Dari temuan yang disampaikan oleh Changchit et al. (2020), jelas bahwa keberhasilan adopsi social commerce sangat bergantung pada pemahaman mendalam tentang kepribadian dan demografi konsumen. Dalam dunia yang semakin digital ini, perusahaan tidak bisa hanya mengandalkan pendekatan satu ukuran untuk semua. Sebaliknya, mereka harus lebih cermat dalam mengidentifikasi kebutuhan dan preferensi yang berbeda dari setiap segmen pasar. Generasi muda yang lebih terbuka terhadap inovasi digital memerlukan pengalaman pengguna yang kaya dan interaktif, sementara konsumen yang lebih tua mungkin memerlukan dukungan tambahan untuk merasa nyaman dengan teknologi baru.
Selain itu, pengalaman konsumen dalam berbelanja online, termasuk bagaimana mereka menangani pengembalian produk, juga mempengaruhi sikap mereka terhadap social commerce. Perusahaan harus memastikan bahwa pengalaman pengguna mereka dirancang untuk meminimalkan risiko dan memaksimalkan kenyamanan, sehingga konsumen merasa percaya diri untuk terus menggunakan platform tersebut.
Secara keseluruhan, penelitian ini menegaskan pentingnya personalisasi dalam strategi pemasaran dan desain platform social commerce. Perusahaan yang mampu mengintegrasikan pemahaman tentang kepribadian dan demografi ke dalam strategi mereka akan memiliki peluang lebih besar untuk sukses di pasar yang semakin kompetitif ini. Mereka yang gagal beradaptasi dengan dinamika ini mungkin akan tertinggal, karena konsumen terus mencari pengalaman belanja yang lebih disesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi pribadi mereka.
Referensi
Changchit, C., Cutshall, R., & Pham, A. (2020). Personality and demographic characteristics influence on consumers' social commerce preference. Journal of Computer Information Systems. https://doi.org/10.1080/08874417.2019.1709229
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H