Mohon tunggu...
Haihai Bengcu
Haihai Bengcu Mohon Tunggu... wiraswasta -

Hanya seorang Tionghoa Kristen yang mencoba untuk melakukan sebanyak mungkin hal benar. Saling MENULIS agar tidak saling MENISTA. Saling MEMAKI namun tidak saling MEMBENCI. Saling MENGISI agar semua BERISI. Saling MEMBINA agar sama-sama BIJAKSANA.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Prabowo Anti Cina Adalah Straw Man

20 Juni 2014   17:43 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:00 1875
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="alignnone" width="680" caption="Gambar: tribunnews.com"][/caption] Siapa yang pertama kali menuduh Prabowo anti Cina dan anti Kristen? Parcayalah! Anda mustahil menemukan orangnya sampai kuda gigit jari. Kenapa demikian? Karena Prabowo Anti Cina adalah Straw Man alias manusia jerami. Salah satu jurus perang Tiongkok kuno yang paling populer adalah chújūn 刍军 (pasukan jerami). Prajurit membuat tentara dari jerami (chúzú 刍卒) agar musuh menyangka pasukannya banyak sekali. Para pendekar kampungan Tiongkok kuno membayar preman untuk menyerangnya lalu dihajarnya tunggang langgang. Para preman Tiongkok kuno membayar seseorang untuk menyamar sebagai pendekar terkenal yang lalu tunggang langgang mereka hajar. Sejak tahun 1998 Prabowo hanya menyandang dua tuduhan dari Komnas Ham yaitu: 1.    Dalang penculikan aktivis 2.    Dalang kerusuhan Mei 1998 Dan Komnas Ham punya bukti-bukti tuduhanya itu sebabnya menuntut Presiden membentuk Pengadilan Ham Adhoc. Di samping itu, Prabowo sudah berkali-kali mengaku dirinyalah dalang penculikan aktivis dan membela diri bahwa dia melakukannya untuk menjaga tumpah darah Indonesia. Prabowo: Di situ saya merasa agak dicurangi dan diperlakukan tidak adil. Mengamankan enam orang ini kan suatu keberhasilan. Wong orang mau melakukan aksi pengeboman, kita mencegahnya. Mereka merakit 40 bom. Kita mendapatkan 18, ada 22 bom yang masih beredar di masyarakat. Katanya yang 22 itu sudah dibawa ke Banyuwangi. Bom yang meledak di rusun Tanah Tinggi dan di Demak, Jawa Tengah itu kan karena anak-anak itu, para aktivis, nggak begitu ahli merakit bom. Jadi, kurang hati-hati, salah sentuh, meledak. Di Kopassus pun tidak sembarang orang bisa merakit bom. Tidak semua orang bisa. Ini ada spesialisasinya. Saya tidak bisa bikin bom. Jadi kita ini mencegah peledakan bom di tempat-tempat strategis dan pembakaran terminal. Kita harusnya dapat ucapan terima kasih karena melindungi hak asasi masyarakat yang terancam peledakan itu. Soal tiga orang, memang kesalahan. Saya minta maaf pada Haryanto Taslam dan yang lain. Tapi dia juga akhirnya terima kasih. Untung yang menangkap saya. Kan hidup semua. Saya mau bertemu mereka. Tersebut di atas adalah pangakuan Prabowo, “Untung yang menangkap saya,” dan  pembelaan Prabowo yang disampaikan ke wartawan majalah Panji yang dimuat dalam rubrik Wawancara Khas Majalah PANJI No. 28/III, 27 Oktober 1999. Sampai hari ini ke 6 orang yang dituduh teroris oleh Prabowo tidak pernah dibawa ke pengadilan apalagi divonis teroris atau melakukan kekerasan kepada masyarakat. Itu sebabnya alih-alih digelari pahlawan oleh Mahkamah Militer, semua anggota Satgas Mawar justru dijatuhi hukuman. Wayangnya sudah dihukum, kapan giliran dalangnya, ya? Sampai hari ini Komnas Ham tidak pernah menuduh Prabowo mengkudeta Presiden, juga tidak pernah menuduhnya anti Cina apalagi anti Kristen. Sesungguhnya, sejak tahun 1998 sampai hari ini tidak ada yang menuduh Prabowo mengkudeta Presiden, anti cina dan anti Kristen. Bila demikian, kenapa sejak tahun 1998 Prabowo getol sekali membuktikan dirinya tidak pernah mengkudeta presiden Soeharto dan Habibie juga tidak anti cina apalagi anti Kristen? Karena Prabowo sedang menggelar jurus straw man alias prajurit jerami. Prabowo sengaja berlagak dirinya dituduh mengkudeta presiden dan anti cina serta anti Kristen dengan harapan setelah membuktikan dirinya tidak mengkudeta presiden dan tidak anti cina serta tidak anti Kristen maka masyarakat pun percaya ketika Prabowo menyatakan tuduhan Prabowo dalang penculikan aktivis dan dalang kerusuhan Mei 98 adalah kampanye hitam untuk menjegal pencapresannya. Kerabatku sekalian, berapa banyak orang Tionghoa yang mendukung Prabowo dan menganggap tuduhan Prabowo dalang penculikan aktivis dan dalang kerusuhan Mei 98 adalah kampanye hitam karena Prabowo berhasil membuktikan dirinya tidak mengkudeta presiden dan bukan anti cina juga bukan anti Kristen? Banyak sekali! Handai taulanku sekalian, berapa banyak pendeta dan orang Kristen yang mendukung Prabowo dan menganggap tuduhan Prabowo dalang penculikan aktivis dan dalang kerusuhan Mei 98 adalah kampanye hitam karena Prabowo berhasil membuktikan dirinya tidak mengkudeta presiden dan bukan anti cina juga bukan anti Kristen? Banyak sekali! Jadi, kerabatku sekalian, pendeta-pendeta Kristen dan orang Kristen yang mulia serta orang-orang Tionghoa yang terhormat, Prabowo memang tidak pernah mengkudeta presiden, tidak anti cina apalagi anti Kristen namun dia sudah mengaku dengan gagah perkasa bahwa dirinya memang dalang penculikan aktivis, “Untung yang menangkap saya,”.  Di samping itu, Dewan Kehormatan Perwira sudah menyatakan bahwa Prabowo memang dalang penculikan aktivis tahun 1997-1998. Kalau bukan dalang kerusuhan Mei 1998, kenapa Prabowo selalu menolak panggilan Komnas Ham? Dan lagi, sejak lama Komnas HAM menuntut presiden membentuk Pengadilan Ham Adhoc untuk mengadili Prabowo.  Tanpa bukti-bukti yang kuat, menyeret Prabowo ke Pengadilan Ham Adhoc hanya akan menjadikannya pahlawan. Kalau bukan dalang kerusuhan Mei 1998 kenapa Prabowo takut diadili sehingga dalam manifesto Gerindra menyatakan, "Adanya Pengadilan HAM merupakan sesuatu yang overbodig (berlebihan)"? Satu hal lagi, Prabowo dicopot dari jabatan Pangkostrad karena mengudeta Panglima ABRI dengan menggerakkan pasukan Kostrad tanpa perintah Panglima ABRI untuk gentayangan di Jakarta. Kivlan Zen sudah bersaksi tentang Prabowo melanggar perintah Mabes ABRI dengan menggerakkan pasukan Kostrad dari Jawa dan Makasar ke Jakarta atas biaya sendiri. Itulah bukti Pangkostrad Prabowo mengudeta Panglima ABRI. Prajurit sejati membersihkan diri dulu baru berjuang menjadi panglima tertinggi. Prajurit jadi-jadian berjuang untuk menjadi panglima tertinggi untuk membersihkan diri. Jangan dibutakan oleh prajurit jerami sehingga menyangka Prabowo dewa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun