Mohon tunggu...
Haikal Al Fiqri
Haikal Al Fiqri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Universitas Islam Negeri Salatiga

Pribadi yang tertarik dibidang Tafsir Sains dan Kontemporer

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Estetika Huruf: Jejak Kaligrafi dalam Peradaban Bani Abbasiyah

26 September 2024   08:14 Diperbarui: 26 September 2024   08:14 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kaligrafi merupakan seni menulis (bahasa Arab: fann al-khaat), sedangkan al-khat-thaath atau kaligrafer ialah osebutan bagi orang yang ahli dalam pembuatan seni kaligrafi Arab.(Somad, 2012) Khat inilah yang harus dapat dibaca serta dimaknai. Para kaligrafer mencantumkan ayat dalam karyanya menjadikan motivasi agar terus berinovasi dalam pengembangan seni Islam ini, serta memiliki nilai etika yang dapat mengetuk hati sebagai pancaran kalam Ilahi.(Somad, 2012) Sejarah mencatat bahwa bangsa Arab memang dikenal dengan kekayaan ragam karya sastranya namun tidak dengan tulisan. Mereka terbiasa menuturkan dari mulut ke mulut ataupun dengan menghafal baik itu syair, transasksi, silsilah nenek moyang, maupun perjanjian. Tercatat, hanya kalangan bangsawan saja yang mampu menguasai seni membaca dan menulis tetapi tergolong minim. (Jannah & S, 2023)

Masa Rasulullah dan Khulafa'u Rasyiddin (awal Islam) merupakan era dimana mulai munculnya corak kaligrafi Arab kuno termasuk dari segi penisbahan namanya kepada tempat penulisanya, seperti Makki (Mekah), Madani (Madinah), Kufi (Kuffah), Anbari (Anbar), Hiri (Hirah), dan Hijazi (Hijaz). Khat Kufil-ah yang mendominasi kala itu dalam kodifikasi Al-Qur'an serta Zaid bin Tsabit dan Ali bin Abi Thalib sebagai tokoh kaligrafer. (Rifki, 2009) Kemudian, berkembang sampai pada masa Dinasti Umayyah (661-750 M). Diantara kaligrafernya adalah Qutbah al-Muharrir yang mengembangkan tulisan kursif dengan penemuanya yaitu Thumar, Jalil, Nisf, dan Tsuluts. Era Umayyah hanya terdapat tiga gaya utama yang dikembangkan sebagaimana yang dikenal di Mekah dan Madinah, yaitu Mudawwar (bundar), Ti'im (tersusun atas segitiga dan bundar atau kembar), dan Mustsallats (segitiga). Tetapi dari gaya itu hanya terdapat dua yang utama di masa ini itupun merupakan kursif  diantaranya gaya Muqawwar dan Mabsut. (Ahmad, 2015)

Perkembangan berikutnya adalah masa Dinasti Abbasiyah (750-1258 M) yang disebut sebagai the golden age. Dinasti ini berkuasa selama lima abad dan terbagi atas lima periode.(Edianto, 2017) Abdullah as-Saffah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin al-Abbas sebagai pendirinya dan berdiri atas dasar penyalahgunaan kekuasaan oleh Dinasti Umayyah. (R, 2021) The golden age terjadi semenjak kepemimpinan Abu Ja'far al-Manshur serta Abu Abdullah Muhammad al-Mahdi sekitar tahun 775-785 M. Walaupun yang masyhur terdengar ketika kepemimpinan Harun ar-Rasyid (786-809 M) beserta putranya ditahun 813-833 M yakni Abdullah al-Ma'mun yang ditandai dengan adanya perpustakaan Bait al-Hikmah.(K, 2022)

Pada masa Dinasti Abbasiyah perkembangan kaligrafi Arab sangat pesat terlihat adanya gaya-gaya baru serta modifikasi bentuk kaligrafi kuno.(Mazawa, 2016) Motivasi para khalifah dan perdana menteri menjadi sebab pesatnya perkembangan kaligrafi masa itu yang ditandai munculnya kaligrafer jenius seperti al-Dahhak bin Ajlan (masa Abu Abbas as-Saffah) dan Ishaq bin Muhammad (masa khalifah al-Manshur serta al-Mahdi).(Rifki, 2009) Gaya Tsuluts dan Tsulustain dipopulerkan oleh Ishaq yang nantinya Abu Yusuf as-Sijzi belajar jalil kepadanya dan berhasil menciptkan tulisan yang lebih harus dari sebelumnya.(Ahmad, 2015) Selain itu, beberapa kaligrafer ternama yang tercatat masa itu diantaranya; Pertama, Ibnu Muqlah (murid al-Ahwal al-Muharrir) yang berjasa pada pengembangan tulisan kursif dimana beliau menemukan rumus geometrikal kaligrafi yakni terdiri atas unsur kesatuan baku seperti titik, huruf alif, dan lingkaran yang nantinya ini menjadi ketentuan standar (al-Khat al-Mansub) menurutnya. Pemakaian tulisan kaligrafi ini mencakup enam macam (al-Aqlam al-Sittah) dan merupakan jenis kursif yakni, Naskhi, Muhaqqaq, Raihani, Tauqi', Riqa', Tsuluts. Pada akhirnya khat Naskhi dan Tsuluts berhasil menggantikan dominasi Kufi.

 Kedua, yakni Ibnu Bawwab murid dari Muhammad bin Asad dan Muhamamad bin al-Simsimani yang merupakan murid dari Ibnu  Muqlah. Ibnu Bawwab juga mengembangkan rumus geometrikal Ibnu Muqlah dan dikenal sebagai al-Mansub al-Faiq (huruf bersandar yang indah). Perhatian besarnya tertuju pada khat Naskhi dan Muhaqqaq serta sekarang karya beliau hanya sedikit yang tersisa yakni pada sebuah Al-Qur'an dan fragmen duniawi. Ketiga, Yaqut al-Musta'simi yakni kontribusinya terlihat pada metode baru yang diperkenalkanya pada al-Aqlam al-Sittah yang masyhur dengan karakteristik lebih halus dan lembut.(Rifki, 2009) Beliau merupakan kaligrafer besar akhir sampai pada runtuhnya kekuasaan Dinasti Abbasiyah sebab serbuan tentara Mongol tahun 1258 M.(Ahmad, 2015) Pada masa Dinasti Abbasiyah kaligrafi banyak digunakan pada dekorasi dan arsitektur dibandingkan Dinasti Umayyah yang banyak didominasi oleh elemen tanaman serta geometris sebab keterpengaruhan budaya Helenistik dan Sasania.(L, 2017) Hal inilah yang membuat pesatnya perkembangan kaligrafi lebih menonjol pada Dinasti Abbasiyah sebab lebih banyak digunakan dan mengutamakan pada aspek dekorasi dan arsitektur.

Masa Dinasti Abbasiyah menunjukan pesatnya perkembangan kaligrafi Arab sebagai seni menulis. Sebagai masa keemasan Islam (the golden age) khazanah intelektual juga sangat pesat kala itu dibuktikan dengan adanya perpustakaan Bait al-Hikmah. Pada masa ini memunculkan gaya-gaya baru dalam kaligrafi serta memodifikasi bentuk-bentuk kuno. Kaligrafi saat itu dikembangkan oleh kaligrafer seperti al-Dahhak bin Ajlan dan Ishaq bin Muhammad, serta beberapa tokoh kaligrafi ternama lainya masa Dinasti Abbasiyah. Diantaranya adalah Ibnu Muqlah yang merupakan murid al-Ahwal al-Muharrir menemukan rumus geometrikal kaligrafi kursif  terdiri atas tiga unsur yakni titik, huruf alif, dan lingkaran yang nantinya menjadi standar penulisan kaligrafi (al-Khat al-Mansub) menurutnya. Diantara macamnya adalah Naskhi, Muhaqqaq, Raihani, Tauqi', Riqa', Tsuluts. Berikutnya Ibnu Bawwab terkenal sebagai al-Mansub al-Faiq dan fokus pada khat Naskhi dan Muhaqqaq. Yaqut al-Musta'simi memperkenalkan penulisan yang lebih halus dan lembut pada al-Aqlam al-Sittah. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun