Mohon tunggu...
Hairil Suriname
Hairil Suriname Mohon Tunggu... Lainnya - Institut Tinta Manuru

Bukan Penulis.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Iklan yang Cukup Mengganggu Pembaca di Rubrik Bisnis Kompasiana

28 Maret 2021   19:14 Diperbarui: 28 Maret 2021   19:20 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri : screen layar tulisan : Cerita Anjloknya Omzet Penjual Ketoprak di Batam (Seri I)

Hallo kompasianer,

Apa hanya penulis saja yang merasa kalau iklan di komasana cukup mengganggu aktivitas membaca tulisan Kompasianer yang lain?

Hari minggu, 28/03/2021 Time 18.20.wib setelah penulis upload satu tulisan yang tema nya lebih ke bisnis, dan tulisan itu tantunya ada di rubrik bisnis kompasiana. Tulisan yang terakhir di uplad sekitar 1 jam lalu.

Penulis ingin membukanya di timeline dan membacanya Kembali ternyata disana ada iklan yang cukup mengganggu. Dari pembuka tulisan, iklan tidak bisa di close. Dan menutup tulisan pembuka dari yang penulis baca. Dan itu masih tulisan penulisa sendiri. Sejauh ini penulis belum tau di rubrik lainnya.

Karena penasaran penulis buka lagi tulisan kedua di rubrik yang sama, rubrik bisnis dan hasilnya sama. Kompasiana makin kesini, iklannya terlalu banyak. Kalau boleh, pengelolanya agar penempatan banner iklan jangan tepat di isi tulisan. Letak aja iklan disisi kanan atau kiri yang tidak mengganggu mata pembaca Ketika membaca tulisan. Penulis tidak terlalu paham soal bahasanya bagaimana, sidebar atau timeline dll. Intinya, semakin banyak iklan dapat mengganggu pembaca.

dokpri ; scren layar tulisan Pro Wisatawan, Bakso Ikan Palabuhanratu Memang Enak
dokpri ; scren layar tulisan Pro Wisatawan, Bakso Ikan Palabuhanratu Memang Enak
Mungkin baru penulis yang mengalami ini, belum tau pembaca yang lain. Dan sebelum pembaca yang masih mikir untuk sampaikan, penulis memilih untuk sampaikan disini. Tujuannya biar kompasianer juga tahu.

Ada kurang lebih 3 tulisan yang penulis buka dan di rubrik bisnis hasilnya sama, iklan menghalang tulisan pembuka dari setiap tulisan di rubrik bisnis ini. Beberepa csreen layer berikut mungkin dapat pembaca dan kompasianer bisa lihat :

Yang jadi pertanyaannya, mengapa iklannya terlalu banyak, bisa kompasianer lihat sendiri creen layarnya yang penulis coba jadiin sebagai dasar untuk menulis ini. Bagi yang sudah terbiasa, penulis rasa ini tidak jadi masalah. Tapi kalau yang belum biasa, meresa sangat terganggu sekali dengan iklan yang ada di hamper semua sudt kiri kanan setiap tulisan kompasianer.

Lama kelamaan, iklan yang mengganggu ini nanti merusak minat baca pembaca yang suka dengan kompasiana. Penulis jadi pusing mau jelaskan ini mulai dari mana. Yang jelas, mau scroll naik atau turun, di kecilin size tampilannya masih tetap sama ada iklannnya. Terlalu banyak iklan bisa melemahkan tujuan itu membaca. Apakah dengan banyaknya iklan dapat memberikan value kepada pengunjung ? entahlah.

dokpri
dokpri
Penulis bahkan, berpikir kalau banyak pembaca merasa bahwa iklan itu mengganggu dan mengurangi value sebuah website/blog. Penempatan iklan ini mestinya pertimbangkan tujuan lain dari iklan yang dipasang terlalu banyak dalam body tulisan atau sisi kiri kanan di kompasiana. Hal ini sama saja kita membuat pergi pembaca Kompasiana dari aktivitas baca yang mengganggu mata mereka.

Jadi, jika iklan berhasil, mereka akan mendorong pembaca Anda untuk meninggalkan blog Anda.kompasiana yang besar ini, mestinya pembagian banner iklan harus seimbang, setiap bagiannya selaras dengan bagian yang lainnya biar pembaca tida merasa terganggu. Bukan hanya iklan pamlet, video juga dan jenis iklan lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun