PISA atau Programme for International Student Assessment adalah evaluasi global yang dilakukan oleh OECD untuk menilai sistem pendidikan di berbagai negara dengan menguji keterampilan dan pengetahuan siswa berusia 15 tahun (OESC, 2025). sedangkan PAUD atau Pendidikan Anak Usia Dini menurut UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha Pendidikan yang dilakukan dengan upaya pembinaan jasmani maupun rohani pada anak usia 0-6 Tahun agar dapat bersiap pada jenjang pendidikan selanjutnya. Dua hal ini akan saya sampaikan dalam tulisan dibawah ini, dampak tes PISA terhadap kebijakan PAUD di Indonesia.
Sejarah PISA di Indonesia
tujuan PISA dilaksanakan adalah untuk megukur dan membandingkan sistem pendidikan di berbagai negara, mengukur keterampilan abad 21, dan memberikan informasi untuk perbaikan kebijakan pendidikan agar output SDM yang sesuai dengan standar pasar internasional. Tes PISA menilai sejauh mana siswa usia 15 tahun, yang telah/hampir menyelesaikan pendidikan dasarnya, menguasai keterampilan dan pengetahuan yang penting bagi mereka untuk berpartisipasi penuh dalam masyarakat modern. Penilaian PISA menitikberatkan pada substansi pembelajaran inti di sekolah yaitu membaca, matematika, dan sains (OECD,2025).
Hasil PISA dirilis oleh OECD setiap 3 tahun yang menunjukkan skor dan urutan rangking perbandingan antar negara partisipan. berdasarkan pengalaman yang panjang, Indonesia sudah menjadi negara tetap yang mengikuti PISA sejak awal tes PISA diadakan yaitu pada tahun 2000. sejak saat itu Indonesia belum mampu untuk mencapai standar skor PISA OECD . hal ini menunjukkan kualitas pendidikan di negara Indonesia belum cukup untuk disebut negara yang memiliki sistem pendidikan yang berkualitas. berdasarkan hasil PISA terakhir pada tahun 2022 indonesia masih belum mampu mencapai skor rerata OECD, Indonesia berada di rangking 69 dari 80 negara partisipan jauh di rangking belum mampu untuk mengikuti jejak negara tetangga Singapura di urutan 1 (OECD, 2023).
Dampak PISA terhadap kebijakan Pendidikan di Indonesia.
Dampak PISA terhadap sistem pendidikan di Indonesia yaitu dapat mengetahui kemampuan siswa indonesia di kancah internasional. Menjadi ukur tolak kualitas pendidikan, mendorong perbaikan sistem pendidikan serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan . salah satu dampak PISA terhadap kebijakan pendidikan di Indonesia yaitu Perubahan Kurikulum Pendidikan Nasional. Sejak tahun 2000 indonesia sudah mengalami perubahan berbagai kurikulum agar dapat menyesuaikan pembelajaran yang sesuai dengan indikator penilaian pada saat dilakukan PISA. menurut Pratiwi (2019) "perubahan kurikulum di Indonesia sangat sejalan dengan PISA. Salah satu penyebabnya adalah adanya tekanan publik melalui media massa terhadap peringkat yang diberikan dalam PISA yang dianggap mampu menggambarkan kualitas pendidikan Indonesia secara keseluruhan". jika dilihat fenomena perubahan kurikulum terjadi ada banyak adaptasi yang diperlukan. ada banyak faktor yang harus di sesuaikan kembali.
Factor lain yang sangat penting dalam kualitas pendidikan adalah Guru. Guru memberikan peran penting dalam menghadapi tantangan pendidikan. Guru adalah orang yang berhubungan langsung dengan anak didik dalam proses interaksi pembelajaran. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Inayah, 2022) dapat disimpulkan dalam menghadapi tantangan pendidikan diperlukan strategi juga guru sebagai seorang pendidik. Dimana Guru harus memiliki kompetensi yang kuat, memiliki kemampuan agar meningkatkan integritas dan kepribadian bangsa melalui proses pembelajaran.
Akan tetapi Pendidikan di Indonesia khususnya masih memiliki permasalahan dalam mengorganisir beban administrasi pendidik atau guru. hal ini baiknya menjadi pertimbangan pengambil kebijakan agar guru dapat melakukan proses pendidikan dan pembelajaran yang berfokus pada perkembangan anak didik ketika adanya perubahan kurikulum. tantangan ini disampaikan oleh Priyono & Arief (2022) dalam penelitiannya tentang profesionalisme guru di Era Teknologi Disrupsi "bahwa Saat ini yang dirasakan guru kita beban administrative dan kurikulum yang terlalu padat sehingga sedikit sekali memiliki waktu untuk memberi kesempatan kepada peserta didik menjelajahi daya-daya kreatif mereka, menghasilkan karya karya orisinal. Akibatnya, interaksi sosial anak didik terbatasi, daya kreasinya terbelenggu, dan daya tumbuh budi pekerti luhurnya tidak berkembang ". Dengan demikian bahwa selain perubahan kurikulum factor guru juga sangat penting untuk diperhatikan. Keseriusan pemerintah terhadap kualitas pendidikan dengan memperhatikan kualitas guru dan kompensasi yang sesuai dengan beban kerja guru diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan guru dan kualitas pembelajaran.
PISA dan PAUD
Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh OECD menunjukkan bahwa anak-anak yang mengikuti program pendidikan anak usia dini (PAUD) berkualitas tinggi cenderung memiliki skor lebih tinggi dalam tes PISA pada usia 15 tahun (OECD, 2016). Mereka lebih siap untuk sekolah dan cenderung memiliki kinerja akademis yang lebih baik. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan anak usia dini merupakan salah satu usaha yang dapat di tempuh untuk memperbaiki kualitas PISA.
Pendidikan pada masa usia dini disebut pendidikan pada masa kritis. Menurut Osborn, dkk dalam Haira (2019) menyebutkan bahwa pada masa usia dini ini 80% kecerdasan manusia sedang terbentuk, sehingga penyerapan akan informasi lebih mudah dilakukan (Haira & Ahmad, 2019). Akan tetapi sesuai dengan karakteristiknya pendidikan yang dilakukan kepada anak usia dini harus melalui bermain. Dunia anak adalah dunia bermain. Oleh sebab itu maka proses pembelajaran harus dengan cara yang menyenangkan. Pembelajaran yang menyenangkan dan sesuai dengan karakteristik pendidikan anak usia dini dapat mengembangkan potensi manusia dengan optimal.