Mohon tunggu...
haikal fikri
haikal fikri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seniman

Bermusik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konsep Raja' Menurut Imam Al-Ghazali

19 November 2024   11:10 Diperbarui: 19 November 2024   11:15 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Konsep Raja' Menurut Imam Al-Ghazali
Raja' adalah salah satu konsep penting dalam ajaran tasawuf yang dibahas secara mendalam oleh Imam Al-Ghazali, seorang ulama besar dan filosof Islam dalam kitabnya Ihya Ulumuddin. Secara bahasa, raja' berarti harapan atau pengharapan, sementara secara istilah, raja' adalah sikap hati seorang hamba yang penuh dengan pengharapan kepada rahmat, ampunan, dan karunia Allah SWT. Konsep raja' tidak hanya menjadi bagian dari spiritualitas seorang Muslim, tetapi juga menjadi pendorong utama dalam usaha mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Hakikat Raja'

Imam Al-Ghazali menjelaskan bahwa raja' adalah kondisi hati yang seimbang antara harapan kepada rahmat Allah dan keyakinan akan kemurahan-Nya. Raja' tidak sama dengan angan-angan kosong (taman ni), melainkan didasari oleh amal yang nyata dan usaha mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Menurut Imam Al-Ghazali, raja' muncul dari tiga hal:

Keyakinan akan Kemahaluasan Rahmat Allah
Seorang hamba yang memiliki raja' yakin bahwa rahmat Allah lebih besar daripada dosa-dosanya. Hal ini sesuai dengan firman Allah:

"Katakanlah: Wahai hamba-hamba-Ku yang telah melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya." (QS. Az-Zumar: 53)

Keyakinan pada Janji Allah
Allah telah menjanjikan surga bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh. Janji ini menjadi dasar harapan seorang hamba untuk mendapatkan kebaikan di dunia dan akhirat.

Pengakuan atas Kekuasaan Allah
Seorang hamba yang memiliki raja' menyadari bahwa Allah adalah Zat yang Maha Kuasa, yang mampu memberikan ampunan, rahmat, dan karunia kepada siapa pun yang dikehendaki-Nya.

Raja' yang Benar dan Salah

Imam Al-Ghazali membedakan antara raja' yang benar (shahih) dan raja' yang salah (ghalat):

Raja' yang Benar
Raja' yang benar adalah pengharapan yang disertai usaha dan amal nyata. Hamba yang memiliki raja' berusaha keras untuk taat kepada Allah, meninggalkan dosa, dan memperbaiki diri, sambil tetap berharap akan rahmat-Nya.

Raja' yang Salah
Raja' yang salah adalah pengharapan tanpa usaha. Seorang hamba yang hanya berharap kepada rahmat Allah tetapi tidak mau beramal atau bertaubat dari dosa-dosanya, sebenarnya sedang terjebak dalam angan-angan kosong. Imam Al-Ghazali menyebut hal ini sebagai bentuk kelalaian dan bukan raja' yang sejati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun