Mohon tunggu...
Haikam MuizzuRajabi
Haikam MuizzuRajabi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seseorang dengan hobi olahraga dan senang mendengarkan diskusi membahas hal hal sensasional serta menggeluti aktifitas organisasi

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Penguasa Baru Eropa? Antara Ambisi dan Penantian: Manchester City vs Inter Milan

20 Mei 2023   17:25 Diperbarui: 20 Mei 2023   18:03 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sepakbola telah menjadi bidang olahraga yang digemari hampir diseluruh dunia. Pergelaran turnamen resmi dibentuk bahkan hingga pada komunitas terkecil. Namun tidak ada ajang perhelatan sepak bola yang lebih populer daripada Piala Dunia dan Liga Champion. Liga Champion telah mencapai akhir musim yang menyisakan 1 pertandingan final menentukan pemenang musim ini. Meninggalkan tim unggulan Manchester City (Inggris) dan Inter Milan (Italia). 

Pertandingan Final akan dilaksanakan pada tanggal 11 Juni 2023 di Istanbul Turki. Manchester City klub yang menjadi primadona untuk memenangkan piala Liga Champion pertamanya, menjalani musim ini dengan sempurna tanpa kekalahan hanya mengalami hasil seri di pertandingan semifinal leg pertama melawan madrid di Santiago Bernabeu, menghentikan Bayern Munchen di perempat final dengan agregat 4-1, mencukur habis Leipzig 8-1 di 16 besar, terlebih City menyapu 6 pertandingan fase grup tanpa kekalahan membuatnya menjadi salah satu tim kuat yang ada di Eropa saat ini. 

Sedangkan Inter Milan history pertandingannya tidak terlalu baik seperti lawannya, namun dikatakan sebagai tim yang tidak diunggulkan melihat performanya pada musim ini yang tidak terlalu bagus namun taktik yang digunakan sangatlah efektif, pada fase grup Inter berada di posisi runner up mengumpulkan 10 poin dengan 3 kemenangan 1 hasil imbang dan 2 kekalahan hanya saat melawan Bayern Munchen, dibawah Bayern di peringkat pertama yang mendapatkan poin sempurna dan memaksa Barca turun ke Europa League. 

Melaju ke babak 16 besar menghadapi FC Porto (Portugal) 1-0 agregat, 2-0 melawan Benfica Estdio do Sport Lisboa e Benfica (da Luz) dan drama 3-3 di San Siro membuat Inter lolos ke babak selanjutnya dengan agregat 5-3. Pertandingan derby Milan di semifinal dengan peluang 50:50, Inter memutus harapan Milan untuk berada di final setelah Lautaro menggetarkan gawang Maignan pada menit 74 dan memastikannya lolos diri pertama ke final sebelum City. 

Menelisik record tim di Liga Champion terlihat Inter diunggulkan dengan telah meraih tiga kali piala Liga Champion pada tahun 1964, 1965, dan pada 2010 yang ketika itu juga sekaligus meraih treble winner serie A, Coppa Italia, dan Liga Champion. Selain itu Inter beberapa kali bertanding di partai final pada tahun 1967 kalah melawan Celtic (Skotlandia) dengan skor akhir 2-1 di Lisboa, Portugal dan 1972 tunduk oleh Ajax (Belanda) dengan skor 2-0 di Rotterdam, Belanda. 

Lima kali Inter Milan berada di Final dan memenangkan 3 pertandingan diantaranya, terakhir kali pada 2010 yang menang melawan Bayern dengan 2 gol tanpa balas pada saat itu Inter dilatih oleh The Special one Jose Mourinho. Pengalamannya di final Liga Champion telah terbiasa dengan atmosfer laga yang dimainkan. 

Berbeda dengan Manchester City, belum pernah mengangkat piala Si Kuping Besar dan hanya pernah menjajaki partai final untuk pertama kalinya dalam sejarah yaitu pada edisi 2020-2021 ketika itu City dikalahkan oleh Chelsea dengan skor 1-0 dengan super sub pelatih Chelsea ketika itu Thomas Tuchel datang pada pertengahan musim. Namun kembali ke partai final dengan ambisi membawa pulang trofi yang sangat didambakan oleh masyarakat Etihad, kedua kalinya City menjajakan diri di partai final. 

Sangat jauh perbandingannya jika berdasarkan pengalaman di Liga Champion, namun ini adalah sepak bola tidak prediksi pasti karena kedua tim telah sama sama berkembang, Inter yang memutus rekor Juventus untuk Scudetto di tahun 2021 dan City menjadikan EPL sebagai liga petani ditambah kehadiran Erling Braut Haland dan kepala pelatihnya Pep Guardiola. 

Secara head to head ini adalah kali pertama City dengan Inter bertemu namun jika dihitung secara umum Inter telah bertemu tim Inggris dengan perbandingan kemenangan 16 dan 18 kekalahan 6 hasil seri, sedangkan City telah memenangkan 6 pertandingan, 6 hasil seri, dan 4 kekalahan. Walaupun hasil itu tidak menjadi jaminan kemenangan diantara keduanya. 

Di Liga masing masing terlihat Manchester City hampir dipastikan mengangkat trofi ketiga kalinya berturut turut di EPL setelah Arsenal bermain inkonsisten dalam beberapa pekan terakhir, Pep beberapa kali beradaptasi dengan tim tim yang dihadapi nya melepas permainan filosofinya tiki-taka atau ball possession untuk dapat memenangkan pertandingan. Telah memenangkan 27 pertandingan dari 35 pertandingan yang dimainkan, 4 hasil seri, dan 4 kali kekalahan, dan dengan buasnya sektor penyerangan City saat ini telah mengemas 92 gol membuatnya diwaspadai di liga Inggris. 

Inter Milan mengalami kekhawatiran di Serie A, masih harus bertarung merebutkan tiket Liga Champion selanjutnya, walaupun gelar telah dikunci oleh Napoli mendapatkan Scudetto. Hasil di musim ini inter tidak terlalu bagus dengan telah mendapatkan 11 kali kekalahan dari 35 laga yang dimainkan hanya mengemas 66 poin terpaut 4 point dengan Milan yang berada di Europa League, tersisa 3 laga terakhir untuk bisa mendapatkan memastikan tiket Liga Champion. 

Sulit ditebak siapa yang dapat mengangkat piala Si Kuping Besar di musim ini dikarenakan kedua tim belum pernah bertemu diajang resmi dan terlebih memiliki target masing masing. "Sebuah final melawan tim asal Italia bukanlah kemungkinan pertandingan terbaik" komentar manajer City, mengutip dari BT Sport. 

Secara statistik City memang diunggulkan, namun pengalaman dan mentalitas juara Inter tidak bisa dianggap remeh oleh pelatih City tersebut. Akan tetapi Inzaghi tidak boleh lengah dalam mengawal monster baru di City yaitu Erling Braut Haaland yang telah menjadi sosok menakutkan di Eropa, dan super sub asal Argentina Julian Alvarez yang memastikan Real Madrid gugur di semifinal. 

Kekuatan Inter tidak dapat disepelekan dengan Lautaro dan Lukaku menjadi ujung tombak penyerangan, dan pertahanan ada tiga bek tangguh de Vrij, Bastoni, dan Darmian. Di lini tengah akan ada perebutan kekuasaan Kevin De Bruyne dan H. Calhanoglu yang akan menjadi penentu kemenangan bagi timnya. 

Kedua tim sama sama ingin merebutkan piala, dipihak City ingin mendapatkan sebagai piala perdananya sedangkan Inter penantian piala yang keempat kalinya setelah 13 tahun. Dengan kekuatan masing masing tim banyak pecinta sepak bola mengungguli Manchester City memiliki peluang lebih besar untuk mengangkat Si Kuping Besar. Akankah Inter dapat menepis prasangka tersebut?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun