Mohon tunggu...
M.Riki Zikrullah
M.Riki Zikrullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa pendidikan matematika universitas Mataram

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Pemanfaatan Limbah Organik Melalui Budidaya Maggot di SMPN 20 Mataram

4 Juli 2024   02:14 Diperbarui: 4 Juli 2024   02:18 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
proses pembenihan  dan perawatan maggot (sumber : dokumen pribadi)

Mataram, 04 juli 2024 - SMPN 20 Mataram telah mengimplementasikan program inovatif dalam pengelolaan limbah organik melalui budidaya maggot. Program ini merupakan inisiatif dari mahasiswa program Kampus Mengajar yang berkolaborasi dengan sekolah untuk mengatasi permasalahan limbah organik sekaligus memberikan edukasi lingkungan kepada siswa. Kegiatan yang telah berlangsung selama [periode waktu] ini bertujuan untuk mengurangi limbah organik, menghasilkan pakan alternatif, dan meningkatkan kesadaran lingkungan di kalangan siswa dan guru.

Budidaya maggot, atau larva lalat Black Soldier Fly (BSF), memiliki banyak manfaat ekologis dan ekonomi. Maggot dikenal efektif dalam mengurai limbah organik dengan cepat, mengubahnya menjadi protein tinggi yang dapat digunakan sebagai pakan ternak. Program ini tidak hanya membantu dalam pengelolaan limbah, tetapi juga berpotensi memberikan sumber pakan alternatif yang berkelanjutan. Di SMPN 20 Mataram, program ini bertujuan untuk mengurangi limbah organik dari kantin dan kegiatan sekolah lainnya. Limbah tersebut kemudian digunakan sebagai media untuk budidaya maggot. Dengan demikian, sekolah dapat mengurangi volume limbah yang dihasilkan serta mengubahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat.

Pelaksanaan program ini dimulai dengan sosialisasi mengenai manfaat dan teknik budidaya maggot kepada siswa dan guru. Mahasiswa dari program Kampus Mengajar memberikan penjelasan detail mengenai siklus hidup maggot, cara memelihara, dan bagaimana maggot dapat mengurai limbah organik. Mereka juga memberikan panduan praktis tentang bagaimana membuat tempat budidaya yang efektif dan higienis. Para siswa antusias dalam mengikuti kegiatan ini karena mereka mendapatkan pengalaman langsung dan pengetahuan baru tentang pengelolaan limbah dan budidaya maggot.

Untuk memulai budidaya maggot, diperlukan kandang khusus yang dirancang untuk mendukung pertumbuhan maggot secara optimal. Kandang ini dibuat dari bahan-bahan sederhana yang mudah didapatkan, seperti kayu, kawat kasa, dan plastik. Kandang dibagi menjadi beberapa kompartemen untuk memisahkan larva berdasarkan tahap pertumbuhannya. Proses pembuatan kandang melibatkan para siswa dan guru, dengan bimbingan dari mahasiswa Kampus Mengajar. Mereka belajar cara membangun kandang yang aman dan higienis, serta cara mengatur ventilasi dan kelembapan yang sesuai untuk mendukung pertumbuhan maggot. Setelah kandang selesai dibuat, para siswa diajarkan cara mengumpulkan dan mempersiapkan limbah organik sebagai pakan maggot.

Setelah kandang siap, tahap berikutnya adalah perawatan dan pemberian pakan maggot. Limbah organik yang telah dikumpulkan dari kantin sekolah dan kegiatan lainnya dijadikan pakan utama bagi maggot. Limbah tersebut berupa sisa makanan, sayuran, buah-buahan yang sudah tidak layak konsumsi, dan sampah organik lainnya. Setiap hari, para siswa dan guru secara bergiliran memberi makan maggot dengan limbah organik yang telah dipersiapkan. Mereka diajarkan untuk memastikan kandang tetap bersih dan maggot mendapatkan pakan yang cukup. Proses ini tidak hanya membantu mengurangi limbah organik, tetapi juga memberikan pengalaman berharga bagi siswa dalam hal tanggung jawab dan pemahaman tentang siklus kehidupan.

Sosialisasi pengenalan dan pemeliharaan maggot ( sumber : dokumen pribadi)
Sosialisasi pengenalan dan pemeliharaan maggot ( sumber : dokumen pribadi)

Antusiasme terlihat dari keterlibatan aktif para siswa dalam setiap tahap budidaya. Mereka tidak hanya belajar tentang pentingnya pengelolaan limbah, tetapi juga mendapatkan pemahaman mendalam tentang siklus kehidupan dan manfaat maggot. "Ini pengalaman yang sangat menarik. Kami belajar banyak tentang bagaimana maggot bisa membantu mengurangi sampah dan juga bermanfaat sebagai pakan ternak," ujar salah satu siswa yang terlibat dalam program ini. Dukungan dari pihak sekolah juga sangat signifikan. Kepala Sekolah SMPN 20 Mataram menyatakan, "Kami sangat berterima kasih kepada mahasiswa program Kampus Mengajar atas inisiatif ini. Program budidaya maggot ini bukan hanya membantu kami dalam mengelola limbah organik, tetapi juga memberikan edukasi lingkungan yang sangat berharga bagi siswa."

Program budidaya maggot di SMPN 20 Mataram telah memberikan dampak positif yang signifikan. Selain mengurangi jumlah limbah organik yang dihasilkan, program ini juga berhasil meningkatkan kesadaran siswa tentang pentingnya pengelolaan limbah dan keberlanjutan lingkungan. Para siswa kini lebih peka terhadap isu lingkungan dan lebih termotivasi untuk terlibat dalam kegiatan yang berkontribusi positif terhadap lingkungan. Melalui program ini, diharapkan bahwa sekolah-sekolah lain dapat terinspirasi untuk mengadopsi praktik serupa. Budidaya maggot tidak hanya memberikan solusi praktis dalam pengelolaan limbah organik, tetapi juga memberikan edukasi penting tentang keberlanjutan dan tanggung jawab lingkungan. "Kami berharap program ini dapat terus berlanjut dan dikembangkan lebih jauh. Dengan semakin banyaknya sekolah yang mengadopsi praktik ini, kita bisa bersama-sama menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan," tambah kepala SMPN 20 Mataram.

Program ini juga membuka peluang untuk pengembangan lebih lanjut. Misalnya, hasil dari budidaya maggot dapat digunakan sebagai pakan ikan di kolam sekolah atau sebagai bahan untuk proyek penelitian siswa. Ini akan memberikan manfaat tambahan dan memperkaya pengalaman belajar siswa. Budidaya maggot di SMPN 20 Mataram merupakan contoh nyata dari bagaimana program inisiatif yang sederhana namun inovatif dapat memberikan dampak besar dalam hal pengelolaan lingkungan dan edukasi. Program ini menunjukkan bahwa dengan kerjasama antara mahasiswa, sekolah, dan siswa, kita dapat menciptakan solusi yang efektif dan berkelanjutan untuk masalah limbah organik. Ini adalah langkah penting dalam mewujudkan visi pendidikan yang tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga pada pengembangan karakter dan kepedulian terhadap lingkungan.

Pada akhirnya, pelatihan dan implementasi budidaya maggot di SMPN 20 Mataram telah memberikan dampak positif yang besar. Dengan adanya program ini, diharapkan siswa dapat terus mengembangkan keterampilan dan pengetahuan mereka tentang pengelolaan limbah dan keberlanjutan. Program ini juga menunjukkan pentingnya kerjasama antara berbagai pihak dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat. Kepala Sekolah SMPN 20 Mataram menyatakan, "Kami sangat berterima kasih kepada mahasiswa program Kampus Mengajar atas inisiatif dan dedikasi mereka. Pelatihan ini merupakan langkah awal yang baik dalam transformasi kreativitas di sekolah kami."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun