Tidak hanya itu, belum lama ini, peemerintah Amerika Serikat juga memberlakukan kebijakan lain yang semakin mengetatkan peredaran dan konsumsi produk-produk rokok elektrik.Â
Pada bulan Juni lalu, secara resmi pemerintah Amerika Serikat memberlakukan larangan terhadap salah satu brand rokok elektrik, Juul,Â
Ini dikarenakan brand tersebut merupakan salah satu brand yang paling banyak digunakan oleh anak-anak muda di negara tersebut (theguardian.com, 26/6/2022).
Padahal, rokok elektrik berperasa merupakan salah satu produk yang telah membantu banyak orang untuk berhenti merokok, termasuk pula para perokok dari generasi muda.Â
Banyak pihak yang mendapatkan pengalaman bahwa mereka bisa lebih menikmati rokok elektrik yang berperasa sehingga bisa membantu para perokok tersebut untuk berhenti mengkonsumsi rokok konvensional yang dibakar (earth.com, 25/11/2021).
Selain itu dengan melarang satu produk saja seperti langakh yang diambil oleh pemerintah Amerika Serikat juga akan menimbulkan dampak yang kontraproduktif.Â
Dengan melarang salah satu brand vape saja, maka berpotensi sebagian konsumen produk tersebut untuk berpindah ke brand vape lainnya (The Guardian, 26/6/2022).
Tidak hanya itu, bukan tidak mungkin pula, mereka yang tidak bersedia untuk beralih ke produk lainnya, akan memilih produk lain yang jauh lebih berbahaya, seperti rokok konvensional yang dibakar.Â
Dengan demikian, dampak bagi kesehatan publik juga akan semakin negatif bila ada semakin banyak orang yang menggantikan konsumsi vape mereka dengan rokok konvensional yang dibakar.
Selain itu, di Amerika Serikat misalnya, berdasarkan data dari National Youth Tobacco Survey pada tahun 2019, 95% anak-anak remaja di negara tersebut tidak mengkonsumsi vape secara reguler.Â
Sementara itu, 89% dari anak remaja tersebut yang tidak menggunakan produk-produk rokok elektrik (ocrregister.com, 30/6/2022).