juga sama bagusnya. Namanya batu lepe. Dari bahasa melayu artinya batu batu datar. Saya tidak tahu ukuran batu ini, tetapi sangat besar, kurang lebih 30-40 diameternya. Di tangga turunnya, di berikan mural ikan kakatua, khas kepulauan anambas.

Sore itu, udara dan angin laut pelan-pelan menyapa, saya sangat menikmati bau khas dari laut, air yang bening. Rumah-rumah khas laut yang di jadikan resto memanjakan mata di sepanjang tepian pantai terempa. Ruangnya terbuka, berada di atas laut dan dekat dengan batuan-batuan di tepi tebing. Hanya kamu dapatkan ketika berkunjung ke daerah kepulauan seperti anambas dan pulau-pulau lainnya.

Rumah-rumah sebagi warung makan dan tempat nongkrong semi (coffee house) ini berada di atas laut sepanjang jalan terempa yang kurang lebih 800 meter itu, ada yang menjual makanan khas laut. Ada juga tempat kopi, minuman jus dan lainnya. Masyarakat di Tarempa, memanfaatkan jalan sebagai tempat berswa foto dan lihat matahari yang mulai terbenam.

Sore itu, kami menyusuri jalan terempa diatas laut. Di satu tempat (makan), menunya lengkap. Resto Sari Laut seingat saya. Tapi sore itu karena perjalanan dari batam ke letung, lanjut ke terempa membuat saya kehilangan gairah makan. Di beberapa tempat (Coffee House) yang kami kunjungi, ternyata sudah full. Hal ini karena banyak orang masih mengadakan buka puasa bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun