Di tengah geliat perkembangan zaman ke arah industri modern, bahkan industri 4.0, tak pelak lagi mengakibatkan bisnis-bisnis tradisional perlahan mulai ditinggalkan. Adalah pemandangan lumrah dalam dunia bisnis ketika perusahaan pada akhirnya gulung tikar karena tidak mampu bertahan dengan perkembangan zaman.Â
Inilah sisi lain realitas bisnis yang secara sederhana diperlihatkan dalam drama Jepang berjudul Rikuoh. Rikuoh sendiri merupakan merk yang disematkan kepada sepatu lari produksi perusahaan Kohazeya yang berarti 'King of Land.'
Berkisah tentang perusahaan Kohazeya yang merupakan perusahaan tabi, kaus kaki tradisional Jepang, yang telah berjalan selama 100 tahun lamanya di daerah Gyoza yang dahulu terkenal dengan produksi tabinya.Â
Namun perusahaan ini tengah berada di ambang kebangkrutan seiring dengan sepinya permintaan terhadap tabi, bahkan banyak perusahaan tabi sejenis yang telah gulung tikar.Â
Menyadari bahwa Kohazeya bisa kapan saja menghadapi hal serupa, hal ini membuat Koichi Miyazawa, generasi ke empat pemilik Kohazeya, mulai mencari cara untuk menyelamatkan perusahaan tabi keluarganya yang kini hanya tersisa 20 pegawai saja. Jika sang direktur tidak segera mengambil langkah antisipasi untuk menyelamatkan perusahaannya, maka perusahaan itu akan segera tutup buku untuk selama-lamanya di generasinya.
Syahdan, sampailah Koichi pada ide untuk membuat sepatu lari anti cedera tatkala menyaksikan salah satu atlit yang mengalami cedera serius saat pertandingan lari marathon sedang berlangsung. Itulah titik awal yang mendasari pembuatan sepatu lari tersebut.
Selama 10 episode dalam drama ini penonton akan disuguhkan cerita mengenai lika-liku sang direktur untuk menyelamatkan perusahaannya dengan mengembangkan sepatu lari.Â
Tentu saja selalu ada permasalahan di sepanjang perjalanan pembuatan sepatu lari Rikuoh tersebut, mulai dari pertentangan internal perusahaan, pinjaman bank yang macet, hingga persaingan bisnis melawan perusahaan sekaliber Atlantis yang merupakan raksasa bisnis dalam produksi sepatu lari. Adegan demi adegan ditampilkan dengan mengharukan mengenai perjuangan keras sang direktur, hingga penonton dibuat berkali-kali menitikkan air mata.Â
Ada banyak nilai-nilai kebajikan yang dapat digali dari dorama ini seperti kerja keras, optimis, pantang menyerah, dan kekeluargaan. Selain itu kisah perjuangan sang atlit yang bangkit dari cedera juga layak diikuti. Tapi kali ini saya akan lebih banyak membahas mengenai realitas bisnis yang dapat disaksikan dalam dorama ini.
Bisakah terus eksis dalam modernisasi yang tidak terelakkan?Â
Pertanyaan di atas merupakan bentuk kegelisahan yang mungkin seringkali dilontarkan oleh pelaku usaha. Namun, melalui dorama ini kita mengetahui bahwa jawabannya adalah bisa.