Mohon tunggu...
M Haical Rijhe Sukmawijaya
M Haical Rijhe Sukmawijaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hidup lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Interaksi Sosial dalam Kehidupan Sehari-hari

27 Desember 2024   15:28 Diperbarui: 27 Desember 2024   15:28 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Definisi Interaksi Sosial

Proses ketika orang orang yang berkomunikasi saling pengaruh mengaruhi dalam pikiran dan tindakan. Aksi dan reaksi dalam, hubungan dinamis antar manusia dan kelompok yang memungkinkan orang mendapatkan pengetahuan dan mengubah sikapnya. Berbagai hubungan sosial dinamis yang menyangkut hubungan antara perorangan, antarkelompok manusia, maupun antara orang per orang dan kelompok.

1. Faktor Penyebab Terjadinya Interaksi Sosial

1. Identifikasi

Kecenderungan atau keinginan dalam diri sendiri untuk menjadi sama dengan pihak lain, termasuk tingkah laku serupa dengan objek, mulai fisik hingga tingkah laku.

2. Simpati

Simpati timbul tidak atas dasar logis rasional, tetapi berdasarkan penilaian perasaan. Keinginan untuk mengerti dan ingin bekerja sama dengan orang lain.

3. Sugesti

Suatu proses ketika seorang individu menerima suatu cara pandang atau pedoman tingkah laku dari orang lain tanpa kritik terlebih dahulu.

4. Imitasi (Peniruan)

Mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah kaidah dan nilai nilai yang berlaku di Masyarakat. Orang yang satu mengikuti sesuatu di luar dirinya.

2. Definisi Kontak Sosial

Kontak sosial berarti adanya hubungan yang saling memengaruhi tanpa perlu bersentuhan. Saat ini, orang dapat melakukan kontak sosial melalui telepon, media sosial, handie talkie, email, dll.

1. Jenis Kontak Sosial

  • Kontak Primer
  • Terjadi apabila hubungan langsung bertemu dan berhadapan muka.
  • Kontak Sekunder
  • Terjadi apabila hubungan antar muka memerlukan satu media perantara.

3. Definisi Komunikasi

Komunikasi adalah proses menciptakan pengertian saat berbagi idesehingga dapat memperlihatkan cara orang berpikir. Gejala yang ada sejak manusia berinteraksi satu sama lain dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup dan mengembangkannya, diwarnai dengan berbagai hubungan kekuasaan.

4. Tujuan Berkomunikasi

Tujuan berkomunikasi adalah untuk menyampaikan informasi, gagasan, atau perasaan kepada orang lain, sehingga tercipta pemahaman bersama. Secara umum, tujuan komunikasi dapat dirinci menjadi beberapa aspek berikut:

  1. Menyampaikan Informasi

Memberikan data, fakta, atau pengetahuan kepada penerima agar mereka mendapatkan pemahaman yang jelas.

  1. Mengajak atau Mempengaruhi

Memotivasi, membujuk, atau meyakinkan orang lain untuk melakukan sesuatu atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku.

  1. Membangun Hubungan

Menjalin, memperkuat, atau memelihara hubungan sosial, emosional, atau profesional dengan orang lain.

  1. Menjelaskan atau Mengklarifikasi

Membantu menjawab pertanyaan, menyelesaikan kesalahpahaman, atau memberikan kejelasan tentang suatu isu.

  1. Menghibur atau Menyentuh Emosi

Menggunakan komunikasi untuk menciptakan kegembiraan, hiburan, atau mempengaruhi emosi orang lain secara positif.

  1. Menyelesaikan Masalah

Menggunakan komunikasi sebagai alat untuk berdiskusi, mencari solusi, dan mencapai kesepakatan.

Dengan memahami tujuan komunikasi, kita dapat berkomunikasi lebih efektif dan mencapai hasil yang diinginkan.

5. Susunan Pemikiran Sebelum Berkomunikasi

Susunan pemikiran sebelum berkomunikasi adalah langkah-langkah terstruktur untuk memastikan pesan yang disampaikan jelas, relevan, dan efektif. Berikut adalah tahapan yang bisa dilakukan:

1. Tentukan Tujuan

  • Apa yang ingin Anda capai dengan komunikasi ini?
    Contoh: Memberikan informasi, meyakinkan, meminta bantuan, atau membangun hubungan.

2. Pahami Audiens

  • Siapa yang akan menerima pesan Anda?
    Pertimbangkan latar belakang, tingkat pemahaman, kebutuhan, atau minat audiens.

3. Identifikasi Pesan Utama

  • Apa poin utama yang ingin disampaikan?
    Pastikan pesan inti ini jelas dan tidak bertele-tele.

4. Susun Alur Pesan

  • Pendahuluan: Mulai dengan konteks atau pengantar singkat.
  • Isi Utama: Jelaskan poin-poin penting secara terstruktur.
  • Penutup: Berikan rangkuman atau tindak lanjut yang diinginkan.

5. Pilih Media atau Cara Penyampaian

  • Apakah komunikasi dilakukan secara lisan, tulisan, atau visual?
    Pastikan media yang digunakan sesuai dengan situasi dan audiens.

6. Gunakan Bahasa yang Tepat

  • Pilih kata-kata yang sesuai dengan audiens dan hindari jargon yang sulit dipahami.
  • Gunakan nada yang sopan, profesional, atau ramah, sesuai dengan kebutuhan.

7. Antisipasi Respon

  • Perkirakan kemungkinan reaksi atau pertanyaan dari audiens.
  • Siapkan argumen atau jawaban untuk mengatasi keberatan atau kebingungan.

8. Evaluasi Pesan

  • Apakah pesan Anda relevan, jelas, dan ringkas?
  • Jika memungkinkan, coba ulang atau sampaikan kepada pihak ketiga untuk mendapatkan masukan.

9. Tetap Fleksibel

  • Bersiaplah untuk menyesuaikan komunikasi Anda berdasarkan reaksi atau dinamika situasi.

Dengan langkah-langkah ini, Anda dapat berkomunikasi dengan lebih percaya diri dan mencapai tujuan secara efektif.

6.Aturan Waktu Berkomunikasi

Aturan waktu dalam berkomunikasi sangat penting untuk memastikan pesan dapat diterima dengan baik dan tidak mengganggu penerima. Berikut adalah panduan umum terkait waktu yang tepat untuk berkomunikasi:

1. Pilih Waktu yang Tepat

  • Pahami Jadwal Penerima
    Hindari menghubungi seseorang saat mereka biasanya sibuk, seperti jam kerja intensif, waktu makan, atau larut malam, kecuali darurat.
  • Perhatikan Konteks Budaya dan Situasi
    Beberapa budaya memiliki kebiasaan waktu tertentu, seperti istirahat siang (siesta) atau waktu khusus untuk keluarga.

2. Sesuaikan dengan Media yang Digunakan

  1. Komunikasi Lisan (Tatap Muka atau Telepon)

    1. Pastikan penerima tersedia dan tidak terganggu.
    2. Hindari menelepon di luar jam kerja resmi untuk urusan profesional, kecuali mendesak.
  2. Komunikasi Tertulis (Email, Pesan Teks)

    1. Kirim pesan pada jam kerja atau waktu normal penerima.
    2. Hindari mengirim pesan panjang saat waktu sibuk, kecuali urgen.
    3. Jika pesan dikirim malam hari, tambahkan catatan bahwa respon bisa menunggu hingga waktu kerja berikutnya.

3. Gunakan Durasi yang Efisien

  • Hindari Komunikasi yang Bertele-tele
    Sampaikan pesan dengan singkat dan jelas, terutama jika waktu penerima terbatas.
  • Tetapkan Batas Waktu untuk Diskusi
    Untuk rapat atau diskusi penting, buat agenda dan tentukan durasi agar tetap fokus.

4. Hargai Keadaan Mendesak

  • Jika ada kebutuhan mendesak, komunikasikan dengan jelas urgensinya.
    Contoh: Menggunakan frasa seperti "Segera diperlukan" atau "Butuh jawaban cepat."

5. Beri Ruang untuk Respon

  • Jangan mengharapkan respon instan, terutama untuk pesan non-darurat.
  • Berikan penerima waktu yang cukup untuk memproses dan merespon dengan baik.

6. Evaluasi Waktu Berulang

  • Jika komunikasi sering dilakukan, evaluasi pola waktu terbaik dengan penerima untuk meningkatkan kenyamanan.
    Contoh: Menentukan jadwal rapat mingguan pada waktu yang disepakati bersama.

Prinsip Utama

  • Tepat Waktu: Mulailah dan akhiri komunikasi sesuai jadwal.
  • Empati Waktu: Hormati waktu penerima dengan tidak mengganggu tanpa alasan yang kuat.

Dengan memperhatikan aturan ini, komunikasi akan berjalan lebih efektif dan produktif.

7.Temuan Dasar Pijakan Umum

Temuan Dasar Pijakan Umum adalah prinsip, fakta, atau hasil analisis yang menjadi landasan utama dalam pengambilan keputusan, penyusunan strategi, atau pelaksanaan suatu tindakan. Pijakan ini sering digunakan untuk memastikan bahwa semua pihak memiliki pemahaman yang sama dan konsisten dalam konteks tertentu. Berikut adalah beberapa elemen penting dari Temuan Dasar Pijakan Umum:

1. Definisi Konteks

  • Menentukan ruang lingkup atau isu yang menjadi fokus utama.
  • Contoh: Dalam pendidikan, pijakan umum bisa berupa kebutuhan untuk meningkatkan literasi siswa.

2. Data dan Informasi Utama

  • Mengumpulkan fakta, data, atau hasil penelitian yang relevan.
  • Contoh: Hasil survei, statistik, atau studi kasus yang menunjukkan tren atau masalah utama.

3. Prinsip atau Nilai Dasar

  • Nilai-nilai universal atau etika yang menjadi panduan, seperti keadilan, transparansi, atau keberlanjutan.
  • Contoh: Dalam kebijakan publik, prinsip inklusivitas sering menjadi pijakan.

4. Identifikasi Masalah Utama

  • Menguraikan permasalahan mendasar yang memerlukan solusi.
  • Contoh: Ketimpangan akses terhadap fasilitas kesehatan.

5. Tujuan yang Jelas

  • Merumuskan sasaran yang ingin dicapai berdasarkan temuan dasar.
  • Contoh: Meningkatkan akses air bersih untuk masyarakat pedesaan.

6. Dukungan dan Konsensus

  • Melibatkan semua pihak terkait untuk memastikan bahwa temuan dasar ini diterima dan didukung bersama.
  • Contoh: Melibatkan komunitas lokal dalam perencanaan pembangunan.

7. Relevansi dan Aktualitas

  • Memastikan temuan dasar sesuai dengan kondisi terkini dan relevan dengan kebutuhan.
  • Contoh: Dalam konteks teknologi, memahami tren terbaru seperti kecerdasan buatan (AI).

Manfaat Temuan Dasar Pijakan Umum

  • Sebagai Acuan: Membantu menjaga fokus dan arah dalam pengambilan keputusan.
  • Mengurangi Konflik: Menyediakan dasar yang dapat diterima bersama, sehingga mengurangi perbedaan pandangan.
  • Meningkatkan Efektivitas: Memastikan tindakan yang diambil didasarkan pada fakta dan analisis yang solid.

Contoh Praktis

  1. Di Pendidikan

Temuan dasar: Kurangnya akses siswa ke teknologi digital.
Pijakan: Menyediakan infrastruktur teknologi di sekolah-sekolah terpencil.

  1. Di Lingkungan

Temuan dasar: Penurunan kualitas udara di perkotaan.
Pijakan: Mendorong penggunaan kendaraan ramah lingkungan.

Dengan menggunakan Temuan Dasar Pijakan Umum, organisasi, komunitas, atau individu dapat bergerak lebih terarah dan efisien dalam menyelesaikan masalah.

8. Jangan Terpaku Pada Argumen

Prinsip "Jangan Terpaku Pada Argumen" mengajarkan untuk tetap fleksibel, terbuka, dan fokus pada tujuan utama dalam komunikasi atau pengambilan keputusan, daripada mempertahankan posisi atau pandangan secara kaku. Berikut adalah penjelasan dan implikasinya:

Mengapa Tidak Terpaku Pada Argumen?

  1. Menghindari Kebuntuan Komunikasi

    1. Argumen yang dipaksakan sering kali menghasilkan konflik atau kebuntuan.
    2. Dengan berpikiran terbuka, diskusi dapat tetap berjalan menuju solusi.
  1. Fokus pada Solusi, Bukan Masalah

    1. Terlalu banyak mempertahankan argumen sering mengalihkan perhatian dari inti persoalan.
    2. Fokus harus pada penyelesaian masalah bersama.
  1. Meningkatkan Pemahaman

    1. Mendengarkan sudut pandang lain membuka wawasan baru yang mungkin lebih efektif atau relevan.
  1. Menjaga Hubungan

    1. Memaksakan argumen bisa merusak hubungan, terutama jika melibatkan emosi.
    2. Menghargai pendapat orang lain menciptakan hubungan yang lebih harmonis.

Strategi untuk Tidak Terpaku pada Argumen

  1. Latih Empati

    1. Pahami sudut pandang lawan bicara dan cari tahu alasan di balik argumen mereka.
    2. Gunakan pertanyaan seperti, "Apa yang menurut Anda penting dalam hal ini?"
  1. Pisahkan Ego dari Ide

    1. Jangan anggap argumen sebagai perpanjangan diri.
    2. Fokus pada fakta dan solusi, bukan siapa yang "benar" atau "salah."
  1. Kenali Tujuan Akhir

    1. Apa yang sebenarnya ingin dicapai?
    2. Jika tujuan tercapai tanpa mempertahankan argumen, maka itu adalah keberhasilan.
  1. Gunakan Pendekatan Kolaboratif

    1. Ajukan pertanyaan: "Bagaimana kita bisa menemukan titik tengah yang saling menguntungkan?"
    2. Carilah kompromi atau win-win solution.
  1. Berhenti Jika Diskusi Tidak Produktif

    1. Jika argumen terus berputar tanpa kemajuan, ambil jeda untuk refleksi.
    2. Misalnya: "Mari kita pikirkan lagi dan lanjutkan nanti."

Manfaat Tidak Terpaku pada Argumen

  • Menciptakan Lingkungan Positif: Diskusi menjadi lebih nyaman dan konstruktif.
  • Meningkatkan Efisiensi: Fokus pada solusi menghemat waktu dan energi.
  • Mempererat Hubungan: Menghargai pandangan lain menciptakan rasa saling percaya.
  • Mendorong Inovasi: Pendekatan yang terbuka sering menghasilkan ide-ide baru.

Contoh Praktis

  1. Dalam Tim Kerja:

    1. Argumen: Metode A vs. Metode B untuk menyelesaikan proyek.
    2. Solusi: Uji coba keduanya pada skala kecil dan pilih yang lebih efektif.
  1. Dalam Hubungan Pribadi:

    1. Argumen: Tempat makan siang bersama.
    2. Solusi: Pilih tempat baru yang disepakati bersama untuk mengakomodasi keinginan kedua belah pihak.

Prinsip ini bukan berarti menyerah pada pendapat, tetapi mengutamakan fleksibilitas dan hasil yang lebih baik daripada mempertahankan ego.

9.Pengertian Gunakanlah Visual Dari Interaksi Sosial

Interaksi sosial adalah proses hubungan timbal balik antara individu atau kelompok yang terjadi melalui tindakan saling memengaruhi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Visual dari interaksi sosial dapat digunakan untuk menggambarkan bagaimana manusia saling berhubungan dalam berbagai konteks.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun