Mohon tunggu...
Hairil Suriname
Hairil Suriname Mohon Tunggu... Lainnya - Institut Tinta Manuru

Bukan Penulis.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Stereotipe Black Market dan Kota Batam

13 Juni 2023   21:18 Diperbarui: 13 Juni 2023   21:46 727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sore tadi, saya ditelephone teman dari daerah, menerima telephone dia via whatsApp dan lanjut ngobrol kurang lebih 1 jam. Beberapa hal basic yang sering ditanyakan setiap kali ada telephone masuk tidak terlepas dari menanyakan kabar, bagaimana kerjanya dll. Ya, namanya juga hal basic yang selalu jadi pemanis di awal ngobrol baik itu, kolega, sahabat atau keluarga.

Terlepas dari obroan kami panjang lebar, aku hanya focus satu pernyataan dia di sela-sela pembicaraan kami berdua.

"Kawan, di batam kan banyak handphone murah tuh, ku kirimkan uang, kau nanti cariin handphone ya buat saya" Pernyataan si kawan ini.

Belum sempat juga saya respon, dia masih juga melanjutkan pernyatan kedua yang bikin saya sedikit emosi.

"Maulah ya, kan batam dikenal barang black market. Kau carikan saya yang bagus lah" lanjut si kawan tadi.

Tiba-tiba, saya merasa terjebak dengan pernyataan dia ini. Maklum, bukan hanya kawan saya yang pertama kali melontarkan pernyataan seperti ini. Tetapi banyak sudah kawan yang lain setiap obrolan via telephone atau tatap muka di suatu waktu pun melontarkan pernyataan yang buat saya sedikit kesal.

Banyak orang sering terjebak ketika kita menyebut nama Kota Batam. Selalu saja di pikiran mereka, batam adalah tempat barang murah, black market dll dll yang menurut hemat saya sama halnya memposisikan Batam sebagai kota yang penuh dengan praktik gelap di dunia pemasaran (konotasi negatif)

Padahal, batam juga sama seperti kota lainnya, perekonomiannya, aktivitas wisata, kuliner, pendidikan, eksport import dan semua hal itu tidak jauh beda dengan kota-kota lain pada umumnya. Hanya saja terdengar aneh, ketika orang menempatkan kota batam dalam isi kepala mereka adalah kota pasar gelap dan sebagainya.

Merespon apa yang menjadi pernyataan kawan saya tadi, saya mencoba menjelaskan padanya dengan penjelasan yang mudah, biar dia juga mengerti bahwa batam tidak melulu kota pasar gelap. Batam ini ada kehidupan yang layak, banyak orang dengan semangat bisnis, industri perkapalan dan sejumlah wisata terbaru dengan sentuhan modern yang mungkin kota lain belum memilikinya.

Di tengah penjelasan saya pada kawan tadi, masih sempat-sempatnya dia tanyakan beberapa hal terkait praktik pasar gelap. Terutama soal fashion style. Kata dia, black market itu sepengetahuan dia, dari apa yang dia dengar adalah temat jual sepatu dan tas murah. Bukan hanya itu saja, handphone dengan harga di bawah harga pasaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun